Showing posts with label Kelas XI. Show all posts
Showing posts with label Kelas XI. Show all posts

Friday, July 31, 2020

Memahami Struktur Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi yakni teks yang menjelaskan perihal keadaan sesuatu sebagai jawaban dari sesuatu yang lain yang telah terjadi sebelumnya dan menimbulkan sesuatu yang lain lagi akan terjadi kemudian. Teks eksplanasi tersebut menjelaskan perihal proses terjadinya atau terbentuknya fenomena alam atau sosial. Dengan kata lain, teks eksplanasi kompleks yakni teks yang menjelaskan perihal keadaan, proses terjadinya sesuatu/fenomena. Teks eksplanasi mempunyai fungsi sosial, yakni menawarkan klarifikasi kepada masyarakat perihal proses terjadinya sesuatu berdasarkan prinsip sebab-akibat.

Struktur teks itu merupakan citra cara teks tersebut dibangun. Teks eksplanasi disusun dengan struktur teks pernyataan umum (pembukaan) diikuti oleh urutan sebab-akibat. Tahap pernyataan umum merupakan pembuka perihal hal yang akan dijelaskan, pernyataan umum di dalam teks tersebut merupakan citra awal perihal apa yang disampaikan. Kalimat yang ada di dalam pernyataan bersifat umum. Pada tahap pembukaan teks eksplanasi perihal siklus hidrologi disampaikan bahwa sirkulasi air dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer sanggup dijelaskan melalui proses evaporasi, kondensasi, dan presipitasi. Kriteria tersebut dipakai untuk menjabarkan lebih lanjut perihal bagaimana sirkulasi air di bumi terjadi. Sedangkan urutan sebab-akibat merupakan inti perihal apa yang disampaikan. Amatilah sketsa berikut yang menjelaskan secara singkat bangunan teks eksplanasi yang berjudul “Siklus Hidrologi”.
 Teks eksplanasi yakni teks yang menjelaskan perihal keadaan sesuatu sebagai jawaban dari  Memahami Struktur Teks Eksplanasi
Dari sketsa tersebut sanggup dicermati bahwa siklus hidrologi terjadi lantaran rentetan insiden yang satu menimbulkan terjadinya insiden lain. Perhatikan tabel yang memperlihatkan korelasi antara struktur teks “Siklus Hidrologi” dan insiden yang terjadi berikut ini!
No.Struktur TeksPeristiwa
1.Pernyataan
Umum
Jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu pedoman yang dinamakan siklus hidrologi. Siklus hidrologi yakni sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui evaporasi, kondensasi, dan presipitasi.
2.Urutan Sebab-
Akibat
Akibat panas matahari, air di permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/uap dalam proses evaporasi. Evaporasi sanggup terjadi melalui air (sungai, embung, reservoir, waduk, dan air laut) dan tanaman. Tanaman menyerap air melalui akar. Energi panas matahari menimbulkan air di dalam tumbuhan keluar dengan wujud uap. Proses pengambilan air oleh akar tumbuhan dan penguapan dari dalam tumbuhan disebut transpirasi
3.Urutan Sebab-AkibatKarena perbedaan temperatur di atmosfer, uap menjelma air. Temperatur yang berada di bawah titik beku (freezing point) menimbulkan kristal-kristal es terbentuk. Butir-butir air terjadi lantaran tetesan air kecil (tiny droplet) yang timbul jawaban kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara. Adanya gravitasi menimbulkan butir-butir air itu turun ke bumi dan disebut dengan hujan atau presipitasi. Bila temperatur udara turun hingga di bawah 0º Celcius, butiran air akan menjelma salju
4.Urutan Sebab-AkibatKetika hingga ke bumi, air hujan mengalir dan bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Aliran air ini disebut pedoman permukaan tanah lantaran bergerak di atas muka tanah. Aliran ini akan memasuki tempat tangkapan atau tempat pedoman menuju ke sistem jaringan sungai, sistem danau, atau waduk. Dalam sistem sungai pedoman mengalir mulai dari sistem sungai kecil ke sistem sungai yang besar dan akhirnya menuju verbal sungai atau sering disebut estuary, yaitu tempat bertemunya sungai dengan laut.

Perhatikan paragraf kedua kalimat pertama “Akibat panas matahari, air di permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/uap dalam proses evaporasi.” Kata jawaban dalam kalimat tersebut mengandung korelasi sebab-akibat yang dinyatakan dengan kategori nomina. Selain akibat, korelasi sebab-akibat dengan kategori nomina yang lain yakni akibatnya, sebagai akibat, jadi, dan hasilnya. Beberapa nomina yang memperlihatkan korelasi sebab-akibat dalam teks “Siklus Hidrologi” yakni sebagai berikut.
KalimatNomina
Akibat panas matahari, air di permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/uap dalam proses evaporasi.Akibat
Butir-butir air terjadi lantaran tetesan air kecil (tiny droplet) yang timbul akibat kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara.Akibat

Hubungan sebab-akibat juga sanggup dinyatakan dengan konjungsi, menyerupai sebab, karena, dan ketika. Beberapa konjungsi yang memperlihatkan korelasi sebab-akibat dalam teks “Siklus Hidrologi” yakni sebagai berikut.
KalimatKonjungsi
Karena perbedaan temperatur di atmosfer, uap menjelma air.Karena
Butir-butir air terjadi karena tetesan air kecil (tiny droplet) yang timbul akibat kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara.Karena
Aliran air ini disebut pedoman permukaan tanah karena bergerak di atas muka tanah.Karena
Ketika sampai ke bumi, air hujan mengalir dan bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Ketika

Hubungan lantaran jawaban juga sanggup ditunjukkan dengan kata kategori verba, menyerupai menyebabkan, menimbulkan, mengakibatkan, membuat, menjadikan, dan menyumbang. Beberapa verba yang memperlihatkan korelasi sebab-akibat  dalam teks “Siklus Hidrologi” yakni sebagai berikut.
KalimatVerba
Temperatur yang berada di bawah titik beku (freezing point) mengakibatkan kristal-kristal es terbentuk.Mengakibatkan
Energi panas matahari menyebabkan air di dalam tumbuhan keluar dengan wujud uap.Menyebabkan
Adanya gravitasi menyebabkan butir-butir air itu turun ke bumi dan disebut dengan hujan atau presipitasi.Menyebabkan

Teks eksplanasi banyak memakai kata kerja material dan relasional. Kata kerja material memperlihatkan perbuatan fisik atau peristiwa. Kata kerja relasional memperlihatkan korelasi sebab-akibat. Beberapa kata kerja material yang memperlihatkan perbuatan fisik atau insiden dalam teks “Siklus Hidrologi”, yakni sebagai berikut.
KalimatVerba Material
Akibat panas matahari, air di permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/uap dalam proses evaporasi. Berubah
Karena perbedaan temperatur di atmosfer, uap berubah menjadi air. Berubah
Bila temperatur udara turun hingga di bawah 0º Celcius, butiran air akan berubah menjadi saljuBerubah
Aliran ini akan memasuki tempat tangkapan atau tempat pedoman menuju ke sistem jaringan sungai, sistem danau, atau waduk.Memasuki
Butir-butir air terjadi lantaran tetesan air kecil (tiny droplet) yang timbul jawaban kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara.Berbenturan

Setelah menemukan kata kerja material dalam teks “Siklus Hidrologi”, selanjutnya yakni menemukan kata kerja relasional yang memperlihatkan korelasi sebab-akibat. Verba relasional lebih menekankan pada verba atau kata kerja yang berfungsi sebagai penghubung antara subjek dan pelengkap. kalimat yang mengandung verba relasional harus mempunyai pelengkap, jikalau tidak maka kalimatnya akan terlihat rancu.  Beberapa verba relasional dalam teks yang di atas yakni sebagai berikut.
KalimatVerba Relasional
Akibat panas matahari, air di permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/uap dalam proses evaporasi. Akibat, menjadi
Butir-butir air terjadi karena tetesan air kecil (tiny droplet) yang timbul akibat kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara.Karena, akibat
Karena perbedaan temperatur di atmosfer, uap berubah menjadi airKarena, menjadi
Jika temperatur udara turun hingga di bawah 0º Celcius, butiran air akan berubah menjadi salju.Jika, menjadi

