Friday, July 31, 2020

Membandingkan Teks Iklan.

Iklan banyak ditemukan di aneka macam media. Iklan merupakan bentuk pemakaian bahasa yang digunakan sedemikian rupa sehingga pesan yang dikandungnya sanggup diterima oleh masyarakat kemudian masyarakat tersebut mengatakan umpan balik yang berupa laba bagi perusahaan pengiklan. Iklan sanggup menjangkau hampir semua lapisan masyarakat. Keberhasilan sebuah iklan sangat bergantung pada kemahiran seseorang dalam memakai bahasa. Struktur teks iklan tidak selalu berurutan sperti struktur teks lainnya, alasannya ialah pembuatan iklan melibatkan kreativitas pembuatnya semoga sanggup menjadi daya tarik khalayak, sehingga strukturnya pun tidak teratur dan kaku.

Iklan itu sendiri merupakan suatu simbol yang divisualisasikan melalui aneka macam aspek tanda komunikasi dan tersusun dalam struktur teks iklan. Tanda-tanda yang terdapat dalam suatu struktur teks iklan merupakan satu kesatuan sistem tanda yang terdiri dari gejala mulut dan non mulut berupa kata-kata, warna ataupun gambar serta mempunyai makna tertentu yang diubahsuaikan dengan kepentingan produk yang akan dipasarkan atau yang akan diinformasikan. efek iklan sangatlah besar dari mengenalkan, menggambarkan dan menginformasikan suatu produk.

Proses penyampaian pesan oleh pengirim pesan kepada akseptor pesan disebut komunikasi. Komunikasi merupakan bab penting dalam iklan. Pesan komunikasi terdiri atas isi dan lambang. Adanya komunikasi antara penulis pesan dengan masyarakat pembaca menciptakan produsen memanfaatkan iklan sebagai tanda (sarana) untuk memperlihatkan produk-produknya. Tanda secara terperinci mensugesti bagaimana proses komunikasi tercipta. Tanda yang diisyaratkan oleh produsen kepada konsumen untuk dicermati, dipertimbangkan, yang kemudian dijadikan materi pertimbangan menciptakan suatu keputusan untuk membeli atau tidak sesuatu produk merupakan inti dari iklan.

Setelah memahami isi teks iklan dari aneka macam bentuk iklan, kiprah kalian selanjutnya membandingkan teks iklan yang satu dengan teks iklan yang lain. Perhatikan teks iklan ini dengan teliti. Setelah itu, kerjakanlah dengan mengikuti petunjuk yang diberikan pada setiap nomor. Tidak semua iklan mempunyai struktur yang sama.
 Iklan banyak ditemukan di aneka macam media Membandingkan Teks Iklan.
Iklan Semen Tiga Roda
Struktur TeksTeks
OrientasiAku sih percaya....tapi sama Semen Tiga Roda
Tubuh iklanBagusnya yang Terpercaya. Bagusnya Semen Tiga Roda
JustifikasiSemen Tiga Roda Kokoh Terpercaya

Iklan Oli Pertamina
Struktur TeksTeks
OrientasiMengenal Ciri Pelumas Pertama yang Baru dan Asli
Tubuh iklanLima digit pertama merupakan Batch Belnding
Dua nomor berikutnya merupakan tahun produksi
Nomor terakhir merupakan lokasi di mana di produksi (1, 2, dan 3 di Jakarta, 4 di Cilacap, 5 di Surabaya)
JustifikasiContact Pertamina : 500 000 (tanpa kode area)
HP. 6221 79173000
SMS : 6221 7813 3000
E-mail : pcc@pertamina.com

Iklan Earth Hour
Menjelang selesai Maret setiap tahun, EARTH HOUR yang merupakan kampanye inisiasi publik, menyatukan masyarakat dari seluruh dunia untuk merayakan kesepakatan gaya hidup irit energi dengan cara mematikan lampu dan alat elektronik yang sedang tidak digunakan selama 1  jam. Kampanye Mematikan Lampu selama 1 jam sebagai agresi awal untuk irit energi dalam rangka menyelamatkan bumi. pada Sabtu 27 Maret 2010, pukul 20.30-21.30 waktu setempat.

Logo EARTH HOUR '60+' memperlihatkan 60 menit mematikan lampu di Earth Hour sebagai awal AKSI gaya hidup irit energi.Tanda '+' memperlihatkan kesepakatan untuk bersama-sama mulai melaksanakan gaya hidup irit energi.

Earth Hour ialah AKSI sukarela mematikan minimal 2 lampu dan peralatan elektronik yang tidak sedang digunakan di setiap rumah. Komputer, lampu hias, lampu untuk iklan, televisi, meja lampu, dan masih banyak lagi lampu dan peralatan elektronik yang secara normal tidak membahayakan keselamatan dan keamanan. Pada tahun 2007, WWF merupakan salah satu inisiator Earth Hour di Sydney yang kemudian pada tahun-tahun berikutnya turut serta dalam kampanye Earth Hour dengan membuatkan kampanye ini di lebih dari 70 negara jaringan WWF di seluruh dunia.

Target utama kampanye Earth Hour Indonesia, yaitu :
  1. Untuk melanjutkan sasaran efisiensi energi dan perubahan gaya hidup di kota-kota besar di dunia dengan konsumsi listrik tinggi,
  2. Berusaha mengaitkannya dengan potensi sumber energi gres terbarukan yang lebih higienis dan berdampak minimal pada lingkungan
  3. Mengangkat dan memancing semangat kepemimpinan pemerintahan dan korporasi untuk secara signifikan melaksanakan efisiensi energi dan penggunaan sumber energi gres terbarukan sebagai bab dari kebijakan mereka.

Etika Pariwara Indonesia
Etika Pariwara Indonesia (EPI) yang disepakati Organisasi Periklanan dan Media Massa, 2005). Berikut ini kutipan beberapa adat periklanan yang terdapat dalam kitab EPI dari segi bahasa.
  1. Iklan harus disajikan dalam bahasa yang sanggup dipahami oleh khalayak sasarannya, dan tidak memakai persandian (enkripsi) yang sanggup menjadikan penafsiran selain dari yang dimaksudkan oleh perancang pesan iklan tersebut. (b) Tidak boleh memakai kata-kata superlatif ibarat “paling”, “nomor satu”, ”top”, atau kata-kata berawalan “ter“. (c) Penggunaan kata ”100%”, ”murni”, ”asli” untuk menyatakan sesuatu kandungan harus sanggup dibuktikan dengan pernyataan tertulis dari otoritas terkait atau sumber yang otentik. (d) Penggunaan kata ”halal” dalam iklan hanya sanggup dilakukan oleh produk-produk yang sudah memperoleh akta resmi dari Majelis Ulama Indonesia, atau forum yang berwenang.
  2. Penggunaan Kata ”Satu-satunya”: Iklan dihentikan memakai kata-kata “satusatunya” atau yang bermakna sama, tanpa secara khas menyebutkan dalam hal apa produk tersebut menjadi yang satu-satunya dan hal tersebut harus sanggup dibuktikan dan dipertanggungjawabkan.
  3. Pemakaian Kata “Gratis”: Kata “gratis” atau kata lain yang bermakna sama dihentikan dicantumkan dalam iklan, bila ternyata konsumen harus membayar biaya lain. Biaya pengiriman yang dikenakan kepada konsumen juga harus dicantumkan dengan jelas.

