Sistem yang hampir sama juga dilaksanakan di tempat lain ibarat Minahasa, Lampung, dan Palembang. Kopi merupakan flora utama di Sumatra Barat dan Minahasa. Adapun lada merupakan flora utama di Lampung dan Palembang. Di Minahasa, kebijakan yang sama kemudian juga berlaku pada flora kelapa.
Pelaksanaan tanam paksa banyak terjadi penyimpangan, di antaranya sebagai berikut.
- Jatah tanah untuk flora ekspor melebihi seperlima tanah garapan,apalagi jikalau tanahnya subur.
- Rakyat lebih banyak mencurahkan perhatian, tenaga, dan waktunya untuk flora ekspor sehingga banyak yang tidak sempat mengerjakan sawah dan ladang sendiri.
- Rakyat yang tidak mempunyai tanah harus bekerja melebihi 1/5 tahun.
- Waktu pelaksanaan tanam paksa ternyata melebihi waktu tanam padi (tiga bulan) alasannya tanaman-tanaman perkebunan memerlukan perawatan terus-menerus.
- Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak yang harus dibayarkan kembali kepada rakyat ternyata tidak dikembalikan kepada rakyat.
- Kegagalan panen flora wajib menjadi tanggung jawab rakyat/ petani.
Adanya penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan tanam paksa membawa jawaban yang memberatkan rakyat Indonesia. Akibat penyimpangan pelaksanaan tanam paksa tersebut antara lain: banyak tanah terbengkalai sehingga panen gagal, rakyat makin menderita, wabah penyakit merajalela, ancaman kelaparan melanda Cirebon dan memaksa rakyat mengungsi ke tempat lain untuk menyelamatkan diri. Kelaparan andal juga terjadi di Grobogan yang mengakibatkan banyak kematian sehingga jumlah penduduk menurun tajam.
Tanam paksa yang diterapkan Belanda di Indonesia ternyata mengakibatkan agresi penentangan. Berkat
adanya kecaman dari banyak sekali pihak, kesannya pemerintah Belanda menghapus tanam paksa secara bertahap. Salah satu tokoh Belanda yang menentang sistem tanam paksa yakni Douwes Dekker dengan nama samaran Multatuli
Dia menentang tanam paksa dengan mengarang buku berjudul Max Havelaar. Edward Douwes Dekker mengajukan tuntutan kepada pemerintah kolonial Belanda untuk lebih memperhatikan kehidupan bangsa Indonesia lantaran kejayaan negeri Belanda itu merupakan hasil tetesan keringat rakyat Indonesia. Dia mengusulkan langkah-langkah untuk membalas kebijaksanaan baik bangsa Indonesia. Langkah-langkah tersebut yakni sebagai berikut.
- Pendidikan (edukasi).
- Membangun jalan masuk pengairan (irigasi).
- Memindahkan penduduk dari tempat yang padat ke tempat yang jarang penduduknya (transmigrasi).
Ayo Berlatih
Ayo, temukan kosakata baku dan kata serapan pada bacaan yang berjudul “Sistem Tanam Paksa Pemerintah Kolonial Belanda”. Kemudian, carilah arti katanya. Kamu sanggup mencarinya di Kamus Besar Bahasa Indonesia, bertanya kepada Guru, atau berdiskusi. Perhatikan cara-cara memakai kamus berikut.
- Pilihlah sebuah kata dari daftar kosakata barumu, misalnya: pilar.
- Bukalah kamusmu. Carilah daftar kata-kata yang dimulai dengan huruf awal “p”. Ingat, setiap kata pada kamus selalu diurutkan menurut urutan abjad.
- Dalam daftar kata yang berhuruf awal “p”, carilah daftar kata yang dimulai dengan “pi”.
- Carilah daftar kata yang dimulai dengan “pil”. Kata pilar akan kau temukan di antara kata-kata itu. Selamat mencari.
Kosakata pada Bacaan | |||
---|---|---|---|
Kosakata Baku | Arti | Kosakata Serapan | Arti |
Wajib | Harus dilakukan | Kolonial. | Penjajahan |
Pemerintah | Orang atau forum yang mengatur tata laksana suatu negara | Ekspor | Mengirim barang ke luar negeri |
Petani | Orang berusaha atau berkegiatan mengolah tanah untuk diambil hasilnya | Edukasi | Pendidikan |
Panen | Pemungutan hasil pertanian | Irigasi | Pengairan |
Rakyat | Orang yang berada di suatu negara dan diakui keberadaannya oleh pemerintah | Sistem | Himpunan dari bagian-bagian yang saling berhubungan |
Ayo Menulis
Pahamilah bacaan di atas! Tuliskan info penting dalam bacaan ke dalam kolom-kolom berikut dengan memakai prinsip: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana!
Sistem Tanam Paksa sanggup dikatakan tidak sesuai lantaran pada prakteknya seluruh wilayah pertanian wajib ditanami flora yang laris ekspor dan hasilnya diserahkan kepada pemerintahan Kolonial. Tanah yang dipakai untuk praktik Tanam Paksa pun masih dikenakan pajak (seharusnya bebas pajak). Sedang Warga yang tidak mempunyai lahan pertanian harus bekerja selama setahun penuh (seharusnya hanya 75 hari) di lahan pertanian Belanda.
No comments:
Post a Comment