Teks eksplanasi ditulis untuk menciptakan justifikasi bahwa sesuatu yang diterangkan secara kausal itu benar adanya. Kalimat pertama pada kolom berikut yakni kalimat yang memperlihatkan kebenaran tersebut. Temukan lagi kalimat yang lain pada teks “Siklus Hidrologi”, kemudian isilah kolom berikut.
KalimatVerba Relasional
Akibat panas matahari, air di permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/uap dalam proses evaporasi. Akibat
Butir-butir air terjadi lantaran tetesan air kecil (tiny droplet) yang timbul akibat kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara.Akibat
Karena perbedaan temperatur di atmosfer, uap menjelma air.Karena
Aliran air ini disebut pedoman permukaan tanah karena bergerak di atas muka tanah.Karena
Temperatur yang berada di bawah titik beku (freezing point) mengakibatkan kristal-kristal es terbentuk.Mengakibatkan
Energi panas matahari menyebabkan air di dalam tumbuhan keluar dengan wujud uap.Menyebabkan
Adanya gravitasi menyebabkan butir-butir air itu turun ke bumi dan disebut dengan hujan atau presipitasi.Menyebabkan
Aliran ini akan memasuki daerah tangkapan atau tempat pedoman menuju ke sistem jaringan sungai, sistem danau, atau waduk.Memasuki
Bila temperatur udara turun hingga di bawah 0º Celcius, butiran air akan berubah menjadi saljuBerubah

Kaidah Kebahasaan Teks “Siklus Hidrologi”

Bahasa Indonesia mempunyai ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok tertentu yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia ini, baik bahasa abnormal maupun bahasa daerah. Dengan ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok ini sanggup dibedakan mana bahasa Indonesia dan mana bahasa abnormal atau bahasa daerah. Kaidah kebahasaan merupakan aturan-aturan atau patokan yang berlaku dalam suatu bahasa. Kaidah kebahasaan teks siklus hidrologi sanggup diartikan hukum atau patokan bahasa yang harus dipenuhi dalam penulisan teks eksplanasi siklus hidrologi.

Teks ini mempunyai ciri bahasa yang bisa membedakan dengan teks yang lain. Untuk sanggup memahami teks eksplanasi, terlebih dahulu mengetahui ciri kebahasaan teks eksplanasi tersebut. Beberapa ciri teks bahasa eksplanasi antara lain, pertama teks eksplanasi memfokuskan pada hal umum (generic), bukan partisipan manusia, contohnya gempa bumi, banjir, hujan, dan udara. Kedua, teks eksplanasi dimungkinkan memakai unsur serapan.

Ketiga teks eksplanasi memakai konjungsi eksternal dan konjungsi internal. Konjungsi eksternal merupakan konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa simpleks. Sedangkan konjungsi internal yaitu konjungsi yang menghubungkan argumen atau pandangan gres yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa. Terakhir, pada teks eksplanasi hubangan sebab-akibat sanggup dinyatakan dengan banyak cara, baik dengan konjungsi, kata kerja, maupun kata benda.. Untuk lebih memahami teks tersebut berikut ini yaitu struktur teks "Siklus Hidrologi".

Semua makhluk hidup di bumi membutuhkan air. Manusia, tumbuhan, dan binatang membutuhkan air semoga bisa hidup. Tanaman akan tumbuh subur bila mendapat cukup air. Air merupakan sumber daya yang terbarukan dan dinamis. Sumber utama air yang berupa hujan akan selalu tiba sesuai dengan waktu atau musimnya sepanjang tahun.
kaidah pokok tertentu yang membedakannya dengan bahasa Kaidah Kebahasaan Teks “Siklus Hidrologi”
No.Struktur TeksPeristiwa
1.Pernyataan
Umum
Jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu pedoman yang dinamakan siklus hidrologi. Siklus hidrologi yaitu sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui evaporasi, kondensasi, dan presipitasi.
2.Urutan Sebab-
Akibat
Akibat panas matahari, air di permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/uap dalam proses evaporasi. Evaporasi bisa terjadi melalui air (sungai, embung, reservoir, waduk, dan air laut) dan tanaman. Tanaman menyerap air melalui akar. Energi panas matahari mengakibatkan air di dalam tumbuhan keluar dengan wujud uap. Proses pengambilan air oleh akar tumbuhan dan penguapan dari dalam tumbuhan disebut transpirasi
3.Urutan Sebab-AkibatKarena perbedaan temperatur di atmosfer, uap bermetamorfosis air. Temperatur yang berada di bawah titik beku (freezing point) menimbulkan kristal-kristal es terbentuk. Butir-butir air terjadi lantaran tetesan air kecil (tiny droplet) yang timbul akhir kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara. Adanya gravitasi mengakibatkan butir-butir air itu turun ke bumi dan disebut dengan hujan atau presipitasi. Bila temperatur udara turun hingga di bawah 0º Celcius, butiran air akan bermetamorfosis salju
4.Urutan Sebab-AkibatKetika hingga ke bumi, air hujan mengalir dan bergerak dari kawasan yang tinggi ke kawasan yang rendah. Aliran air ini disebut pedoman permukaan tanah lantaran bergerak di atas muka tanah. Aliran ini akan memasuki kawasan tangkapan atau kawasan pedoman menuju ke sistem jaringan sungai, sistem danau, atau waduk. Dalam sistem sungai pedoman mengalir mulai dari sistem sungai kecil ke sistem sungai yang besar dan akhirnya menuju lisan sungai atau sering disebut estuary, yaitu tempat bertemunya sungai dengan laut.

Bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa, baik dari bahasa kawasan maupun bahasa asing. Salah satunya yaitu unsur serapan yang merupakan kata atau unsur bahasa abnormal yang cara pengucapan dan penulisannya sudah mengalami penyesuaian atau perubahan (pemaknaan) sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Unsur serapan dalam bahasa Indonesia sanggup dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur abnormal yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, menyerupai titik beku. Unsur serapan tersebut digunakan dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur abnormal yang penulisan dan pengucapannya diadaptasi dengan kaidah bahasa Indonesia, menyerupai hidrologi. Beberapa rujukan kata serapan yang terdapat dalam teks siklus hidrologi antara lain sebagai berikut.
No.IstilahMakna
1.hidrologiIlmu perihal air di bawah tanah, keterdapatannya, peredaran dan sebarannya, persifatan kimia dan fisikanya, reaksi dengan lingkungan, termasuk hubungannya dengan makhluk hidup.
2.presipitasiProses pengendapan, baik dari dalam larutan maupun dari udara permukaan ke permukaan bumi.
3.evaporasiProses yang terjadi apabila jumlah molekul yang keluar dari permukaan lebih besar dari pada jumlah yang kembali ke permukaan air.
4.transpirasiPelenyapan uap air dari permukaan daun flora melalui proses biokimia dan nonkimia.
5.kondensasiPerubahan uap air atau benda gas menjadi benda cair pada suhu udara di bawah titik embun.
6.gravitasiKekuatan (gaya) tarik bumi; proses gaya tarik bumi; gaya berat suatu benda.
7.retensiPenyimpanan; penahanan; Penahanan terus menerus zat dalam tubuh yang secara normal seharusnya di keluarkan.
8.temperaturPanas dinginnya tubuh atau hawa; suhu.
9.energiKemampuan untuk melaksanakan kerja (misalnya untuk energi listrik dan mekanika); daya (kekuatan) yang sanggup digunakan untuk melaksanakan banyak sekali proses kegiatan, contohnya sanggup merupakan potongan suatu materi atau tidak terikat pada materi (sepert siniar matahari).

Istilah yang terdapat di atas merupakan istilah bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa asing. Istilah tersebut diserap dengan mengubah beberapa abjad di simpulan kata. Coba temukan lagi istilah abnormal yang terdapat pada teks “Siklus Hidrologi” yang diserap pribadi sesuai dengan bahasa aslinya!
No.IstilahMakna
1.Freezing PointTitik beku
2.Tini DropletAir kecil
3.EstuaryTempat bertemunya sungai dengan laut

Konjungsi
Perhatikan paragraf kedua kalimat ketiga “Ketika temperatur berada di bawah titik beku (freezing point) Kristal es terbentuk.” Kata ketika dalam kalimat tersebut mengandung konjungsi sebab-akibat. Setiap bahasa mempunyai bentuk konjungsi yang berbeda-beda. Akan tetapi, pada umumnya menurut kiprah dan fungsi konjungsi, setiap bahasa mempunyai dua jenis konjungsi, yaitu konjungsi eksternal dan konjungsi internal.

Konjungsi Eksternal
Konjungsi eksternal merupakan konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa simpleks. Konjungsi internal merupakan konjungsi yang menghubungkan argumen atau pandangan gres yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa.

Konjungsi eksternal mempunyai empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh: dan, atau), perbandingan (contoh: tetapi, sementara), waktu (contoh: setelah, sebelum, sejak, ketika), dan sebab-akibat (contoh: sehingga, karena, sebab, jika, walaupun, meskipun).

Konjungsi Internal
Konjungsi internal yaitu konjungsi yang menghubungkan argumen atau pandangan gres yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa.. Konjungsi internal juga sanggup dibagi ke dalam empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh: selain itu, di samping itu, lebih lanjut), perbandingan (contoh: akan tetapi, sebaliknya, sementara itu, di sisi lain), waktu (contoh: pertama, kedua ...., kemudian, lalu, berikutnya), dan sebab-akibat (contoh: akibatnya, sebagai akibat, jadi, hasilnya).