Iklan harus disajikan dalam bahasa yang sanggup dipahami oleh khalayak sasarannya. Iklan dihentikan memakai kata-kata superlatif ibarat “paling”, “nomor satu”, ”top”, atau kata-kata berawalan “ter“, dan atau yang bermakna sama, tanpa secara khas menjelaskan keunggulan tersebut yang harus sanggup dibuktikan dengan pernyataan tertulis dari otoritas terkait atau sumber yang otentik. Contoh iklan yang masih memakai kata-kata superlatif ibarat itu, misalnya Iklan Kartu Perdana XL Produk Terbaik! Pilih Data Card Mana Saja, Gratis! Internet up to 3 Bulan XL 3G-HSDPA”.

Kalian niscaya sering menjumpai iklan yang menyertakan label halal dalam kemasan produknya. Pada dasarnya, penggunaan kata ”halal” dalam iklan hanya sanggup dilakukan oleh produk-produk yang sudah memperoleh akta resmi dari Majelis Ulama Indonesia, atau forum yang berwenang. pencantuman logo halal pada produk yang telah terdaftar halal pada forum yang diakui, yang kita kenal kini dengan Sertifikat Halal LPPOM MUI. Dengan demikian, setiap produk yang ingin menerima akta halal, mereka harus mengikuti proses berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh forum tersebut. Selanjutnya forum ini mempunyai auditor untuk melaksanakan audit halal, dari para mahir yang dipilih melalui proses seleksi kompetensi, kualitas dan integritas, sebelum mereka ditugaskan. Label halal terdapat pada produk masakan dan minuman, minyak, lemak dan produk olahannya, rempah dan bumbu, penyedap rasa, pemanis, materi tambahan, protein dan mineral, jamu, obat-obatan, kosmetik, suplemen.

Seringkali ditemukan iklan yang memakai kata-kata “satu-satunya”. Pada prinsipnya, iklan dihentikan memakai kata-kata “satu-satunya” atau yang bermakna sama, tanpa secara khas menyebutkan dalam hal apa produk tersebut menjadi yang satu-satunya dan hal tersebut harus sanggup dibuktikan dan dipertanggungjawabkan. Salah satu iklan yang masih memakai kata-kata “satu-satunya” dalam produknya adalah. Iklan televisi Dettol. Dengan menyatakan diri sebagai produk yang paling baik itulah yang dianggap bermakna sama dengan kata ”satu-satunya”. Pada bab selesai iklan ini, voice over pada iklan mengujarkan Dettol ”100% melindungi”.

Pernahkah melihat atau membaca iklan yang mencantumkan kata “gratis”? Penggunaan kata “gratis” atau kata lain yang bermakna sama tolong-menolong dihentikan dicantumkan dalam iklan, bila ternyata konsumen harus membayar biaya lain. Beberapa iklan yang memakai kata tersebut namun ternyata pelanggan harus membayar biaya lain contohnya ialah Iklan Kartu Perdana IM3 “Pake sekalee Gratis sampe Ribuan kalee!”. Kata-kata ini mungkin sanggup menarik perhatian dan minat konsumen. Akan tetapi, seharusnya sanggup memakai kata-kata yang lebih sempurna sehingga tidak menjadikan salah persepsi khalayak yang menjadi sasaran pasarnya. Misalnya kalau ada biaya tambahan yang dikenakan kepada konsumen. Maka juga harus dicantumkan dengan terperinci berapa biaya tambahan tersebut.

Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan

Nusantara merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan wilayah kepulauan yang membentang dari Sumatera hingga Papua. Pusat-pusat integrasi Nusantara berlangsung melalui penguasaan laut. Pusat-pusat integrasi itu berubah menjadi pertumbuhan jalur perdagangan yang melewati lokasi-lokasi strategis di pinggir pantai, dan kemampuan mengendalikan (kontrol) politik dan militer para penguasa tradisional (raja-raja) dalam menguasai jalur utama dan pusat-pusat perdagangan di Nusantara. Nusantara merupakan salah satu sentra dan jalur perdagangan yang mempunyai tugas penting, terutama Selat Malaka yang merupakan jalur penting dalam pelayaran dan perdagangan. Jalur ini merupakan pintu gerbang pelayaran yang dikenal dengan nama Jalur Sutra. Dinamakan Jalur Sutra alasannya yaitu komoditas kain sutra yang dibawa dari Cina untuk diperdagangkan ke banyak sekali wilayah lain.

Jika pada masa praaksara hegemoni budaya secara umum dikuasai tiba dari pendukung budaya Austronesia di Asia Tenggara Dartan. Pada masa perkembangan Hindu-Buddha di Nusantara terdapat dua kekuatan peradaban besar, yaitu Cina di utara dan India di bab barat daya. Keduanya merupakan dua kekuatan yang mempunyai imbas amat besar terhadap penduduk di Kepulauan Indonesia. Peralihan rute perdagangan dunia ini telah membawa berkah tersendiri bagi masyarakat dan suku bangsa di Nusantara.

Selat Malaka menjadi penting sebagai pintu gerbang yang menghubungkan antara pedagang-pedagang Cina dan pedagang-pedagang India. Selat itu merupakan jalan laut yang menghubungkan Arab dan India di sebelah barat laut Nusantara, dan dengan Cina di sebelah timur laut Nusantara. Ramainya rute pelayaran ini mendorong timbulnya bandar-bandar penting di sekitar jalur, antara lain Samudra Pasai, Malaka, dan Kota Cina (Sumatra Utara sekarang).

Kehidupan penduduk di sepanjang Selat Malaka menjadi lebih sejahtera oleh proses integrasi perdagangan dunia. Mereka menjadi lebih terbuka secara sosial ekonomi untuk menjalin korelasi niaga dengan pedagang-pedagang absurd yang melewati jalur itu. Kebudayaan India dan Cina ketika itu terperinci sangat besar lengan berkuasa terhadap masyarakat di sekitar Selat Malaka. Bahkan hingga dikala ini imbas budaya terutama India masih sanggup kita jumpai pada masyarakat sekitar Selat Malaka.

Selama masa Hindu-Buddha kepulauan Indonesia juga berkembang pesat terutama alasannya yaitu terhubung oleh jaringan Laut Jawa hingga Kepulauan Maluku. Mereka secara tidak eksklusif juga terintegrasikan dengan jaringan ekonomi dunia yang berpusat di sekitar Selat Malaka, dan sebagian di pantai barat Sumatra menyerupai Barus. Komoditas penting yang menjadi barang perdagangan pada dikala itu yaitu rempah-rempah, menyerupai kayu manis, cengkih, dan pala.

Pertumbuhan jaringan dagang internasional dan antarpulau telah melahirkan kekuatan politik gres di Nusantara. Peta politik di Jawa dan Sumatra masa ke-7, menyerupai ditunjukkan oleh D.G.E. Hall, bersumber dari catatan pengunjung Cina yang tiba ke Sumatra. Dua negara di Sumatra disebutkan, Mo-lo-yeu (Melayu) di pantai timur, tepatnya di Jambi kini di muara Sungai Batanghari. Agak ke selatan dari itu terdapat Che-li-fo-che, pengucapan cara Cina untuk kata bahasa sanskerta, Sriwijaya. Di Jawa terdapat tiga kerajaan utama, yaitu di ujung barat Jawa, terdapat Tarumanegara, dengan rajanya yang terkemuka Purnawarman, di Jawa bab tengah ada Ho-ling (Kalingga), dan di Jawa bab timur ada Singhasari dan Majapahit.

