Kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dikarenakan telah menakdirkan kita sebagai Warga Negara Indonesia. Indonesia juga mempunyai sejarah yang membanggakan, kemerdekaan yang kita raih bukanlah hadiah dari bangsa lain. Kita menjadi bangsa yang memerdekan dirinya sendiri. Indonesia memproklamirkan dirinya sebagai sebuah negara merdeka. Itu semua menjadi keunggulan bangsa Indonesia. Komitmen terhadap keutuhan nasional diwujudkan melalui usaha mempertahankan kemerdekaan melawan penjajahan, usaha melawan pemberontakan, serta usaha untuk mengatasi banyak sekali bahaya baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Setelah bangsa Indonesia memproklamasikan berdiri Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka usaha kemerdekaan belumlah berakhir. Keinginan bangsa Indonesia untuk membangun sendiri negara yang merdeka dan berdaulat mendapat tantangan besar dari pemerintah Belanda. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan melewati beberapa episode penting yang mengkombinasikan antara usaha fisik dan diplomasi atau perundingan-perundingan selama kurun waktu 1945-1949.
No. | Peristiwa Perjuangan | Uraian Singkat Perjuangan |
---|---|---|
1. | Pertempuran Surabaya Tanggal 10 November 1945 | Pertempuran di Surabaya diawali kedatangan brigade 29 dari divisi India ke 23 di bawah pinpinan Brigadir Mallaby pada tanggal 25 oktober 1945. Kedatangan sekutu ini mengakibatkan problem dengan cowok Surabaya. Untuk menuntaskan insiden tersebut diadakan perundingan, Namun pada ketika negosiasi terjadi insiden Jembatan Merah Brigadir Mallaby tewas. Tanggal 9 November 1945 tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum untuk menyerahkan senjata kepada Sekutu, namun tidak dihiraukan. Akibatnya pecahlah perang di Surabaya pada tanggal 10 november 1945. Di bawah komando Sungkono, dan Bung Tomo Pemuda Surabaya semoga pantang mengalah melawan penjajah, Pertempuran ini merupakan pertempuran yang paling dahsyat yang menelan korban 15.000 orang, insiden 10 November ini di peringati sebagai Hari Pahlawan oleh seluruh bangsa Indonesia. |
2. | Perlawanan terhadap Agresi Militer Belanda | Untuk menguasai seluruh wilayah Indonesia Belanda melancarkan aksi milier sebanyak dua kali. Agresi Militer I dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 1947, dengan menguasai daerah-daerah yang dikuasai oleh Republik Indonesia di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur . Indonesia mengadukan Agresi Militer ini ke masyarakat Internasional, dan balasannya atas tekanan resolusi PBB balasannya tercapai gencatan senjata. Agresi militer II dilakukan kembali pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia ketika itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh lainnya. Jatuhnya ibu kota negara ini mengakibatkan dibentuknya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara. Setelah Yogyakarta dikuasai Belanda perlawanan bangsa Indonesia merubah taktik dengan cara perang gerilya. |
3. | Perang Gerilya | Perlawanan bangsa Indonesia dilakukan dengan perang gerilya, yaitu perang dengan berpindah-pindah tempat Salah satu perang gerilya dipimpin oleh Jenderal Soedirman. Setelah berpindah-pindah dari beberapa desa rombongan Soedirman kembali ke Yogyakarta pada tanggal 10 Juli 1949. Salah satu hasil perang gerilya ialah serangan umum tanggal 1 Maret 1949, yang dipimpin oleh Jenderal Sudirman. Serangan ini memberi imbas bagi dunia internasional perihal keberadaan NKRI. |
Perjuangan Mempertahankan NKRI Melalui Jalur Diplomasi
Perjuangan melalui jalur diplomasi ini dilakukan melalui banyak sekali negosiasi terutama dengan Belanda. Tujuannya satu supaya Belanda mengakui kedaulatan Indonesia sebagai sebuah negara yang
merdeka dan mempunyai kedudukan yang sama dengan negara lainnya yang sudah terlebih dahulu merdeka. Berikut ini beberapa negosiasi yang dilakukan oleh Indonesia dengan Belanda pada masa revolusi kemerdekaan.
No. | Peristiwa Perjuangan | Uraian Singkat Perjuangan |
---|---|---|
1. | Perjanjian Linggarjati | Perundingan Linggarjati ialah suatu negosiasi antara Indonesia dan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat pada Tanggal 10-15 November 1946. Hasil negosiasi ini ditandatangani di Istana Merdeka Jakarta pada 15 November 1946 dan ditandatangani secara sah kedua negara pada 25 Maret 1947. Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir, Belanda diwakili oleh tim yang disebut Komisi Jendral dan dipimpin oleh Wim Schermerhorn dengan anggota H.J. van Mook,dan Lord Killearn dari Inggris bertindak sebagai perantara dalam negosiasi ini. Hasil negosiasi terdiri dari 17 pasal yang antara lain berisi:
|
2. | Perjanjian Renville | Perjanjian Renville diambil dari nama sebutan kapal perang milik Amerika Serikat yang digunakan sebagai tempat negosiasi antara pemerintah Indonesia dengan pihak Belanda, dan KTN (Amerika Serikat, Belgia dan Australia) sebagai perantaranya. Dalam negosiasi itu, delegasi Indonesia diketuai oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin dan pihak Belanda menempatkan seorang Indonesia yang berjulukan Abdulkadir Wijoyoatmojo sebagai ketua delegasinya. Isi Perjanjian Renville itu ialah sebagai berikut.