Di dalam teks penggunaan konjungsi eksternal dan internal sering berafiliasi dengan genre (jenis teks) yang digunakan. Konjungsi internal paling sering digunakan di dalam genre eskposisi, diskusi, atau eksplorasi. Hal ini terjadi lantaran ketiga genre tersebut secara utuh merupakan ekspresi pengungkapan gagasan dengan argumentasi. Di pihak lain, konjungsi eksternal banyak digunakan pada genre laporan, deskripsi, eksplanasi, rekon, dan prosedur. Hal ini terjadi lantaran kelima genre itu merupakan pengungkapan deksripsi insiden dan kualitas.

Setelah memahami klarifikasi perihal konjungsi, kiprah kalian yaitu mencari rujukan lain konjungsi dalam teks. Isilah kolom ini sehabis kalian menemukan rujukan konjungsi yang digunakan dalam teks “Siklus Hidrologi” tersebut. Beri tanda silang (X) bila konjungsi eksternal yang dimaksud tidak terdapat dalam teks.
No.Konjungsi EksternalContoh
1.penambahan
  1. Jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu pedoman yang dinamakan siklus hidrologi.
  2. Siklus hidrologi yaitu sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui evaporasi, kondensasi, dan presipitasi.
  3. Proses pengambilan air oleh akar tumbuhan dan penguapan dari dalam tumbuhan disebut transpirasi
  4. Butir-butir air terjadi lantaran tetesan air kecil (tiny droplet) yang timbul akhir kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara. 
  5. Adanya gravitasi mengakibatkan butir-butir air itu turun ke bumi dan disebut dengan hujan atau presipitasi.
  6. Ketika hingga ke bumi, air hujan mengalir dan bergerak dari kawasan yang tinggi ke kawasan yang rendah.
  7. Dalam sistem sungai pedoman mengalir mulai dari sistem sungai kecil ke sistem sungai yang besar dan akhirnya menuju lisan sungai atau sering disebut estuary, yaitu tempat bertemunya sungai dengan laut.
  8. Aliran ini akan memasuki kawasan tangkapan atau kawasan pedoman menuju ke sistem jaringan sungai, sistem danau, atau waduk. 
2.perbandinganBencana banjir sanggup diketahui prediksi awal terjadinya dan kapan berakhirnya sementara peristiwa kekeringan tidak bisa diketahui secara niscaya awal dan kapan peristiwa ini berakhir.(X)
3.waktuKetika hingga ke bumi, air hujan mengalir dan bergerak dari kawasan yang tinggi ke kawasan yang rendah.
4.sebab-akibat
  1. Karena perbedaan temperatur di atmosfer, uap bermetamorfosis air. 
  2. Butir-butir air terjadi karena tetesan air kecil (tiny droplet) yang timbul akhir kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara. 
  3. Aliran air ini disebut pedoman permukaan tanah karena bergerak di atas muka tanah.
No.Konjungsi InternalContoh
1.penambahanPresiden mengumumkan harga BBM akan kembali turun lebih lanjut dia juga memastikan tarif angkutan umum akan kembali pada tarif normal.(X)
2.perbandinganSaat harga BBM turun  sebaliknya harga materi pokok masih melambung tinggi.(X)
3.waktuPertama tanah di sekitar tebing itu retak kemudian amblas sedalam 1 meter.(X)
4.sebab-akibatSetelah berjuang mengevakuasi korban longsor hasilnya tim SAR menemukan 3 korban yang tertimbun.(X)

Hubungan lantaran akhir sanggup dinyatakan dengan banyak cara, baik dengan konjungsi, kata kerja, maupun kata benda. Perhatikan rujukan berikut.
Hubungsan Sebab-AkibatContoh
(a) dengan konjungsiButir-butir air turun ke bumikarenagravitasi.
(b) dengan kata kerjaButir-butir air turun ke bumidisebabkan olehgravitasi.
Gravitasimenyebabkanbutir-butir air turun ke bumi.
(c) dengan kata bendaPenyebabbutir-butir air turun ke bumiadalah gravitasi

“Akibat panas matahari, air di permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/uap dalam proses evaporasi.”
Hubungsan Sebab-AkibatContoh
(a) dengan konjungsiAir dipermukaan bumi berubah wujudkarenaevaporasi.
(b) dengan kata kerjaAir dipermukaan bumi berubah wujuddisebabkan olehevaporasi.
EvaporasimenyebabkanAir dipermukaan bumi berubah wujud
(c) dengan kata bendaPenyebabAir dipermukaan bumi berubah wujudadalah evaporasi.

“Akibat panas matahari, air di permukaan bumi berubah wujud menjadi gas/ uap.”
Hubungsan Sebab-AkibatContoh
(a) dengan konjungsiAir dipermukaan bumi berubah wujudkarenapanas matahari.
(b) dengan kata kerjaAir dipermukaan bumi berubah wujuddisebabkan olehpanas matahari.
Panas mataharimenyebabkanAir dipermukaan bumi berubah wujud
(c) dengan kata bendaPenyebabAir dipermukaan bumi berubah wujudadalah panas matahari.

“Karena perbedaan temperatur di atmosfer, uap bermetamorfosis air.”
Hubungsan Sebab-AkibatContoh
(a) dengan konjungsiUap bermetamorfosis airkarenaperbedaan temperatur.
(b) dengan kata kerjaUap bermetamorfosis airdisebabkan olehperbedaan temperatur.
Perbedaan temperaturmenyebabkanuap bermetamorfosis air.
(c) dengan kata bendaPenyebabuap bermetamorfosis airadalah perbedaan temperatur.

Tumbuhnya Ruh Kebangsaan Dan Nasionalisme

Nasionalisme Indonesia yakni suatu gerakan kebangsaan yang timbul pada bangsa Indonesia untuk menjadi sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat. Perlakuan diskriminatif dari kolonial Belanda menyebabkan kesengsaraan dan penderitaan terhadap rakyat Indonesia yang jadinya menyebabkan perasaan senasib. Golongan berakal menyadari akan nasib bangsanya sehingga terbentuk kepribadian, rujukan pikir dan etos juang yang tinggi untuk membebaskan diri dari penjajahan yang disadari tidak hanya dicapai melalui usaha fisik tetapi juga harus melalui kancah politik.

Bidang pendidikan ternyata membuka wawasan bagi kaum muda terpelajar. Mereka yakni golongan gres yang membawa ide-ide pada kesadaran kebangsaan. Sarana komunikasi dan transportasi yakni hal penting yang menghubungkan para kaum berakal untuk membentuk suatu ideologi kebangsaan. Bidang pendidikan pula yang mendorong perubahan sosial masyarakat ketika itu, melalui pendidikan tidak saja membuat tenaga-tenaga profesional, akan tetapi juga mendorong gerakan kebangsaan. Selain itu, Peranan Pers dalam usaha membantu menumbuhkembangkan kesadaran nasional cukup besar artinya bagi langkah usaha rakyat Indonesia menuju kemerdekaan. Ada keterkaitan yang dekat antara pers nasional dengan pergerakan-pergerakan kebangsaan sebagai penerus ide-ide nasionalisme.

Politik Etis
Memasuki periode ke-20, kebijakan pemerintah kolonial Belanda mendorong untuk menguasai seluruh wilayah Nusantara. Daerah-daerah kolonial yang masih terpisah disatukan dalam penerapan adminstrasi gres yang berpusat di Batavia, yang disebut Pax Neerlandica. Sistem manajemen tradisional berubah ke sistem manajemen modern. Pemerintah kolonial menerapkan kebijakan ekonomi yang berbasis pada sistem kapitalisme Barat melalui komersialisasi, sistem moneter, dan komoditas barang. Sistem itu didukung dengan kebijakan pajak tanah, sistem perkebunan, perbankan, perindustrian, perdagangan, dan pelayaran.

Dampak kebijakan tersebut kehidupan rakyat Hindia Belanda mengalami penurunan kesejahteraan. Kebijakan itu menerima kritik dari C.Th. Van Deventer dalam tulisannya yang berjudul “Een Eereschlud’ (hutang kehormatan), yang dimuat di majalah De Gids (1899). Kritik-kritik itu menerima perhatian serius dari pemerintah Belanda. Ratu Wilhelmina kemudian mengeluarkan kebijakan gres yang disebut Politik Etis.
 Nasionalisme Indonesia yakni suatu gerakan kebangsaan yang timbul pada bangsa Indonesia  Tumbuhnya Ruh Kebangsaan dan Nasionalisme
Politik Etis (balas budi) yakni suatu pemikiran yang menyatakan bahwa pemerintah kolonial memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan pribumi. Ada tiga aktivitas Politik Etis, yaitu irigasi, edukasi, dan trasmigrasi. Adanya Politik Etis membawa dampak besar terhadap perubahan arah kebijakan politik negeri Belanda atas negeri jajahan.