Selama periode Hindhu-Buddha, kekuatan besar Nusantara yang mempunyai kekuatan integrasi secara politik, sejauh ini dihubungkan dengan kebesaran Kerajaan Sriwijaya, Singhasari, dan Majapahit. Kekuatan integrasi secara politik di sini maksudnya yaitu kemampuan kerajaan-kerajaan tradisional tersebut dalam menguasai wilayah-wilayah yang luas di Nusantara di bawah kontrol politik secara longgar dan menempatkan wilayah kekuasaannya itu sebagai kesatuan-kesatuan politik di bawah pengawasan dari kerajaan-kerajaan tersebut. Dengan demikian pengintegrasian antarpulau secara lambat laun mulai terbentuk.

Kekuasaan mereka bisa mengontrol sejumlah wilayah Nusantara melalui banyak sekali bentuk media. Selain dengan kekuatan dagang, politik, juga kekuatan budayanya, termasuk bahasa. Interelasi antara aspek-aspek kekuatan tersebut yang menciptakan mereka berhasil mengintegrasikan Nusantara dalam pelukan kekuasaannya. Kerajaan-kerajaan tersebut berubah menjadi kerajaan besar yang menjadi representasi pusat-pusat kekuasaan yang kuat dan mengontrol kerajaan-kerajaan yang lebih kecil di Nusantara.

Hubungan sentra dan daerah hanya sanggup berlangsung dalam bentuk korelasi hak dan kewajiban yang saling menguntungkan (mutual benefit). Keuntungan yang diperoleh dari sentra kekuasaan antara lain, berupa legalisasi simbolik menyerupai kesetiaan dan pembayaran upeti berupa barang-barang yang digunakan untuk kepentingan kerajaan, serta barang-barang yang sanggup diperdagangkan dalam jaringan perdagangan internasional. Sebaliknya kerajaan-kerajaan kecil memperoleh sumbangan dan rasa aman, sekaligus pujian atas korelasi tersebut.

Jika sentra kekuasaan sudah tidak mempunyai kemampuan dalam mengontrol dan melindungi daerah bawahannya, maka sering terjadi pembangkangan dan semenjak itu kerajaan besar terancam disintegrasi. Kerajaan-kerajaan kecil kemudian melepaskan diri dari ikatan politik dengan kerajaan-kerajaan besar usang dan beralih loyalitasnya dengan kerajaan lain yang mempunyai kemampuan mengontrol dan lebih bisa melindungi kepentingan mereka. Secara keseluruhan proses integrasi yang lambat laun itu kian mantap dan kuat, sehingga kian mengukuhkan Nusantara sebagai negeri kepulauan yang dipersatukan oleh kekuatan politik dan perdagangan.

Kekuatan besar Nusantara yang mempunyai kekuatan integrasi secara politik selalu dihubungkan dengan kebesaran Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Kekuatan integrasi secara politik di sini maksudnya yaitu kemampuan kerajaan-kerajaan tersebut dalam menguasai wilayah-wilayah yang luas di Nusantara di bawah kontrol publik di bawah pengawasan dari kerajaan-kerajaan tersebut. Dengan demikian, pengintegrasian antar pulau secara lambat laun mulai terbentuk.

Peta jaringan perdagangan pada masa Sriwijaya
 Nusantara merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan wilayah kepulauan yang membe Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan
Peta jaringan perdagangan Majapahit
 Nusantara merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan wilayah kepulauan yang membe Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan
Komoditas apa yang menarik bagi kaum pedagang untuk mendatangi pelabuhan yang ada di Kepulauan Indonesia? Bandingkan dengan perdagangan dikala ini, komoditas apakah yang diminati dalam perdagangan internasional? Komoditas penting yang menarik bagi kaum pedagang ialah rempah-rempah, menyerupai kayu manis, cengkih dan pala. Hal ini yang menciptakan kaum pedagang berdatangan ke pelabuhan-pelabuhan yang ada di Kepulauan Indonesia. Sedangkan pada masa kini, komoditas yang menarik bagi para pedagang dari luar negeri untuk mendatangi pelabuhan di Indonesia ialah komoditas kelapa sawit yang ada dan dibududayakan di Pekanbaru, Riau. Selain kelapa sawit, yang menjadi komoditas penting bagi Indonesia ialah kakao.

Carilah pelabuhan yang terdekat dengan kota yang ada di sekitar daerah tempat tinggalmu. Bagaimanakah berdasarkan pendapatmu perihal pelabuhan itu? Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi), pelabuhan ini menghubungkan antara Pulau Jawa dan Pulau Bali. Akses melalui pelabuhan ini merupakan jalan utama untuk menuju Pulau Bali. Pelabuhan ini sangat ramai terutama pada hari-hari besar, menyerupai hari-hari menjelang Lebaran. Selain terdapat kapal yang mengangkut orang sebagai transportasi penghubung Pulau Jawa - Bali, di pelabuhan ini juga terdapat kapal tongkang yang digunakan untuk mengangkut komoditas minyak bumi dari Pulau Jawa ke Pulau Bali.

Peran Laut Masa Hindu-Budha dan Masa Kini
Pada pembahasan ini kita telah membahas perihal tugas laut pada masa Hindu-Buddha. Laut berperan sebagai media transportasi utama perdagangan dunia pada masa Hindu-Buddha, masyarakat di zaman Hindu-Budha tidak hanya berdagang, namun juga mengembangkan agama Hindu dan Buddha di Indonesia. Laut berfungsi sebagai jalur kemudian lintas pelayaran dan perdagangan antar wilayah di Indonesia pada zaman tersebut dan negara-negara lain di dunia menyerupai India, Cina (Tiongkok) dan lain-lain. Peran laut bagi Negara Indonesia pada masa kini, antara lain sebagai berikut:
  1. Sarana Transportasi. Laut bagi bangsa Indonesia bukanlah sebagai pemisah melainkan sebagai pemersatu bangsa. Melalui jalur lautlah, bangsa Indonesia bertransportasi ke luar pulau. Melalui jalur laut juga, sebagian besar keperluan bangsa Indonesia diangkut. Oleh alasannya yaitu itu, laut benar-benar menjadi sarana transportasi bagi Negara Indonesia.
  2. Peranan laut sebagai pengontrol iklim bumi. Laut mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengontrol iklim di Bumi. Karena laut memindahkan panas dari daerah ekuator menuju ke kutub. Tanpa peranan laut, maka hampir keseluruhan planet Bumi akan menjadi terlalu cuek bagi insan untuk hidup.
  3. Peran laut bagi pertahanan dan keamanan. Keberadaan laut di sebuah negara juga menjadi perlambang kekuatan sebuah negara. Indonesia dengan jumlah daerah laut yang cukup luas sejatinya menyebabkan Indonesia sebagai salah satu negara maritim yang tangguh, tentunya dengan dibarengi kekuatan sistem pertahanan dalam negeri yang baik. Laut Indonesia selain luas juga mempunyai kekayaan yang luar biasa.
  4. Sumber Pangan. Laut Indonesia juga berfungsi sebagai sumber pangan terutama protein hewani dalam bentuk ikan dan hasil laut lainnya. Bangsa Indonesia bisa mengekspor ikan dan hasil-hasil laut lainnya ke mancanegara. Indonesia juga berhasil dalam mengembangkan perjuangan perikanan, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun untuk tujuan ekspor.
  5. Pertambangan. Laut juga termasuk wilayah pertambangan yang sangat potensional bagi bangsa Indonesia. Salah satu hasil tambang terpenting yang dihasilkan dari laut Indonesia ialah minyak bumi dan gas bumi yang sudah diekspor ke mancanegara.
  6. Rekreasi dan Pariwisata. Sebagai sebuah negara tropis, panorama laut Indonesia sangat luar biasa indah dan sanggup dijadikan sentra wisata laut sehingga sanggup menambah devisa negara. Contohnya saja Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara dan Wakatobi di Sulawesi Tengah.
  7. Bahan Baku Obat-Obatan. Laut juga sangat populer dengan kekayaan alam nabati maupun hewani yang sanggup digunakan untuk materi baku pembuatan obat-obatan herbal. Ekstrak dari banyak sekali jenis tumbuhan dan binatang itu sangat bermanfaat bagi badan manusia, baik untuk mengobati maupun mencegah banyak sekali macam penyakit.

