Sunday, July 19, 2020

Bahan Gelas Dan Pemanfaatannya

Dalam kehidupan sehari-hari, kita memakai aneka macam macam alat yang terbuat dari aneka macam macam materi yang berbeda-beda. ada yang termasuk materi alami, materi sintetis. ada yang terbuat dari materi logam (besi dan non besi) dan non logam. Bahan non logam dibedakan menjadi: polimer, keramik, gelas, materi biologi atau biomaterial, dan lain sebagainya. Polimer yaitu tersusun dari adonan beberapa monomer.

Gelas atau beling yang dipakai sehari-hari sudah dipakai oleh masyarakat prasejarah semenjak zaman
paleotikum (zaman batu). Sejarah pembuatan beling memang masih diperdebatkan, namun penggunaan beling alami yang disebut obsidian tidak diragukan lagi. Obsidian yaitu produk sampingan alami dari letusan gunung berapi berupa benda yang tajam, mengkilap dengan warna hitam, orange, abu-abu, atau hijau. Obsidian merupakan benda yang sangat berharga bagi masyarakat prasejarah dan dipakai untuk menciptakan alat-alat dari batu.

Menurut catatan sejarah, beling sudah diproduksi semenjak tahun 4 SM (Sebelum Masehi) yaitu dengan materi pasir kuarsit yang dipanaskan hingga meleleh kemudian dibiarkan dingin, dan terbentuklah benda keras yang tembus pandang.

Gelas merupakan senyawa kimia dengan susunan yang kompleks, diperoleh dengan pembekuan lelehan melalui pendinginan. Bahan baku pembuatan beling ada dua kelompok yaitu (1) materi yang diperlukan dalam jumlah besar mencakup pasir silika, soda abu, kerikil kapur, feldspar dan pecahan gelas (cullet), dan (2) materi yang diperlukan dalam jumlah kecil mencakup natrium sulfat, natrium bikroma, selenium dan arang. Pasir silika, kerikil kapur dan feldspar sangat melimpah di Indonesia.
 kita memakai aneka macam macam alat yang terbuat dari aneka macam macam materi yang berbeda Bahan Gelas dan Pemanfaatannya
Gelas yaitu produk yang bersifat bening, tembus pandang secara optik, dengan kekerasan yang cukup. Gelas bersifat sangat rapuh, gampang pecah menjadi pecahan yang tajam, gampang dimodifikasi bentuknya dengan proses kimia atau pemanasan, sehingga mempunyai sifat estetika atau keindahan yang tinggi.

Gelas kondusif dipakai sebagai kemasan sebab beberapa sifat unggul berikut.
  • Kedap terhadap air, gas, bau-bauan dan mikroorganisme.
  • Tidak sanggup bereaksi dengan barang yang dikemas (bahan kimia).
  • Dapat didaur ulang.
  • Dapat ditutup kembali sehabis dibuka.
  • Tembus pandang sehingga isinya sanggup dilihat.
  • Memberikan nilai tambah bagi produk (nilai estetika).
  • Kaku dan besar lengan berkuasa sehingga sanggup ditumpuk tanpa mengalami kerusakan.
  • Gelas sanggup disimpan dalam jangka waktu panjang tanpa mengalami kerusakan.

Keunggulan sifat-sifat gelas tersebut memungkinkan produk-produk gelas dipakai untuk menunjang kebutuhan sehari-hari mencakup barang setengah jadi maupun produk gelas yang siap jadi. Contoh produk barang setengah jadi yaitu lempengan kaca, pipa kaca, benda beling berongga untuk materi membran dan penyaring, dan benda kebutuhan rumah tangga. Produk gelas yang siap pakai mencakup perabotan rumah tangga (piring gelas, cangkir gelas, botol gelas, dan lainnya), peralatan laboratorium (tabung reaksi, pipa kaca, beker gelas, beling pembesar, dan lainnya), materi bangunan atau industri menyerupai beling jendela, bola lampu, lampu gantung, genting kaca, dan asesoris menyerupai manik-manik.

Kaca terbuat dari silikon oksida (pasir), kapur, soda, dan oksida logam. Oksida logam yang ditemukan di sebagian besar beling jendela yaitu natrium, kalsium, magnesium, dan aluminium. Lampu kendaraan beroda empat dan beling tahan panas tertentu mengandung boron oksida. Jenis beling berbeda mempunyai karakteristik fisik yang berbeda. Salah satu sifat fisik beling yaitu densitas atau kepadatan. Kepadatan yaitu massa persatuan volume. Rumus.


ρ =m
V
Keterangan:
ρ = Massa Jenis (kg/m³ atau g/cm³)
m = Massa benda (kg atau gram)
v = Volume benda (m³ atau cm³)

Karena jenis beling berbeda mengandung kombinasi oksida logam berbeda, mereka mempunyai kepadatan berbeda. Kepadatan zat tetap konstan, tidak peduli berapa ukuran substansinya.

Mengidentifikasi Kepadatan Kaca
Apa yang kau sediakan?
  1. 6 macam pecahan kaca/gelas bekas (A, B, C, D, E, dan F)
  2. 20 cc air
  3. Gelas ukur
  4. Pinset (penjepit)
  5. Timbangan

Apa yang kau lakukan?
  1. Timbanglah pecahan kaca, catatlah massanya. Hati-hati dikala memegang pecahan kaca, gunakan pinset untuk memegangnya.
  2. Tempatkan air 20 cc ke dalam gelas ukur
  3. Masukkan pecahan beling ke dalam gelas ukur memakai pinset.
  4. Catatlah volume gres pada gelas ukur.
  5. Hitung volume pecahan beling (volume gres – 20 cc)
  6. Hitung kepadatan beling (massa: volume)
  7. Rekamlah datanya pada tabel.
Jenis KacaKepadatan
MassaVolumeKepadatan
A-- -
B-- -
C-- -
D-- -
E-- -
F-- -
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
  1. Berdasarkan data pada tabel di atas apakah ada pecahan beling yang mempunyai kepadatan sama?
  2. Bila ada pecahan gelas dengan kepadatan yang sama, apa artinya?

No comments:

Post a Comment