Pada masa itu pembangunan infrastruktur mulai diperhatikan dengan dibangunnya jalur kereta api Jawa-Madura, di Batavia adanya trem listrik. Dalam bidang pertanian pemerintah kolonial membangun irigasi. Pemerintah kolonial juga melaksanakan emigrasi sebagai tenaga kerja murah di perkebunan-perkebunan kawasan di Sumatera. Zaman kemajuan ditandai dengan adanya surat-surat R.A. Kartini kepada sahabatnya Ny. R.M. Abendanon di Belanda, yang merupakan wangsit bagi kaum etis pada ketika itu. 

Pendidikan gaya barat menghasilkan tenaga kerja yang diharapkan oleh negara dan sektor swasta Belanda. Pengaruh pendidikan Barat memunculkan intelektual bumiputra yang memunculkan kesadaran harus bisa bersaing dengan bangsa-bangsa lain untuk mencapai kemajuan.  Golongan yang disebut “priyayi baru” sebagian besar yakni guru dan jurnalis di kota-kota. Pendidikan dan pers dipakai menyalurkan ide-ide dan pemikiran mereka. Mereka tidak memandang Jawa, Sunda, Minangkabau, Ambon, atau apa pun sebab mereka yakni bumiputra. 

Para kaum muda berakal membentuk kesadaran “nasional” sebagai bumiputra di Hindia. Mereka saling membuatkan pengalaman, gagasan, dan perkiraan perihal dunia, Hindia, dan zaman mereka. Pemerintah Kolonial Belanda juga membentuk Volksraad (Dewan Rakyat) yang sejumlah tokoh Indonesia bergabung di dalamnya. Mereka itu pencetus wacana perubahan di forum tersebut.

Pers Membawa Kemajuan
Pada awal periode ke-20 para priyayi gres menuangkan gagasannya melalui pers (media cetak) mengenai isu-isu perubahan. Isu-isu yang dipopulerkan diantaranya peningkatan status sosial rakyat bumiputra dan peningkatan kehidupan di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Pers merupakan sarana berpartisipasi dalam gerakan emansipasi, kemajuan dan pergerakan nasional. 

Orang-orang yang aktif dalam dunia pers santara lain orang Indo dan penerbit Tionghoa mulai. Kaum bumiputra magang pada jurnalis Indo dan Tionghoa, kemudian tugas mereka meningkat sebagai redaktur surat kabar orang Indo dan Tionghoa. Kemudian bumiputra mendirikan sendiri penerbitan surat kabar mereka. Beberapa diantaranya yakni sebagai berikut
  1. R.M. Tirtoadisuryo, F.D.J Pangemanan, dan R.M. Tumenggung Kusuma Utaya, sebagai redaktur Ilmoe Tani, Kabar Perniagaan, dan Pewarta Prijaji. 
  2. Di Surakarta R. Dirdjoatmojo menyunting Djawi Kanda yang diterbitkan oleh Albert Rusche & Co., 
  3. Di Yogjakarta Dr. Wahidin Sudirahusada sebagai redaktur jurnal berbahasa Jawa, Retnodhoemillah diterbitkan oleh Firma H. Buning.
  4. R. Tirtodanudja dan R. Mohammad Jusuf. Keduanya yakni redaktur Sinar Djawa, yang diterbitkan Honh Thaij & Co. 
  5. Djojosudiro, redaktur Tjahaja Timoer yang diterbitkan di Malang oleh Kwee Khaij Khee. 
  6. Di Bandung Abdull Muis sebagai redaktur Pewarta Hindia yang diterbitkan oleh G. Kolff & Co. 
Para jurnalis bumiputra itulah yang menunjukkan wawasan dan ”embrio kebangsaan”. Pergerakan kebudayaan “cetak” mulai masuk di beberapa kota kolonial lain, menyerupai Surabaya, Padang, dan Semarang. Kapitalisme cetak mempermudah kaum terdidik untuk memperoleh informasi. 
  1. Pada tahun 1901, majalah bulanan Insulinde diterbitkan atas kerjasama para berakal di Kota Padang dengan guru-guru Belanda di sekolah raja (Kweekschool) Bukittinggi, terutama van Ophuysen, jago bahasa Melayu. Majalah itulah yang pertama memperkenalkan slogan “kemajuan” dan “zaman maju”. 
  2. Tokoh muda dr. Abdul Rivai menganjurkan pada tokoh muda di Hindia untuk membentuk sebuah organisasi. Dalam tulisan-tulisannya dalam Bintang Hindia ia selalu memuat perihal “kemajuan” dan “dunia maju”.  Rivai menganjurkan supaya ada organisasi berjulukan Persatuan Kaum Muda didirikan dengan cabang di semua kota-kota penting di Hindia. 
  3. Wahidin Soedirohoesodo editor majalah berbahasa Jawa, Retnodhumilah tertarik dengan goresan pena Rivai. Gagasan Wahidin jadinya terwujud ketika para pelajar “Stovia”, mendirikan suatu organisasi berjulukan Boedi Oetomo, pada 2 Mei 1908 

Beberapa surat kabar yang kemudian membawa kemajuan bagi kalangan pribumi yaitu Medan Prijaji ( 1909-1917) dan juga terbitan perempuan pertama yang terbit terpola yaitu Poetri Hindia (1908-1913). Seorang editornya yang dikenal yaitu R.M. Tirtoadisurya yang kemudian dikenal sebagai pendiri Sarekat Dagang Islam (SDI) dan kemudian menjelma Sarekat Islam (SI) dengan pimpinan Haji Samanhudi. Di Sumatera, gagasana untuk melawan sistem pemerintahan kolonial ditunjukkan melalui surat kabar Oetoesan Melajoe (1913). Anak-anak muda berpendidikan Barat di Padang menerbitkan majalah perempuan Soeara Perempuan (1918).

Wacana kemajuan terus merebak melalui pers. Pers bumiputra juga memiliki fungsi untuk memobilisasi pergerakan nasional pada ketika itu. Beberapa diantaranya yakni sebagai berikut.
  1. Harian Sinar Djawa, memuat perihal perlunya rakyat kecil untuk terus menuntut ilmu setinggi mungkin. 
  2. De Express memuat berita-berita propaganda ide-ide radikal dan kritis terhadap sistem pemerintahan kolonial. Puncaknya ketika Cipto Mangunkusumo, Suwardi Surjaningrat, dan Abdul Muis mendirikan Komite Boemipoetera (1913). 
  3. Suwardi Surjaningrat dengan menulis di brosur yang berjudul Als Ik Eens Nederlander Was ( Seandainya Saya Menjadi Seorang Belanda). 
  4. Semaun mengkritik beberapa kebijakan kolonial melalui Sinar Hindia, sebab kritikannya itulah ia diadili dan dijebloskan ke penjara. 
  5. Marco Kartodikromo dikenal dengan kritikannya yang tajam terhadap aktivitas Indie Weerbaar dalam bentuk syair. 

Modernisme dan Reformasi Islam
Semangat kebangkitan juga didorong oleh gerakan modernis Islam. Gerakan femormasi Islam telah dirintis di Sumatera Barat pada periode ke-19 yang berlanjut ke Jawa dan aneka macam kawasan lainnya. Pada periode ke-20 mereka lebih menekankan pada pencarian etik modernitas dari dalam melawan tradisonalisme dan kemunduran umat Islam, serta menghadapi Barat yang menjajah mereka. 

Pada awal periode ke-20, empat ulama muda Minangkabau yaitu Syekh Muhammad Taher Jamaluddin (1900), Syekh Muhammad Jamil Jambek (1903), Haji Abdul Karim Amrullah (1906), dan Haji Abdullah Akhmad (1899). Mereka yakni murid Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, seorang imam besar Mazhab syafi’i di Masjid Mekah yang berasal dari Minangkabau. Mereka itu kembali ke Minangkau dengan membawa pemikiran baru. Berbekal ilmu pengetahuannya itu mereka merancang perubahan di Minangkabau.

Perintis pembaruan itu yakni Syekh Taher Jamalludin yang sebagaian besar pengalamannya berasal dari Asia Barat. Majalah Al Imam yakni sarana yang mereka gunakan untuk menyebarkan gerakan pembaruan keluar dari Minangkabau. Di samping itu Al-Imam juga memuat aliran agama dan peristiwa-peristiwa penting dunia. Tokoh yang kemudian muncul yakni H. Abdullah Akhmad yang menerima pendidikan di Mekah, selanjutnya mendirikan sekolah dasar di Padang (1909). Ia mendirikan majalah Al-Munir yang menjebarkan agama Islam yang bergotong-royong dan terbit di Padang tahun 1910-1916.