Akulturasi Kebudayaan Nusantara Dan Hindu-Buddha

Masyarakat Indonesia semenjak zaman dahulu telah mempunyai kebudayaan sendiri, selama ini dipahami yaitu proses masuknya budaya Hindu dan Buddha tak lepas dari acara perdagangan yang terjadi di Tanah Air. Melalui perdagangan terjadilah akulturasi budaya. Akulturasi kebudayaan yaitu suatu proses percampuran antara unsur-unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain, sehingga membentuk kebudayaan baru. Kebudayaan gres yang merupakan hasil percampuran itu masing-masing tidak kehilangan kepribadian/ciri khasnya. Untuk sanggup berakulturasi, masing-masing kebudayaan harus seimbang. Begitu juga untuk kebudayaan Hindu-Buddha dari India dengan kebudayaan Indonesia asli.

Kebudayaan Hindu dan Buddha pada umumnya dibawa oleh para pedagang yang berasal dari India. Akibat interaksi antara pedagang dan penduduk pribumi, maka terjadilah akulturasi kebudayaan Hindu dan Buddha dengan kebudayaan orisinil nenek moyang kita. Namun, bukan berarti kebudayaan abnormal tersebut diterima begitu saja oleh masyarakat Indonesia waktu itu, setiap budaya yang masuk mengalami proses adaptasi dengan budaya orisinil di Nusantara. Bentuk akulturasi budaya Hindu-Buddha yaitu dalam bentuk seni bangunan, seni rupa dan seni ukir, seni pertunjukkan, seni sastra dan aksara, sistem kepercayaan, dan sistem pemerintahan. Contoh hasil akulturasi antara kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan Indonesia orisinil sebagai berikut.

1. Seni Bangunan
Bentuk-bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya merupakan bentuk akulturasi antara unsur-unsur budaya Hindu-Buddha dengan unsur budaya Indonesia asli. Bangunan yang megah, patung-patung perwujudan tuhan atau Buddha, serta bagian-bagian candi dan stupa yaitu unsur-unsur dari India. Bentuk candi-candi di Indonesia pada hakikatnya yaitu punden berundak yang merupakan unsur Indonesia asli. Candi Borobudur merupakan salah satu pola dari bentuk akulturasi tersebut.

Candi Budha di India hanya berbentuk stupa, sedangkan di Indonesia stupa merupakan ciri khas atap candi-candi yang bersifat agama Budha. Dengan demikian seni bangunan candi di Indonesia mempunyai kekhasan tersendiri lantaran Indonesia hanya mengambil pada dasarnya saja dari unsur budaya India sebagai dasar ciptaannya dan kesannya tetap sesuatu yang bercorak Indonesia.

2. Seni Rupa dan Seni Ukir
Masuknya dampak India dalam bidang seni sanggup dilihat pada relief atau seni ukir yang dipahatkan pada penggalan dinding-dinding candi. Misalnya, relief yang dipahatkan pada dinding-dinding pagar langkan di Candi Borobudur yang berupa pahatan riwayat Sang Buddha. Di sekitar Sang Buddha terdapat lingkungan alam Indonesia menyerupai rumah panggung dan burung merpati. Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga mengambil kisah orisinil ceritera tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh relief tersebut yaitu suasana kehidupan orisinil keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia. Dengan demikian Indonesia tidak mendapatkan begitu saja budaya India, tetapi selalu berusaha menyesuaikan dengan keadaan dan suasana di Indonesia.
 Masyarakat Indonesia semenjak zaman dahulu telah mempunyai kebudayaan sendiri Akulturasi Kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha
Pada relief kala makara pada candi dibentuk sangat indah. Hiasan relief kala makara, dasarnya yaitu motif hewan dan tumbuh-tumbuhan. Hal semacam ini sudah dikenal semenjak masa sebelum Hindu. Binatang-binatang itu dipandang suci, maka sering diabadikan dengan cara di lukis.

3. Seni Pertunjukan
Menurut JLA Brandes, gamelan merupakan satu diantara seni pertunjukan orisinil yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebelum masuknya unsur-unsur budaya India. Selama waktu beraba-dabad gamelan juga mengalami perkembangan dengan masuknya unsur-unsur budaya gres baik dalam bentuk maupun kualitasnya. Gambaran mengenai bentuk gamelan Jawa kuno masa Majapahit sanggup dilihat pada beberapa sumber, antara lain prasasti dan kitab kesusastraan. Macam-macam gamelan sanggup dikelompokkan dalam chordaphones, aerophones, membranophones, tidophones, dan xylophones.

4. Seni Sastra dan Aksara
Pengaruh India membawa perkembangan seni sastra di Indonesia. Seni sastra waktu itu ada yang berbentuk prosa dan ada yang berbentuk tembang (puisi). Berdasarkan isinya, kesusastraan sanggup dikelompokkan menjadi tiga, yaitu tutur (pitutur kitab keagamaan), kitab hukum, dan wiracarita (kepahlawanan). Bentuk wiracarita ternyata sangat populer di Indonesia, terutama kitab Ramayana dan Mahabarata. Kemudian timbul wiracarita hasil gubahan dari para pujangga Indonesia. Misalnya, Baratayuda yang digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Juga munculnya cerita-cerita Carangan. Sastra yang berkembang di Indonesia tidak sama persis menyerupai aslinya dari India lantaran sudah disadur kembali oleh pujangga-pujangga Indonesia, ke dalam bahasa Jawa kuno. 

Perkembangan seni sastra yang sangat cepat didukung oleh penggunaan huruf pallawa, contohnya dalam karya-karya sastra Jawa Kuno. Pada prasasti-prasasti yang ditemukan terdapat unsur India dengan unsur budaya Indonesia. Misalnya, ada prasasti dengan huruf Nagari (India) dan huruf Bali Kuno (Indonesia).

Berkembangnya karya sastra terutama yang bersumber dari Mahabarata dan Ramayana, melahirkan seni pertunjukan wayang kulit (wayang purwa). Wujud akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat dari pengambilan lakon ceritera dari kisah Ramayana maupun Mahabarata yang berasal dari budaya India, tetapi tidak sama persis dengan aslinya lantaran sudah mengalami perubahan. Bentuk dan ragam hias wayang, muncul pula tokoh-tokoh pewayangan yang khas Indonesia. Misalnya tokoh-tokoh punakawan menyerupai Semar, Gareng, dan Petruk. Tokoh-tokoh ini tidak ditemukan di India. 

Perubahan juga terletak dari karakter atau sikap tokoh-tokoh ceritera contohnya dalam kisah Mahabarata keberadaan tokoh Durna, dalam dongeng aslinya Dorna yaitu seorang maha guru bagi Pendawa dan Kurawa dan berperilaku baik, tetapi dalam lakon di Indonesia Durna yaitu tokoh yang berperangai jelek suka menghasut.