|
3. | Perundingan Roem Royen | Pada tanggal April 4 April 1949 dilaksanakan negosiasi di Jakarta di bawah pimpinan Merle Cochran, anggota komisi dari Amerika serikat. Delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Mr. Mohammad Roem, Belanda diwakili oleh Dr. J.H. van Royen. Pada tanggal 7 Mei 1949 berhasil dicapai persetujuan antara pihak Belanda dengan pihak Indonesia. Pernyataan pemerintah Republik Indonesia dibacakan oleh Ketua Delegasi Indonesia Mr. Mohammad Roem yang berisi antara lain sebagai berikut.
Pernyataan Delegasi Belanda dibacakan oleh Dr. J.H. van Royen, yang berisi antara lain sebagai berikut.
|
4. | Konferensi Meja Bundar | Konferensi Meja Bundar (KMB) yang berlangsung di Den Haag pada 23 Agustus hingga 2 November 1949, berhasil mengakhiri konfrontasi Indonesia-Belanda. Hasil konferensi paling utama ialah ”pengakuan dan penyerahan” kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah Indonesia. Di samping itu, terdapat empat hal penting lainnya yang menjadi isi kesepakatan dalam KMB, yaitu:
|
Jenderal Sudirman
Bangsa Indonesia mempunyai sosok jagoan yang gagah berani dengan semangat gerilya walaupun dalam keadaan sakit parah melawan penjajah dia juga taat beragama, sosok itu tidak lain ialah Panglima Besar Jenderal Soedirman.
Soedirman dilahirkan tanggal 24 Januari 1916 di desa Bodaskarangjati, kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Di sekolah, Soedirman termasuk murid yang cerdas dan rajin mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Soedirman aktif diorganisasi kepanduan (pramuka) Hizbul Wathan (HW) yang di asuh oleh Muhammadiyah, mulai dari aktivitas kepemimpinan Soedirman mulai kelihatan. dia ternyata sorang pandu disiplin, militan, dan bertanggung jawab. Jenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh besar di antara sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi.
Soedirman dilahirkan tanggal 24 Januari 1916 di desa Bodaskarangjati, kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Di sekolah, Soedirman termasuk murid yang cerdas dan rajin mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Soedirman aktif diorganisasi kepanduan (pramuka) Hizbul Wathan (HW) yang di asuh oleh Muhammadiyah, mulai dari aktivitas kepemimpinan Soedirman mulai kelihatan. dia ternyata sorang pandu disiplin, militan, dan bertanggung jawab. Jenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh besar di antara sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi.
Saat usianya masih 31 tahun ia sudah menjadi seorang jenderal. Meski menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda. dia berlatar belakang seorang guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan ulet di kepanduan Hizbul Wathan. Ketika pendudukan Jepang, dia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor yang begitu tamat pendidikan, pribadi menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Menjadi Panglima Divisi V/Banyumas setelah TKR terbentuk.
Akhirnya dia terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNI). dia merupakan Pahlawan Pembela Kemerdekaan yang tidak perduli pada keadaan dirinya sendiri demi mempertahankan Republik Indonesia yang dicintainya. dia tercatat sebagai Panglima sekaligus Jenderal pertama dan termuda Republik ini.
Jenderal Soedirman, merupakan jagoan dan tokoh yang berperan penting dalam mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia. Dalam diri beliau, terdapat nilai-nilai yang sanggup dijadikan suri tauladan, terutama dalam hal nasionalisme terhadap bangsa Indonesia.
Beliau selalu tempil sebagai figur yang mempunyai kesadaran terhadap petingnya arti kebersamaan dalam suaru perjuangan. Dari hal tersebut sanggup disebutkan bahwa salah satu ketauladanan yang sanggup diambil dari jenderal Soedirman ialah kebersamaan yang merupakan nilai penting baik dalam suatu usaha dan juga kehidupan sehari – hari.
Ketauladanan lainnya yang sanggup diambil dari Jenderal Soedirman ialah dia ialah pendidik dan guru bagi masyarakat yang selalu bisa melaksanakan pengamatan secara cermat dan sempurna terhadap perkembangan sitausi politik yang silih berganti, selain itu ada beberapa keteladanan Soedirman yang harus berilmu balig cukup akal menjadikan contoh, Soedirman mendapat nilai – nilai kesederhanaan, kejujuran dan kerja tetapi Jenderal Soedirman juga mempunyai nilai kepahlawanan, percaya diri, keberanian dan kemandirian serta selalu menjaga kesalehannya.
No comments:
Post a Comment