Di Padang Panjang, Haji Abdul Karim Amrullah mulai menumbuhkan kesadaran akan perlunya perubahan metode pengajaran dan sistem pendidikan tradisonal menjadi lebih modern menyerupai sekolah Belanda. Sementara itu, berdiri pula Sekolah Diniyah di Padang (1915). Pendirinya yakni Zainuddin Labai. Sekolah itu menunjukkan pengajaran umum. Sekolah itu merupakan sekolah agama modern. Tahun1923, Rahmah, adik Zainuddin Labai mendirikan Sekolah Diniyah Puteri. Sekolah itu merupakan sekolah agama putri pertama di Indonesia. Berdirinya sekolah putri di tanah Minangkabau menunjukan bahwa sistem matrilinial yang berlaku dalam tradisi relasi Minangkabau memiliki dampak positif terhadap kemajuan kaum perempuan.

Membandingkan Teks “Siklus Hidrologi” Dengan Teks “Banjir”

Membandingkan teks sanggup diartikan sebagai acara yang dilakukan untuk menemukan perbedaan dan persamaan diantara dua buah teks. Kegiatan membandingkan teks sanggup dilakukan dengan cara membandingkan dari segi struktur teks maupun bahasa yang dipakai dalam teks tersebut. Untuk sanggup membandingkan dua buah teks diperlukan pengetahuan perihal struktur dan unsur kebahasaan teks tersebut. Pada goresan pena ini teks yang dibandingkan berbentuk teks eksplanasi. Teks eksplanasi berisi klarifikasi perihal keadaan sesuatu sebagai akhir dari sesuatu yang lain yang telah terjadi sebelumnya dan mengakibatkan sesuatu yang lain lagi akan terjadi kemudian.

Struktur teks eksplanasi terdiri dari pernyataan umum^urutan lantaran akibat^penutup. Pernyataan umum yaitu citra awal perihal apa yang disampaikan dengan pernyataan yang bersifat umum atau tahap pembuka perihal hal yang akan dijelaskan. Biasanya terdapat pada pecahan awal teks atau paragraf pertama. Urutan lantaran akhir yaitu inti klarifikasi apa yang disampaikan, berisi urutan lantaran akhir dari fenomena yang dibahas. Dalam pecahan ini terdapat aneka macam konjungsi yang digunakan. Biasanya urutan sebab-akibat terdapat beberapa bagian. sedangkan epilog berisi pandangan atau simpulan penulis, bersifat opsional sehingga bisa ada maupun tidak ada dalam suatu teks eksplanasi. Beriikut ini tumpuan teks berjudul banjir.

No.Struktur TeksPeristiwa
1.Pernyataan UmumBanjir yaitu fenomena alam yang bersumber dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi usang pada daerah ajaran sungai (DAS). Banjir terjadi lantaran karena alam dan tindakan manusia. Penyebab alami banjir yaitu abrasi dan sedimentasi, curah hujan, efek fisiografi/geofisik sungai, kapasitas sungai, drainase lahan, dan efek air pasang. Penyebab banjir lantaran tindakan insan yaitu perubahan tata guna lahan, pembuangan sampah, tempat padat penduduk di sepanjang sungai, dan kerusakan bangunan pengendali banjir.
2.Penyebab Alami BanjirSebagai akhir perubahan tata guna lahan, terjadi abrasi sehingga sedimentasi masuk ke sungai dan daya tampung sungai menjadi berkurang. Hujan yang jatuh ke tanah airnya akan menjadi ajaran permukaan (run-off) di atas tanah dan sebagian meresap ke dalam tanah, yang tentunya bergantung pada kondisi tanahnya. Ketika suatu tempat hutan diubah menjadi permukiman, hutan yang bisa menahan ajaran permukaan cukup besar diganti menjadi permukiman dengan resistensi ajaran permukaan kecil. Akibatnya ada ajaran permukaan tanah menuju sungai dan hal ini berakibat adanya peningkatan debit ajaran sungai yang besar. Apabila kondisi tanahnya relatif tetap, air yang meresap ke dalam tanah akan relatif tetap. Faktor epilog lahan vegetasi cukup signifikan dalam pengurangan atau peningkatan ajaran permukaan. Hutan yang lebat mempunyai tingkat epilog lahan yang tinggi sehingga apabila hujan turun ke wilayah hutan tersebut, faktor epilog lahan ini akan memperlambat kecepatan ajaran permukaan.

Curah hujan yang sangat lebat mempunyai tetes hujan besar. Karena tetes hujan berukuran besar, pori-pori permukaan tanah akan tertutup sehingga infiltrasi air hujan sangat kecil. Sebaliknya, limpasan air hujan menjadi sangat besar.

Fisiografi atau geografi fisik sungai menyerupai bentuk, fungsi, dan kemiringan daerah ajaran sungai (DAS), kemiringan sungai, geometrik hidrolik (bentuk penampang), dan lokasi sungai merupakan penyebab banjir dari segi fisiografi.

Pengurangan kapasitas ajaran banjir pada sungai disebabkan oleh pengendapan yang berasal dari abrasi DAS dan abrasi tanggul sungai yang berlebihan dan sedimentasi di sungai itu lantaran tidak adanya vegetasi epilog dan adanya penggunaan lahan yang tidak tepat.

Akibat adanya peningkatan jumlah penduduk, kebutuhan infrastruktur, terutama permukiman akan meningkat, sehingga mengubah sifat dan karakteristik tata guna lahan. Kecenderungan kapasitas kanal drainase menurun sehingga mengakibatkan ajaran permukaan meningkat. Drainase perkotaan dan pengembangan pertanian pada daerah banjir akan mengurangi kemampuan bantaran dalam menampung debit air yang tinggi.

Air pasang memperlambat ajaran sungai ke laut. Pada waktu terjadi banjir bersamaan dengan air pasang tinggi, tinggi genangan air atau banjir menjadi besar lantaran terjadi ajaran balik.
3.Penyebab Banjir lantaran Faktor SosialPerubahan tata guna lahan merupakan penyebab utama banjir dibandingkan dengan yang lainnya. Apabila suatu hutan yang berada dalam suatu ajaran sungai diubah menjadi permukiman, debit puncak sungai akan meningkat antara 6 hingga 20 kali. Angka 6 dan angka 20 ini bergantung pada jenis hutan dan jenis permukiman. Demikian pula untuk perubahan yang lainnya akan terjadi peningkatan debit puncak yang signifikan. Deforestasi, degradasi lingkungan dan pembangunan kota yang penuh dengan bangunan beton dan jalan-jalan aspal tanpa memperhitungkan drainase, daerah resapan, dan tanpa memperhatikan data intensitas hujan sanggup mengakibatkan musibah banjir.

Pembuangan sampah di DAS menciptakan sungai tersumbat sampah. Jika air melimpah, air akan keluar dari sungai lantaran daya tampung kanal berkurang.

Kawasan padat penduduk di sepanjang sungai/drainase sanggup menjadi penghambat ajaran dan daya tampung sungai. Masalah tempat kumuh dikenal sangat penting sebagai faktor sosial terhadap problem banjir daerah perkotaan.

Pemeliharaan kurang memadai pada bangunan pengendali banjir sanggup menimbulkan kerusakan dan kesudahannya tidak berfungsi sanggup meningkatkan kuantitas banjir.
(Diolah dari Kodoatie, R.J. & Sjarief, R. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu)

Banjir yaitu fenomena alam yang bersumber dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi usang pada daerah ajaran sungai. Alam dan insan mempunyai andil penyebab terjadinya banjir. Sebutkan apa saja penyebab banjir yang diakibatkan oleh alam dan manusia. Dengan sumbangan diagram, buatlah pembagian terstruktur mengenai penyebab terjadinya banjir.
 Membandingkan teks sanggup diartikan sebagai acara yang dilakukan untuk menemukan perbed Membandingkan Teks “Siklus Hidrologi” dengan Teks “Banjir”

Klausa Kompleks dan Kalusa Simpleks
Teks eksplanasi memakai konjungsi eksternal, yakni konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa simpleks. Klausa kompleks yaitu klausa yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa, atau keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dalam lebih dari satu struktur. Struktur yang satu dan struktur yang lain dihubungkan oleh konjungsi. Namun, sering hubungan itu hanya ditunjukkan oleh tanda koma atau titik koma, bahkan tidak ditunjukkan oleh tanda baca apa pun. Klausa simpleks yaitu klausa yang terdiri atas satu verba utama yang menggambarkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Klausa simpleks hanya mengandung satu struktur: subjek^predikator^(pelengkap)^(keterangan). Unsur yang diletakkan di dalam kurung belum tentu ada dalam klausa.baca

Contoh Klausa Simpleks dan Klausa Kompleks
Contoh Klausa Simpleks
Tanamanmenyerapairmelalui akar.
SubjekPredikatorObjekKeterangan cara
Banjiradalahfenomena alamyang sumbernya dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi usang pada daerah ajaran sungai (DAS).
SubjekPredikatorObjekKeterangan
Contoh Klausa Kompleks
Struktur 1
Akibatperubahan tata guna lahan,terjadierosi
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibatSubjekPredikatorObjek
Struktur 2
yang berakibatsedimentasimasukke sungai.
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibatSubjekPredikatorObjek
Struktur 3
sehinggadaya tampung sungaiberkurang.
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibatSubjekPredikator

Tugas mengurai kalimat berikut menyerupai contoh:
Temperatur yang berada di bawah titik beku menjadikan kristal es terbentuk.
Temperatur yang berada di bawah titik bekumengakibatkankristal es terbentuk.
Butir-butir air terjadi lantaran tetesan air kecil yang timbul akhir kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara.
Struktur 1
Butir-butir airterjadikarena
SubjekPredikatorKata perangkai: konjungsi sebab-akibat
Struktur 2
tetesan air kecil (tiny droplet)yang timbulakibatkondensasi.
PredikatorObjekKata perangkai: konjungsi sebab-akibatObjek
Struktur 3
berbenturan dengantetesan air lainnya
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibatObjek
Struktur 4
danterbawa olehgerakan udara.
kata perangkai : konjungsiPredikatorObjek

Bila temperatur udara turun hingga di bawah 0° Celcius, butiran air akan berkembang menjadi salju.
Bila temperatur udara turun hingga di bawah 0° Celcius, butiran air akan berkembang menjadi salju.
Struktur 1
Bilatemperatur udaraturunsampai di bawah 0° Celcius,
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibatSubjekPredikatorKeterangan
Struktur 2
butiran airakan berubah menjadisalju.
SubjekPredikatorObjek

Curah hujan yang sangat lebat mempunyai tetes hujan besar.
Curah hujan yang sangat lebat mempunyai tetes hujan besar.
Curah hujan yang sangat lebatmempunyaitetes hujan besar.
SubjekPredikatorObjek

Karena tetes hujan berukuran besar, pori-pori permukaan tanah akan tertutup sehingga infiltrasi air hujan sangat kecil, sebaliknya limpasan air hujan menjadi sangat besar.
Karena tetes hujan berukuran besar, pori-pori permukaan tanah akan tertutup sehingga infiltrasi air hujan sangat kecil, sebaliknya limpasan air hujan menjadi sangat besar.
Struktur 1
Karenatetes hujanberukuranbesar
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibatSubjekPredikatorObjek
Struktur 2
pori-pori permukaan tanahakan tertutup
SubjekPredikator
Struktur 3
sehinggainfiltrasi air hujansangat kecil,
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibatSubjekKeterangan
Struktur 4
sebaliknyalimpasan air hujanmenjadisangat besar.
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibatSubjekPredikatorKeterangan

Pada tahap awal eksplanasi ditandai oleh pernyataan umum dan diakhiri oleh urutan sebab-akibat. Apa yang kalian temukan dari struktur teks “Banjir”? Apakah kalian menemukan perbedaan antara struktur teks “Siklus Hidrologi” dengan struktur teks “Banjir”? Di mana letak perbedaannya?
Teks “Banjir” ternyata tidak mempunyai kesimpulan. Teks ini dibagi menjadi 3 bagian: pernyataan umum, penyebab alam, dan penyebab sosial. Perbedaan diantara kedua teks yaitu Teks “Siklus Hidrologi” mempunyai urutan sebab-akibat yang secara umum menjelaskan proses terjadinya siklus hidrologi. Sedangkan teks “Banjir” mempunyai urutan sebab-akibat yang menjelaskan penyebab banjir, secara khusus lantaran alam maupun sosial.

Istilah
Istilah yaitu kata atau campuran kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Istilah yang dipakai untuk bidang tertentu dan pemakaiannya hanya sanggup dipahami oleh orang yang berkecimpung dalam bidang tersebut dinamai istilah khusus. Beberapa istilah dalam teks bajir yaitu sebagai berikut.
  1. Fisiografi yaitu salah satu cabang ilmu geografi yang mempelajari suatu wilayah daerah atau negara menurut segi fisiknya, menyerupai dari segi garis lintang dan garis bujur, posisi dengan daerah lain, batuan yang ada dalam bumi, relief permukaan bumi, serta kaitannya dengan laut.
  2. Geofisik (geofisika) yaitu ilmu perihal sifat-sifat alami bumi (panas, magnetisme, dsb) dan gejala-gejalanya (mencakupi bidang-bidang meteorologi, oseanografi, seismologi, vulkanologi, magnetisme, dan geodesi).
  3. Sedimentasi yaitu suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan.
  4. Erosi yaitu kejadian pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akhir transportasi angin, air, atau es.
  5. Drainase yaitu lengkungan atau kanal air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibentuk oleh manusia.
  6. Resistensi artinya ketahanan
  7. Vegetasi yaitu kehidupan (dunia) tumbuh-tumbuhan atau (dunia) tanam-tanaman.
  8. Infiltrasi yaitu ajaran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah, perembesan.
  9. Deforestasi yaitu acara penebangan hutan atau tegakan pohon sehingga lahannya sanggup dialihgunakan untuk penggunaan nir-hutan, yakni pertanian, peternakan, atau tempat perkotaan.
  10. Degradasi yaitu penurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh acara pembangunan yang dicirikan oleh tidak berfungsinya secara baik komponen-komponen lingkungan sebagaimana mestinya.

Membandingkan struktur teks “Banjir” dengan struktur teks “Kekeringan”.
Kekeringan
Kekeringan merupakan fenomena hidrologi yang paling kompleks, perwujudan dan penambahan isu-isu berkaitan dengan iklim, tata guna lahan, dan norma pemakaian air. Kompleksitas bertambah lantaran diketahui kekeringan merupakan tragedi dengan prosesnya berjalan lambat sehingga dikatakan sebagai tragedi merangkak. Kekeringan tiba tidak tiba-tiba menyerupai banjir atau gempa bumi, tetapi timbul perlahan-lahan sehingga sangat gampang diabaikan. Tidak bisa diketahui secara niscaya awal dan kapan tragedi ini berakhir, tetapi semua gres sadar sehabis berada di periode tengahnya.

Definisi Kekeringan
Kekeringan diklasifikasikan menjadi dua: kekeringan alamiah dan kekeringan antropogenik. Kekeringan alamiah terjadi akhir tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim, kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah, kekurangan kandungan air di dalam tanah sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan tumbuhan tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas, pasokan komoditi ekonomi kurang dari kebutuhan normal. Kekeringan antropogenik yaitu kekeringan yang disebabkan oleh ketidakpatuhan pada aturan. Kekeringan antropogenik terjadi lantaran kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akhir ketidak-patuhan pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air dan kerusakan tempat tangkapan air, sumber air akhir perbuatan manusia.

Iklim
Kekeringan di Indonesia sangat berkaitan dengan fenomena ENSO (El-Nino Southern Oscilation). El-Nino yaitu kondisi aneh iklim yang menjadikan kemarau panjang. Pengaruh El-Nino lebih kuat pada ekspresi dominan kemarau dibandingkan pada ekspresi dominan hujan. Pengaruh El-Nino pada keragaman hujan mempunyai beberapa pola, yakni selesai ekspresi dominan kemarau mundur dari normal; awal masuk ekspresi dominan hujan mundur dari normal; curah hujan ekspresi dominan kemarau turun tajam kalau dibandingkan dengan normal; deret hari kering makin panjang, khususnya di daerah Indonesia pecahan timur.

Tata Guna Lahan
Semakin meningkatnya jumlah luas lahan pertanian yang diubah menjadi permukiman sanggup menjadikan semakin menurunnya jumlah air resapan. Hal ini menjadikan ajaran permukaan meningkat. Peningkatan ini mengakibatkan air yang seharusnya tertampung di dalam tanah menjadi terbawa ajaran permukaan sehingga terjadi kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah.

Norma Pemakaian Air
Penggunaan air yang berlebihan pada waktu ekspresi dominan tanam di lahan pertanian pada industri dan pada rumah tangga mengakibatkan menurunnya jumlah air pada waktu ekspresi dominan kemarau.

Penyebab tragedi kekeringan yaitu :
  1. Akibat tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim, kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah, dan kekurangan kandungan air di dalam tanah 
  2. Kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akhir ketidak-patuhan pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air dan kerusakan tempat tangkapan air, sumber air akhir perbuatan manusia.
  3. El-Nino yang menjadikan kemarau panjang. El-Nino menjadikan kemarau dan ekspresi dominan hujan mundur dari normal sehingga  deret hari kering makin panjang.
  4. Tata guna lahan, banyaknya lahan pertanian menjadi perumahan menjadikan berkurangnya jumlah air resapan dan memperbanyak air permukaan. Air yang seharusnya tertampung di dalam tanah terbawa ajaran permukaan sehingga mengurangi pasokan air tanah.
  5. Penggunaan air berlebihan pada ekspresi dominan tanam mengakibatkan menurunya jumlah air pada ekspresi dominan kemarau.