5. Sistem Kepercayaan
Sejak masa praaksara, di Kepulauan Indonesia waktu itu sudah mengenal simbol-simbol yang bermakna filosofis. Mereka juga sudah percaya adanya kehidupan sehabis mati, yakni adanya roh halus. Oleh lantaran itu, roh nenek moyang dipuja oleh orang yang masih hidup (animisme). Setelah masuknya dampak India kepercayaan terhadap roh halus tidak punah. Misalnya sanggup dilihat pada fungsi candi, yaitu dimanfaatkan sebagai tempat pemujaan atau untuk menyimpan bubuk mayat raja yang telah meninggal. Itulah sebabnya peripih tempat penyimpanan bubuk mayat raja didirikan patung raja dalam bentuk menyerupai tuhan yang dipujanya. Ini terang merupakan perpaduan antara fungsi candi di India dengan tradisi pemakaman dan pemujaan roh nenek moyang di Indonesia.

Agama Hindu-Budha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu-Budha yang dianut oleh masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan tersebut contohnya sanggup dilihat dalam upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu atau Budha yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India.

Bentuk bangunan lingga dan yoni juga merupakan tempat pemujaan terutama bagi orang-orang Hindu penganut Syiwaisme. Lingga yaitu lambang Dewa Syiwa. Secara filosofis lingga dan yoni yaitu lambang kesuburan dan lambang kemakmuran. Lingga lambang pria dan yoni lambang perempuan.

6. Sistem Pemerintahan
Pada masa sebelum masuknya Hindu-Budha masyarakat Nusantara, mengenal adanya sistem pemerintahan secara sederhana. Pemerintahan tersebut yaitu pemerintahan di suatu desa atau kawasan tertentu. Rakyat mengangkat seorang pemimpin atau semacam kepala suku. Orang yang dipilih sebagai pemimpin biasanya orang yang sudah bau tanah (senior), arif, sanggup membimbing, mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu termasuk dalam bidang ekonomi, berwibawa, serta mempunyai semacam kekuatan mistik (kesaktian). Setelah dampak India masuk, maka pemimpin tadi diubah menjadi raja dan daerahnya disebut kerajaan. Hal ini secara terang terjadi di Kutai.

Salah satu bukti akulturasi dalam bidang pemerintahan, contohnya seorang raja harus berwibawa dan dipandang bila sang raja mempunyai kekuatan mistik menyerupai pada pemimpin masa sebelum Hindu-Buddha. Karena raja mempunyai kekuatan gaib, maka oleh rakyat raja dipandang bersahabat dengan dewa. Raja kemudian disembah, dan jikalau sudah meninggal, rohnya dipuja-puja.

7. Arsitektur
Dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan dimana bentuk dasar bangunan candi di Indonesia yaitu punden berundak-undak,yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka.

Secara keseluruhan candi menggambarkan hubungan makrokosmos atau alam semesta yang dibagi menjadi tiga, yaitu alam bawah tempat insan yang masih mempunyai nafsu, alam antara tempat insan telah meninggalkan keduniawian dan dalam keadaan suci menemui Tuhannya, dan alam atas tempatdewa-dewa.

Kesimpulan
Kebudayaan Hindu-Budha yang masuk di Indonesia tidak diterima begitu saja melainkan melalui proses pengolahan dan adaptasi dengan kondisi kehidupan masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan unsur-unsur asli. Hal ini disebabkan karena:
  1. Masyarakat Indonesia telah mempunyai dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi sehingga masuknya kebudayaan abnormal ke Indonesia menambah perbendaharaan kebudayaan Indonesia yang telah ada sebelumnya.
  2. Kecakapan istimewa yang dimiliki bangsa Indonesia atau local genius merupakan kecakapan suatu bangsa untuk mendapatkan unsur-unsur kebudayaan abnormal dan mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

Pengaruh kebudayaan Hindu hanya bersifat melengkapi kebudayaan yang telah ada di Indonesia. Perpaduan budaya Hindu-Budha melahirkan akulturasi yang masih terpelihara hingga sekarang. Akulturasi tersebut merupakan hasil dari proses pengolahan kebudayaan abnormal sesuai dengan kebudayaan Indonesia.

Kedatangan Islam Ke Nusantara

Masuknya Islam ke Nusantara yang kemudian melahirkan sebuah interaksi antara anutan Islam dengan penduduk Nusantara. Wujud dari keberlangsungan interaksi yang hingga kini masih terlihat ialah banyaknya umat Muslim Indonesia yang menjalankan ibadah haji dan umrah. Di samping itu tidak sedikit para ulama dari Timur Tengah yang berkunjung ke Indonesia dalam rangka berdakwah. Bagi umat Islam di Indonesia, aneka macam bentuk interaksi tersebut akan semakin memantapkan keimanan dan ketakwaan terhadap anutan agamanya. Perkembangan Islam di Nusantara tidak pernah terlepas dari dinamika Islam di kawasan-kawasan lain. Peradaban Islam Nusantara juga menampilkan ciri-ciri dan aksara yang khas, relatif berbeda dengan peradaban Islam di wilayah-wilayah perabadan Muslim lainnya, contohnya Arab, Turki, Persia, Afrika Hitam, dan Dunia Barat.

Kedatangan Islam ke Nusantara mempunyai sejarah panjang dan satu di antaranya ialah wacana interaksi anutan Islam dengan masyarakat di Nusantara yang kemudian memeluk Islam. Islam yang tiba pertama kali ialah Islam yang umumnya dibawa para guru pengembara Sufi, yang mengembara dari satu tempat ke tempat lain untuk membuatkan Islam. Islam sufistik yang dibawa para guru pengembara ini terang mempunyai kecenderungan kuat untuk lebih mendapatkan terhadap tradisi dan praktik keagamaan lokal. Bagi guruguru Sufi pengembara ini, yang paling penting ialah pengucapan dua kalimah syahadat, sesudah itu barulah memperkenalkan ketentuanketentuan aturan Islam. Terdapat aneka macam pendapat mengenai proses masuknya Islam ke Kepulauan Indonesia, terutama perihal waktu dan tempat asalnya.

1. Sarjana-sarjana Barat
Beberapa sarjana dari barat menyampaikan bahwa Islam yang masuk ke Kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar era ke-13 M atau era ke-7 H. Mereka berasumsi bahwa Gujarat terletak di India belahan barat, berdekatan dengan Laut Arab. Letaknya sangat strategis, berada di jalur perdagangan antara timur dan barat. Pedagang Arab yang bermahzab Syafi’i telah bermukim di Gujarat dan Malabar semenjak awal tahun Hijriyah (abad ke-7 M).
  • Menurut Pijnapel, yang membuatkan Islam ke Indonesia bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan para pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia Timur. 
  • C. Snouck Hurgronye, dan J.P. Moquetta (1912) mendukung pendapat Pijnapel. Argumentasi mereka didasarkan pada kerikil nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada 17 Dzulhijjah 831 H atau 1297 M di Pasai, Aceh. Menurutnya, kerikil nisan di Pasai dan makam Maulana Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, mempunyai bentuk yang sama dengan kerikil nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat. Moquetta kemudian berkesimpulan bahwa kerikil nisan tersebut diimpor dari Gujarat, atau setidaknya dibentuk oleh orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah berguru kaligrafi khas Gujarat.

2. Hoesein Djajadiningrat 
Beliau menyampaikan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia berasal Persia (Iran sekarang). Pendapatnya didasarkan pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan Indonesia. Tradisi tersebut antara lain: tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, ibarat yang berkembang dalam tradisi tabot di Pariaman di Sumatra Barat dan Bengkulu.

3. Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) 
Beliau menyampaikan bahwa Islam berasal dari tanah kelahirannya, yaitu Arab atau Mesir. Proses ini berlangsung pada abadabad pertama Hijriah atau era ke-7 M. Senada dengan pendapat Hamka, teori yang menyampaikan bahwa Islam berasal dari Mekkah dikemukakan Anthony H. Johns. Menurutnya, proses Islamisasi dilakukan oleh para musafir (kaum pengembara) yang tiba ke Kepulauan Indonesia. Kaum ini biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya dengan motivasi hanya pengembangan agama Islam.

Awal masuknya Islam di Nusantara pada pertengahan era ke-15, ibu kota Campa, Wijaya jatuh ke tangan Vietnam yang tiba dari utara. Dalam kenangan historis Jawa, Campa selalu diingat dalam kaitannya dengan Islamisasi. Dari sinilah Raden Rahmat anak seorang putri Campa dengan seorang Arab, tiba ke Majapahit untuk menemui bibinya yang telah kawin dengan raja Majapahit. Ia kemudian dikenal sebagai Sunan Ampel salah seorang wali tertua. Sunan Giri bukan saja kuat di kalangan para wali tetapi juga dikenang sebagai penyebar agama Islam di Kepulauan Indonesia belahan Timur. Raja Ternate Sultan Zainal Abidin pergi ke Giri (1495) untuk memperdalam pengetahuan agama. Tak usang sesudah kembali ke Ternate, Sultan Zainal Abidin mangkat, tetapi dia telah menimbulkan Ternate sebagai kekuatan Islam. Di belahan lain, Demak telah berhasil mengislamkan Banjarmasin. Mata rantai proses Islamisasi di Kepulauan Indonesia masih terus berlangsung. Jaringan kolektif keislaman di Kepulauan Indonesia inilah nantinya yang mempercepat proses terbentuknya nasionalisme Indonesia.

Proses Islamisasi di Indonesia berlangsung dalam waktu yang panjang bahkan masih terus berlangsung. Berikan penjelasan! Islamisasi di Kepulauan Indonesia hingga kini prosesnya masih terus berjalan. Pasai dan Malaka, ialah tempat penyebaran islam dimulai. Pengaruh Pasai kemudian diwarisi Aceh Darussalam. Sedangkan Johor tidak pernah sanggup melupakan jasa dinasti Palembang yang pernah berjaya dan mengislamkan Malaka. Demikian pula Sulu dan Mangindanao akan selalu mengingat Johor sebagai pengirim Islam ke wilayahnya. Sementara itu Minangkabau akan selalu mengingat Malaka sebagai pengirim Islam dan tak pernah melupakan Aceh sebagai peletak dasar tradisi surau di Ulakan. Sebaliknya Pahang akan selalu mengingat pendatang dari Minangkabau yang telah membawa Islam. Peranan para perantau dan penyiar agama Islam dari Minangkabau juga selalu diingat dalam tradisi Luwu dan Gowa-Tallo.

Sampai dengan ketika ini proses islamisasi masih berlangsung, tentunya bentuknya berbeda dengan pada ketika pertama Islam menyebar di Nusantara. Munculnya aneka macam organisasi dan kelembagaan Islam modern di Indonesia, baik yang bersifat keagamaan, politik maupun ekonomi organisasi tersebut merupakan bentuk islamisasi pada ketika ini.

Mengapa Islam sanggup cepat diterima oleh masyarakat di Indonesia? Agama Islam gampang diterima oleh masyarakat nusantara alasannya ialah beberapa hal. Pertama, untuk masuk agama islam syaratnya tidak berat, yaitu cukup hanya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.  Kedua, upacara-upacara keagamaan dalam agama Islam sangat mudah (sederhana). Ketiga. dalam agama Islam tidak mengenal kasta ibarat pada agama Hindu. Keempat, Islam tidak menentang adat istiadat dan tradisi setempat. Kelima, penyebaran agama Islam di Nusantara dilakukan dengan jalan tenang yaitu melalui akulturasi. Itulah beberapa hal yang menimbulkan islam sanggup diterima oleh masyarakat Nusantara.

Sebutkan beberapa tugas tokoh pengembang agama Islam di Indonesia!
  1. Sunan Gresik (Maulanan Malik Ibrahim. inilah wali pertama tiba ke jawa pda era ke 13 dan menyiarkan islam di sekitar Gresik, dimakamkan di Gresik, Jawa Timur.
  2. Sunan Ampel (Raden Rahmat) menyiarkan Islam di ampel surabaya., jawa timur. Beliau merupakan perancang Masjid Demak.
  3. Sunan Derajad (Syarifudin) anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan agama di sekitar Surabaya. Seorang sunan yang sangat berjiwa sosial.
  4. Sunan Bonang (Makdum Ibrahim). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan islam di Tuban, Lasem,dan Rembang.
  5. Sunan Kalijaga (Raden Mas Said). Murid Sunan Bonang menyiarkan Islam di Jawa Tengah.
  6. Sunan Giri (Raden Paku) menyiarkan islam di luar Jawa ibarat Madura, Bawean, Nusa Tenggara, dan Maluku.
  7. Sunan Kudus (Jafar Sodiq) menyiarkan islam di Kudus, Jawa Tengah.
  8. Sunan Muria (Raden Umar Said) menyiarkan islam di lereng Gunung Muria, Jawa Tengah.
  9. Sunan Gunungjati (Syarif Hidayatullah) menyiarkan islam di Banten, Sunda Kelapa,dan Cirebon.

Coba kau diskusikan wacana upacara tabot di Bengkulu atau Tabuik di Pariaman!
  1. Tabot ialah upacara tradisional masyarakat Bengkulu untuk mengenang wacana dongeng kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di padang Karbala, Irak pada tanggal 10 Muharam 61 Hijriah (681 M). Syeh Burhanuddin (Imam Senggolo) Menikah dengan perempuan Bengkulu kemudian anak, cucu mereka dan keturunan mereka disebut sebagai keluarga Tabot. upacara ini dilaksanakan dari 1 hingga 10 Muharram setiap tahun.
  2. Tabuik ialah perayaan dalam rangka memperingati Asyura, gugurnya Imam Husain, cucu Muhammad, yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau di daerah pantai Sumatera Barat, khususnya di Kota Pariaman. Tabuik merupakan istilah untuk usungan mayit yang dibawa selama prosesi upacara tersebut. Upacara melabuhkan tabuik ke bahari dilakukan setiap tahun di Pariaman pada 10 Muharram semenjak 1831.

Buatlah bagan dan peta wacana proses kedatangan Islam di Indonesia!
 Masuknya Islam ke Nusantara yang kemudian melahirkan sebuah interaksi antara anutan Islam Kedatangan Islam ke Nusantara
Di lingkungan masyarakat di Indonesia terutama di pedesaan masih sering ada kegiatan kenduri atau selamatan untuk suatu kegiatan, kejadian atau peringatan kejadian tertentu yang disertai dengan doa-doa secara Islam, sementara bila dilihat asal usulnya di anutan Islam tidak ada. Mengapa dan bagaimana pendapat kamu?

Sebelum Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia itu sendiri sudah mengenal anutan animisme dan dinamisme. Agama Hindu-Buddha juga pernah masuk ke Indonesia jauh sebelum Islam masuk ke Indonesia. Kenduri merupakan peninggalan Agama Hindu-Buddha. Kenduri biasanya dilaksanakan sebagai upacara sedekah masakan alasannya ialah seseorang telah meraih kesuksesan atau anugerah. Kenduri merupakan bentuk akulturasi Islam yang masuk ke tanah Jawa yang dilakukan para Walisanga untuk membuatkan Islam di tanah Jawa.