Masyarakat yang mengandalkan mata pencaharian dari bidang pertanian akan sangat terpengaruh oleh adanya tragedi kekeringan. Hal ini disebabkan karena  tanaman membutuhkan air untuk tumbuh sedangkan pada waktu terjadi kekeringan, jumlah air sedikit atau hampir tidak ada. Selain itu, suhu udara juga menjadi panas. Suhu udara yang panas dan jumlah air yang sedikit mengakibatkan tumbuhan mengering. Akibatnya, masyarakat petani akan terpengaruh, lantaran pertanian membutuhkan air dalam jumlah yang besar.

No.Penyebab Terjadinya
BanjirKekeringan
1.Curah hujan dengan intensitas tinggi Curah hujan di bawah normal
2.Pengurangan kapasitas ajaran airKebutuhan air lebih besar dari pasokan
3.Membuang sampah di DASDeret hari kering makin panjang akhir El-Nino
4.Kawasan padat penduduk sepanjang aliran
sungai
Banyaknya lahan resapan air yang beralih fungsi
5.Pemeliharaan bangunan pengendali banjir
yang kurang memadai
Penggunaan air berlebihan waktu ekspresi dominan hujan
No.Akibat yang ditimbulkan oleh
BanjirKekeringan
1.Menurunya kesehatan akhir timbulnya
aneka macam penyakit
Kekurangan pasokan air
2.Munculnya aneka macam kerawanan sosialTanaman pertanian mati
3.Menurunya tingkat kesejahteraan masyarakatKesehatan masyarakat menurun
4.Rusaknya lahan pertanianKekurangan air bersih
5.Rusaknya sarana dan prasarana umumKekurangan materi pangan

Teks Ekspalanasi Banjir dan Kekeringan
No.Struktur TeksPeristiwa
1.Pernyataan
Umum
Beberapa musibah yang sering melanda Indonesia yaitu banjir dan kekeringan. Banjir yaitu kejadian yang terjadi dikala ajaran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir biasanya terjadi pada ekspresi dominan hujan. Kekeringan yaitu keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun). Banjir dan kekeringan sama-sama mempunyai dampak bagi kehidupan insan di sekitarnya.
2.Penyebab banjir dan kekeringanBencana banjir disebabkan oleh faktor insan dan faktor alam. Beberapa faktor penyebab banjir antara lain yaitu sebagai berikut.
  1. Banjir disebabkan akhir curah hujan yang tinggi pada ekspresi dominan hujan Curah hujan yang sangat lebat mempunyai tetes hujan besar. Karena tetes hujan berukuran besar, pori-pori permukaan tanah akan tertutup sehingga infiltrasi air hujan sangat kecil. Sebaliknya, limpasan air hujan menjadi sangat besar.
  2. Pengurangan kapasitas ajaran banjir pada sungai disebabkan oleh pengendapan yang berasal dari abrasi DAS dan abrasi tanggul sungai yang berlebihan dan sedimentasi di sungai itu lantaran tidak adanya vegetasi epilog dan adanya penggunaan lahan yang tidak tepat.
  3. Pembuangan sampah di DAS menciptakan sungai tersumbat sampah. Jika air melimpah, air akan keluar dari sungai lantaran daya tampung kanal berkurang.
  4. Kawasan padat penduduk di sepanjang sungai/drainase sanggup menjadi penghambat ajaran dan daya tampung sungai. Masalah tempat kumuh dikenal sangat penting sebagai faktor sosial terhadap problem banjir daerah perkotaan.
  5. Pemeliharaan kurang memadai pada bangunan pengendali banjir sanggup menimbulkan kerusakan dan kesudahannya tidak berfungsi sanggup meningkatkan kuantitas banjir.
Kekeringan yang sering melanda Indonesia disebabkan oleh beberapa sebab, antara lain sebagai berikut.
  1. Akibat tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim, kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah, dan kekurangan kandungan air di dalam tanah 
  2. Kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akhir ketidak-patuhan pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air dan kerusakan tempat tangkapan air, sumber air akhir perbuatan manusia.
  3. El-Nino yang menjadikan kemarau panjang. El-Nino menjadikan kemarau dan ekspresi dominan hujan mundur dari normal sehingga  deret hari kering makin panjang.
  4. Tata guna lahan, banyaknya lahan pertanian menjadi perumahan menjadikan berkurangnya jumlah air resapan dan memperbanyak air permukaan. Air yang seharusnya tertampung di dalam tanah terbawa ajaran permukaan sehingga mengurangi pasokan air tanah.
  5. Penggunaan air berlebihan pada ekspresi dominan tanam mengakibatkan menurunya jumlah air pada ekspresi dominan kemarau.
3.Akibat banjir dan kekeringanBencana alam banjir menjadikan kerugian yang cukup besar bagi masyarakat. Banjir yang menggenangi wilayah pemukiman tentu mencemari lingkungan shingga menimbulkan aneka macam macam penyakit. Banjir juga sanggup menjadikan kerawanan sosial menyerupai kelaparan dan tindak kejahatan. Banjir menjadikan menurunya kesejahteraan masyarakat lantaran selama terjadinya banjir masyarakat tidak sanggup melaksanakan aktifitas ekonomi. Banjir juga mengakibatkan lahan pertanian. Banyak lahan pertanian yang tergenang air sehingga menjadikan tumbuhan menjadi membusuk dan gagal panen. Banjir juga merusak kemudahan umum. Jalur transportasi juga terputus akhir banjir menggenangi jalan-jalan sehingga kendaraan tidak bisa lewat.

Bencana alam kekeringan menjadikan kerugian yang cukup banyak bagi masyarakat. Kekeringan yang terjadi sanggup menjadikan pasokan air berkurang, kekurangan pasokan air menjadikan acara pertanian terganggu. Banyak sawah yang mengalami gagal panen akhir kekeringan. Karena suhu yang tinggi dan kekurangan air, tanaman-tanaman menjadi kering layu sedangkan hewan-hewan mati kehausan. Kekeringan sangat kuat terhadap beberapa sektor ekonomi. Akibat kekeringan, tanaman-tanaman pertanian menjadi layu dan mati sehingga petani merugi. Selain itu, kekeringan juga menjadikan menurunya derajat kesehatan masyarakat. Akibat kekeringan banyak penyakit timbul lantaran kurangnya air higienis yang dipakai untuk keperluan sehari-hari. Kekeringan yang panjang menjadikan sedikitnya persediaan air besih sehingga masyarakat terpaksa memakai air kotor untuk acara rumah tangga. Kekeringan menjadikan berkurangnya produksi materi pangan. Kegagalan panen menjadikan masyarakat terancam ancaman kelaparan.

Menganalisis Isi Teks Eksplanasi

Menganalisis yakni aktivitas mengkaji sebuah teks guna meneliti struktur dan bahasa teks tersebut secara mendalam. Menganalisis teks eksplanasi berarti menguraikan, membedakan, memilah isi pokok teks eksplanasi dengan memperhatikan struktur dan bahasa yang digunakan. Pada goresan pena ini teks yang dipakai yakni teks eksplanasi ihwal tanah longsor. Pada ketika demam isu hujan sering diiringi dengan insiden alam menyerupai tanah longsor. Tanah longsor terjadi disebabkan oleh alam atau tindakan manusia. Secara umum insiden longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong yakni faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu yakni faktor yang menimbulkan bergeraknya material tersebut.

Langkah-langkah menganalisis teks eksplanasi antara lain dilakukan dengan cara membaca teks secara mendetail sebuah teks eksplanasi yang akan dianalisis. Untuk memahami struktur dari teks eksplanasi sanggup dilihat dari struktur teks tersebut yaitu pernyataan umum^urutan lantaran akibat. Bagian pernyataan umum biasanya terdapat pada paragraph pertama. Pernyataan umum berisikan satu statemen ihwal suatu topik, yang akan dijelaskan. Bersifat ringkas, menarik, terperinci dan bisa meningkatkan minat pembaca untuk membaca detailnya. Menentukan urutan lantaran akhir yang biasanya terdapat pada paragraph kedua dan seterusnya. Urutan lantaran akhir ini biasanya berisikan penjelasn tetang topik yang dibahas. Dengan mengetahui struktur dan unsur kebahasaan teks eksplanasi dibutuhkan sanggup menganalisis isi teks eksplanasi tersebut dengan baik.