Islam Dan Jaringan Perdagangan Antar Pulau

Kepulauan Indonesia mempunyai bahari dan daratan yang luas. Masyarakat Nusantara pada umumnya yaitu masyarakat pesisir yang kehidupan mereka tergantung pada perdagangan antarpulau dan antarbenua. Sedangkan mereka yang berada di pedalaman yaitu masyarakat agraris, yang kehidupan mereka tergantung kepada pertanian. Pelaut tradisional Indonesia telah mempunyai keterampilan berlayar yang dipelajari dari nenek moyang secara turun-temurun. Sejak dulu mereka sudah mengenal teknologi arah angin dan trend untuk menentukan perjalanan pelayaran dan perdagangan. Warisan terbaik dari sejarah zaman Islam lainnya ialah adanya pengintegrasian Nusantara lewat nasionalisme keagamaan dan jaringan perdagangan antarpulau.

Laut telah berfungsi sebagai jalur pelayaran dan perdagangan antar suku bangsa di kepulauan indonesia dan bangsa-bangsa di dunia. Nenek moyang kita telah mempunyai keterampilan berlayar yang di pelajari secara turun temurun. Sejak dulu mereka sudah mengenal teknologi arah angin dan trend untuk menentukan  perjalanan, pelayaran dan perdagangan.

Jaringan perdagangan dan pelayaran antarpulau di Nusantara terbentuk lantaran antarpulau saling membutuhkan barang-barang yang tidak ada di tempatnya. Untuk menunjang terjadinya relasi itu, para pedagang harus melengkapi diri dengan pengetahuan ihwal angin, navigasi, pembuatan kapal, dan kemampuan diplomasi dagang. Dalam kondisi menyerupai itu, munculah saudagar-saudagar dan syahbandar yang berperan melahirkan dan membangun pusat-pusat perdagangan di Nusantara.

Munculnya pusat-pusat perdagangan Nusantara disebabkan adanya kemampuan sebagai tempat berikut ini. Pertama, pemberi bekal untuk berlayar dari suatu tempat ke tempat lain. Kedua, pemberi tempat istirahat bagi kapal-kapal yang singgah di Nusantara. Ketiga, pengumpul barang komoditas yang dibutuhkan bangsa lain. dan terakhir, penyedia tempat pemasaran bagi barang-barang ajaib yang siap disebarkan keseluruh Nusantara.

Berdasarkan data arkeologis menyerupai prasasti-prasasti maupun data historis berupa berita-berita asing, kegiatan perdagangan di Kepulauan Indonesia sudah dimulai semenjak masa pertama Masehi.
  1. Jalur-jalur pelayaran dan jaringan perdagangan Kerajaan Sriwijaya dengan negeri-negeri di Asia Tenggara, India, dan Cina terutama menurut berita-berita Cina telah dikaji, antara lain oleh W. Wolters (1967).
  2. Catatan-catatan sejarah Indonesia dan Malaya yang dihimpun dari sumber-sumber Cina oleh W.P Groeneveldt, memperlihatkan adanya jaringan–jaringan perdagangan antara kerajaan-kerajaan di Kepulauan Indonesia dengan banyak sekali negeri terutama dengan Cina. Kontak dagang ini sudah berlangsung semenjak abad-abad pertama Masehi hingga dengan masa ke-16. Kapal-kapal dagang Arab juga sudah mulai berlayar ke wilayah Asia Tenggara semenjak permulaan masa ke-7. Dari literatur Arab banyak sumber isu ihwal perjalanan mereka ke Asia Tenggara.
  3. Dari sumber literatur Cina, Cheng Ho mencatat terdapat kerajaan yang bercorak Islam atau kesultanan, antara lain, Samudra Pasai dan Malaka yang tumbuh dan berkembang semenjak masa ke-13 hingga masa ke-15, sedangkan Ma Huan juga memberitakan adanya komunitas-komunitas Muslim di pesisir utara Jawa pecahan timur.
Adanya jalur pelayaran tersebut menimbulkan munculnya jaringan perdagangan dan pertumbuhan serta perkembangan kota-kota pusat kesultanan dengan kota-kota bandarnya pada masa ke-13 hingga masa ke-18 misalnya, Samudra Pasai, Malaka, Banda Aceh, Jambi, Palembang, Siak Indrapura, Minangkabau, Demak, Cirebon, Banten, Ternate, Tidore, Goa-Tallo, Kutai, Banjar, dan kota-kota lainnya.

Jalur Perdagangan dari Sumber Tome Pires
Berita Tome Pires dalam Suma Oriental (1512-1515) memperlihatkan citra mengenai keberadaan jalur pelayaran jaringan perdagangan, baik regional maupun internasional. Ia menceritakan ihwal kemudian lintas dan kehadiran para pedagang di Samudra Pasai yang berasal dari Bengal, Turki, Arab, Persia, Gujarat, Kling, Malayu, Jawa, dan Siam. Selain itu Tome Pires juga mencatat kehadiran para pedagang di Malaka dari Kairo, Mekkah, Aden, Abysinia, Kilwa, Malindi, Ormuz, Persia, Rum, Turki, Kristen Armenia, Gujarat, Chaul, Dabbol, Goa, Keling, Dekkan, Malabar, Orissa, Ceylon, Bengal, Arakan, Pegu, Siam, Kedah, Malayu, Pahang, Patani, Kamboja, Campa, Cossin Cina, Cina, Lequeos, Bruei, Lucus, Tanjung Pura, Lawe, Bangka, Lingga, Maluku, Banda, Bima, Timor, Madura, Jawa, Sunda, Palembang, Jambi, Tongkal, Indragiri, Kapatra, Minangkabau, Siak, Arqua, Aru, Tamjano, Pase, Pedir, dan Maladiva. Berdasarkan isu Tome Pires, buatlah peta jalur perdagangan di pecahan timur kepulauan Indonesia!
 Kepulauan Indonesia mempunyai bahari dan daratan yang luas Islam dan Jaringan Perdagangan antar Pulau
Berdasarkan kehadiran sejumlah pedagang dari banyak sekali negeri dan bangsa di Samudra Pasai, Malaka, dan bandar-bandar di pesisir utara Jawa sebagaimana diceritakan Tome Pires, kita sanggup mengambil kesimpulan adanya jalur-jalur pelayaran dan jaringan perdagangan antara beberapa kesultanan di Kepulauan Indonesia baik yang bersifat regional maupun internasional.

Hubungan pelayaran dan perdagangan antara Nusantara dengan Arab meningkat sehingga acara perdagangan dan pelayaran di Samudra Hindia semakin ramai. Peningkatan pelayaran tersebut disebabkan makin majunya perdagangan Dinasti Abbasiyah (750-1258). Dengan  Baghdad sebagai pusat pemerintahan menggantikan Damaskus (Syam), acara pelayaran dan perdagangan di Teluk Persia menjadi lebih ramai. Pedagang Arab yang selama ini hanya berlayar hingga India, semenjak masa ke-8 mulai masuk ke Kepulauan Indonesia dalam rangka perjalanan ke Cina. Hubungan Arab dengan kerajaan-kerajaan di Kepulauan Indonesia terjalin secara langsung. Hubungan tersebut menjadi semakin ramai ketika pedagang Arab dihentikan masuk ke Cina dan koloni mereka dihancurkan oleh Huang Chou, menyusul suatu pemberontakan yang terjadi pada 879 H. Orang–orang Islam melarikan diri dari Pelabuhan Kanton dan meminta proteksi Raja Kedah dan Palembang.

Pola Perdagangan Setelah Jatuhnya Malaka
Ditaklukkannya Malaka oleh Portugis pada 1511, mendorong para pedagang untuk mengambil jalur alternatif, dengan melintasi Semenanjung atau pantai barat Sumatra ke Selat Sunda. Pergeseran ini melahirkan pelabuhan mediator yang baru, menyerupai Aceh, Patani, Pahang, Johor, Banten, Makassar dan lain sebagainya. Saat itu, pelayaran di Selat Malaka sering diganggu oleh bajak laut. Akibat dari acara bajak laut, rute pelayaran perdagangan yang semula melalui Asia Barat ke Jawa kemudian berubah melalui pesisir Sumatra dan Sunda. Dari pelabuhan ini pula para pedagang singgah di Pelabuhan Barus, Pariaman, dan Tiku. Berikut ini yaitu gambar jalur perdagangan sebelum dan setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis.
 Kepulauan Indonesia mempunyai bahari dan daratan yang luas Islam dan Jaringan Perdagangan antar Pulau
Perdagangan pada wilayah timur Kepulauan Indonesia lebih terkonsentrasi pada perdagangan cengkih dan pala. Dari Ternate dan Tidore (Maluku) dibawa barang komoditi ke Somba Opu, ibu kota Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan. Somba Opu pada masa ke-16 telah menjalin relasi perdagangan dengan Patani, Johor, Banjar, Blambangan, dan Maluku. Adapun Hitu (Ambon) menjadi pelabuhan yang menampung komoditi cengkih yang tiba dari Huamual (Seram Barat), sedangkan komoditi pala berpusat di Banda. Semua pelabuhan tersebut umumnya didatangi oleh para pedagang Jawa, Cina, Arab, dan Makassar. 

Kehadiran pedagang itu mensugesti corak kehidupan dan budaya setempat, antara lain ditemui bekas koloninya menyerupai Maspait (Majapahit), Kota Jawa (Jawa) dan Kota Mangkasare (Makassar). Pada masa ke-15, Sulawesi Selatan telah didatangi pedagang Muslim dari Malaka, Jawa, dan Sumatra. Dalam perjalanan sejarahnya, masyarakat Muslim di Gowa terutama Raja Gowa Muhammad Said (1639-1653) dan putra penggantinya, Hasanuddin (1653-1669) telah menjalin relasi dagang dengan Portugis. Bahkan Sultan Muhammad Said dan Karaeng Pattingaloang turut memperlihatkan saham dalam perdagangan yang dilakukan Fr. Vieira, meskipun mereka beragama Katolik. 

Kerjasama ini didorong oleh adanya perjuangan monopoli perdagangan rempah-rempah yang dilancarkan oleh kompeni Belanda di Maluku.Hubungan Ternate, Hitu dengan Jawa sangat dekat sekali. Ini ditandai dengan adanya seorang raja yang dianggap benar-benar telah memeluk Islam ialah Zainal Abidin (1486-1500) yang pernah berguru di Madrasah Giri. Ia dijuluki sebagai Raja Bulawa, artinya raja cengkih, lantaran membawa cengkih dari Maluku sebagai persembahan. Cengkih, pala, dan bunga pala (fuli) hanya terdapat di Kepulauan Indonesia pecahan timur, sehingga banyak barang yang hingga ke Eropa harus melewati jalur perdagangan yang panjang dari Maluku hingga ke Laut Tengah. Cengkih yang diperdagangkan yaitu putik bunga flora hijau (szygium aromaticum atau caryophullus aromaticus) yang dikeringkan. Satu pohon ini ada yang menghasilkan cengkih hingga 34 kg. Hamparan cengkih ditanam di perbukitan di pulau-pulau kecil Ternate, Tidore, Makian, dan Motir di lepas pantai barat Halmahera dan gres berhasil ditanam di pulau yang relatif besar, yaitu Bacan, Ambon dan Seram.

Meningkatnya ekspor lada dalam kancah perdagangan internasional, menciptakan pedagang Nusantara mengambil alih peranan India sebagai pemasok utama bagi pasaran Eropa yang berkembang dengan cepat. Selama periode (1500- 1530) banyak terjadi gangguan di bahari sehingga bandar-bandar Laut Tengah harus mencari pasokan hasil bumi Asia ke Lisabon. Oleh lantaran itu secara berangsur jalur perdagangan yang ditempuh pedagang muslim bertambah aktif, ditambah dengan adanya perang di bahari Eropa, penaklukan Ottoman atas Mesir (1517) dan pantai Laut Merah Arabia (1538) memperlihatkan proteksi yang besar bagi berkembangnya pelayaran Islam di Samudra Hindia.

Meskipun banyak kota bandar, namun yang berfungsi untuk melaksanakan ekspor dan impor komoditi pada umumnya yaitu kota-kota bandar besar yang beribu kota pemerintahan di pesisir, menyerupai Banten, Jayakarta, Cirebon, Jepara-Demak, Ternate, Tidore, Goa-Tallo, Banjarmasin, Malaka, Samudra Pasai, Kesultanan Jambi, Palembang dan Jambi. Kesultanan Mataram berdiri dari masa ke-16 hingga ke-18. Meskipun kedudukannya sebagai kerajaan pedalaman namun wilayah kekuasaannya mencakup sebagian besar pulau Jawa yang merupakan hasil perluasan Sultan Agung. Kesultanan Mataram juga mempunyai kota-kota bandar, menyerupai Jepara, Tegal, Kendal, Semarang, Tuban, Sedayu, Gresik, dan Surabaya. 

Dalam proses perdagangan telah terjalin relasi antaretnis yang sangat erat. Berbagai etnis dari kerajaan-kerajaan tersebut kemudian berkumpul dan membentuk komunitas. Misalnya,di Jakarta terdapat perkampungan Keling, Pekojan, dan kampung-kampung lainnya yang berasal dari daerah-daerah asal yang jauh dari kota-kota yang dikunjungi, menyerupai Kampung Melayu, Kampung Bandan, Kampung Ambon, dan Kampung Bali.

Pada zaman pertumbuhan dan perkembangan Islam, sistem jual beli barang masih dilakukan dengan cara barter. Sistem tukar barang dilakukan antara pedagang-pedagang dari tempat pesisir dengan tempat pedalaman. Di beberapa kota pada masa pertumbuhan dan perkembangan Islam telah memakai mata uang sebagai nilai tukar barang. Beberapa macam mata uang yang telah beredar pada ketika itu adalah
  1. Drama (Dirham), mata uang emas dari Pedir dan Samudera Pasai; 
  2. Tanga, mata uang perak dari Pedir; 
  3. Ceiti, mata uang timah dari Pedir; 
  4. Cash (Caxa), mata uang emas di Banten; 
  5. Picis, mata uang kecil di Cirebon; 
  6. Dinara, mata uang emas dari Gowa-Tallo; 
  7. Kupa, mata uang emas kecil dari Gowa-Tallo; 
  8. Benggolo, mata uang timah dari Gowa-Tallo; 
  9. Tumdaya, mata uang emas di Pulau Jawa; 
  10. Mass, mata uang emas di Aceh Darussalam. 
Sedangkan mata uang ajaib yang telah dipakai dalam kegiatan perdagangan di Nusantara antara lain Real (Arab); Yuan dan Cash (Cina).

Kemunduran perdagangan dan kerajaan yang berada di tempat tepi pantai disebabkan lantaran kemenangan militer dan ekonomi Belanda, dan munculnya kerajaan-kerajaan agraris di pedalaman yang tidak menaruh perhatian pada perdagangan.

Mengapa para pedagang waktu itu menentukan jalur perairan atau laut? Hal ini disebabkan lantaran Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh lautan. Pada masa itu jalur bahari lebih cepat ditempuh daripada jalur darat. Nenek moyang kita telah mempunyai keterampilan berlayar yang di pelajari secara turun temurun. Sejak dulu mereka sudah mengenal teknologi arah angin dan trend untuk menentukan perjalanan, pelayaran dan perdagangan.