Teks yang berjudul “Penyebab Tanah Longsor” berisi klarifikasi ihwal proses terjadinya tanah longsor. Bacalah teks tersebut sekali lagi dan temukan penyebab terjadinya tanah longsor, kemudian isilah diagram berikut ini.
 Menganalisis yakni aktivitas mengkaji sebuah teks guna meneliti struktur dan bahasa teks  Menganalisis Isi Teks Eksplanasi

Verba Material dan Relasional
Teks eksplanasi lebih banyak memakai kata kerja material dan relasional. Kata kerja material dipakai untuk mengatakan perbuatan fisik atau peristiwa. Kata kerja relasional dipakai untuk mengatakan korelasi sebab-akibat. Setelah membaca dan mencermati penggalan yang dicetak tebal dan digarisbawahi. Baca, cermati, dan beri tanda (cetak tebal untuk kata kerja material dan beri garis bawah untuk kata kerja relasional) pada kalimat berikut.
  1. Tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada perbukitan/ punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal, berpotensi mengakibatkan tanah longsor pada demam isu hujan dengan curah hujan berkuantitas tinggi.
  2. Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya penahan.
  3. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah, sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban, serta berat jenis tanah/batuan.
  4. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar.
  5. Lereng yang terjal terbentuk lantaran pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin.
  6. Selain itu, jenis tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah lantaran menjadi lembek jika terkena air dan pecah jika udara terlalu panas.
  7. Pada lahan persawahan akar tanamannya kurang berpengaruh untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga gampang terjadi longsor.
  8. Akibat susutnya muka air yang cepat di danau, gaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 gampang terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.

Teks eksplanasi yang berjudul “Penyebab Tanah Longsor” sanggup disajikan secara ringkas. Caranya, kalian hanya menulis ulang kalimat-kalimat inti dari setiap tahap pada struktur teks itu. Pertama, kalian mengemukakan pernyataan umum ihwal tanah longsor. Kedua, sebutkan penyebab terjadinya tanah longsor. Sebagai latihan, lengkapilah kerangka ini.

Jenis tanah pelapukan yang sering dijumpai di Indonesia yakni hasil letusan gunung berapi. Tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada perbukitan/ punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal, berpotensi menjadikan tanah longsor pada demam isu hujan dengan curah hujan berkuantitas tinggi. 

Tanah longsor terjadi lantaran hujan, lereng terjal, tanah yang kurang padat/tebal, batuan yang kurang kuat, jenis tata lahan, getaran, susut muka danau/ bendungan, adanya beban tambahan, pengkisan/erosi, adanya material timbunan pada tebing, bekas longsoran lama, adanya bidang diskontinuitas, penggundulan hutan, dan kawasan pembuangan sampah.

Musim kering yang panjang akan menimbulkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar, kemudian muncullah pori-pori atau rongga tanah, kemudian terjadi retakan dan rekahan tanah di permukaan. Hujan lebat pada awal demam isu sanggup menimbulkan longsor. Melalui tanah yang merekah itulah air akan masuk dan terakumulasi di penggalan dasar lereng sehingga menimbulkan gerakan lateral. 

Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuk lantaran  pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin.

Tanah lempung atau tanah liat mempunyai potensi untuk terjadinya tanah longsor, terutama bila terjadi hujan. Selain itu, jenis tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah lantaran menjadi lembek kalau terkena air dan pecah kalau udara terlalu panas.

Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen akan gampang menjadi tanah kalau mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor apabila terdapat pada lereng yang terjal.  

Pada lahan persawahan akar tanamannya kurang berpengaruh untuk mengikat butir tanah dan menciptakan tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga gampang terjadi longsor.

Untuk kawasan perladangan penyebabnya yakni lantaran  akar pohon tidak sanggup menembus bidang longsoran yang dalam dan pada umumnya terjadi di kawasan longsoran lama.

Getaran gempa bumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran kemudian lintas menjadikan tanah, tubuh jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak

Akibat susutnya muka air yang cepat di danau gaya penahan lereng menjadi hilang.

Adanya beban perhiasan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada kawasan lembah. Akibatnya sering terjadi penurunan tanah dan retakan yang arahnya ke lembah.

Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu, akhir penggundulan hutan  (di sekitar tikungan sungai), tebing akan menjadi terjal.

Tanah timbunan pada lembah yang dipakai untuk menyebarkan dan memperluas lahan permukiman belum terpadatkan tepat menyerupai tanah orisinil yang berada di bawahnya, sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.

Longsoran usang umumnya terjadi selama dan sesudah terjadi.

Bidang tidak sinambung merupakan bidang lemah dan sanggup berfungsi sebagai bidang luncuran tanah longsor.

Tanah longsor umumnya banyak terjadi di kawasan yang relatif gundul lantaran pengikatan air tanah sangat kurang.

Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak sanggup menjadikan tanah longsor, apalagi ditambah dengan guyuran hujan.

Ternyata dalam menciptakan ringkasan dan isi ringkasan harus sama dengan isi teks yang diringkas. Kalian juga sanggup memanfaatkan struktur teks itu sebagai panduan. Bandingkan hasil ringkasan kalian dengan yang telah dibentuk oleh teman-teman kalian, apakah isinya sama antara ringkasan dan teks eksplanasi berjudul “Penyebab Tanah Longsor”. Jika belum sama, perbaiki lagi ringkasan hingga berhasi

Bacalah teks berjudul “Erosi” ini dengan cermat. Analisislah struktur teks tersebut, benarkah struktur teks berjudul “Erosi” ini sesuai dengan struktur teks eksplanasi yang terdiri atas pernyataan umum^urutan sebab-akibat? Jika benar, tulislah penggalan mana yang merupakan pernyataan umum dan penggalan mana saja yang merupakan urutan sebab-akibat. Paragraf 1: pernyataan umum, paragraph 2-4: urutan sebab-akibat menyerupai di bawah ini.
No.Struktur TeksPeristiwa
1.Pernyataan
Umum
Erosi yakni suatu proses atau insiden hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin. Erosi merupakan tiga proses yang berurutan, yaitu pelepasan partikel tunggal dari massa tanah, pengangkutan oleh media yang erosif menyerupai ajaran air dan angin, dan pengendapan bahan-bahan tanah oleh penyebab erosi, pada kondisi ketika energi yang tersedia tidak cukup lagi untuk mengangkut partikel. Di daerah-daerah tropis yang lembab menyerupai di Indonesia, air merupakan penyebab utama terjadinya erosi, sedangkan untuk daerah-daerah panas yang kering, angin merupakan faktor penyebab utamanya.
2.Urutan Sebab-AkibatPercikan air hujan merupakan media utama pelepasan partikel tanah pada pengikisan yang disebabkan oleh air. Pada ketika butiran air hujan mengenai permukaan tanah yang gundul, partikel tanah terlepas dan terlempar ke udara. Karena gravitasi bumi, partikel tersebut jatuh kembali ke bumi. Pada lahan miring partikel tanah tersebar ke arah bawah searah lereng. Partikel tanah yang terlepas akan menyumbat pori-pori tanah. Percikan air hujan juga menimbulkan pembentukan lapisan tanah keras pada lapisan permukaan. Hal ini menjadikan menurunnya kapasitas dan laju infiltrasi tanah. Pada kondisi ketika intensitas hujan melebihi laju infiltrasi, akan terjadi genangan air di permukaan tanah, yang kemudian akan menjadi ajaran permukaan. Aliran permukaan ini menyediakan energi untuk mengangkut partikel yang terlepas, baik oleh percikan air hujan maupun oleh adanya ajaran permukaan itu sendiri. Pada ketika energi ajaran permukaan menurun dan tidak bisa lagi mengangkut partikel tanah yang terlepas, partikel tanah tersebut akan mengendap baik untuk sementara maupun tetap.
3.Urutan Sebab-AkibatProses pengendapan sementara terjadi pada lereng yang bergelombang, yaitu penggalan lereng yang cekung akan menampung endapan partikel yang hanyut untuk sementara dan pada hujan berikutnya endapan ini akan terangkut kembali menuju dataran rendah atau sungai. Pengendapan selesai terjadi pada kaki bukit yang relatif datar, sungai, dan waduk. Pada kawasan ajaran sungai, partikel dan unsur hara yang larut dalam ajaran permukaan akan mengalir dan mengendap ke sungai dan waduk sehingga menimbulkan pendangkalan.
4.Urutan Sebab-AkibatBesarnya pengikisan bergantung pada kuantitas suplai material yang terlepas dan kapasitas media pengangkut. Jika media pengangkut mempunyai kapasitas lebih besar daripada suplai material yang terlepas, proses pengikisan dibatasi oleh pelepasan. Sebaliknya, kalau kuantitas suplai materi melebihi kapasitas, proses pengikisan dibatasi oleh kapasitas (Suripin, 2004).

Bacalah kembali teks “Erosi” di atas. Temukan kata kerja material dan kata kerja relasional yang ada dalam teks tersebut. Isikan ke kolom berikut ini.
ParagrafKata kerja materialKata kerja relasional
1MengangkutDisebabkan
-Tersedia
2MengenaiDisebabkan
JatuhMenimbulkan
TerlepasMengakibatkan
TerlemparMelebihi
TersebarMenyediakan
Menurun-
Terjadi-
Menjadi-
Mengangkut-
Mengendap-
3TerjadiMenyebabkan
Menampung-
Terangkut-
Mengalir-
Mengendap-
4TerlepasMempunyai
DibatasiMelebihi