Friday, July 31, 2020

Membandingkan Teks “Siklus Hidrologi” Dengan Teks “Banjir”

Membandingkan teks sanggup diartikan sebagai acara yang dilakukan untuk menemukan perbedaan dan persamaan diantara dua buah teks. Kegiatan membandingkan teks sanggup dilakukan dengan cara membandingkan dari segi struktur teks maupun bahasa yang dipakai dalam teks tersebut. Untuk sanggup membandingkan dua buah teks diperlukan pengetahuan perihal struktur dan unsur kebahasaan teks tersebut. Pada goresan pena ini teks yang dibandingkan berbentuk teks eksplanasi. Teks eksplanasi berisi klarifikasi perihal keadaan sesuatu sebagai akhir dari sesuatu yang lain yang telah terjadi sebelumnya dan mengakibatkan sesuatu yang lain lagi akan terjadi kemudian.

Struktur teks eksplanasi terdiri dari pernyataan umum^urutan lantaran akibat^penutup. Pernyataan umum yaitu citra awal perihal apa yang disampaikan dengan pernyataan yang bersifat umum atau tahap pembuka perihal hal yang akan dijelaskan. Biasanya terdapat pada pecahan awal teks atau paragraf pertama. Urutan lantaran akhir yaitu inti klarifikasi apa yang disampaikan, berisi urutan lantaran akhir dari fenomena yang dibahas. Dalam pecahan ini terdapat aneka macam konjungsi yang digunakan. Biasanya urutan sebab-akibat terdapat beberapa bagian. sedangkan epilog berisi pandangan atau simpulan penulis, bersifat opsional sehingga bisa ada maupun tidak ada dalam suatu teks eksplanasi. Beriikut ini tumpuan teks berjudul banjir.

No.Struktur TeksPeristiwa
1.Pernyataan UmumBanjir yaitu fenomena alam yang bersumber dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi usang pada daerah ajaran sungai (DAS). Banjir terjadi lantaran karena alam dan tindakan manusia. Penyebab alami banjir yaitu abrasi dan sedimentasi, curah hujan, efek fisiografi/geofisik sungai, kapasitas sungai, drainase lahan, dan efek air pasang. Penyebab banjir lantaran tindakan insan yaitu perubahan tata guna lahan, pembuangan sampah, tempat padat penduduk di sepanjang sungai, dan kerusakan bangunan pengendali banjir.
2.Penyebab Alami BanjirSebagai akhir perubahan tata guna lahan, terjadi abrasi sehingga sedimentasi masuk ke sungai dan daya tampung sungai menjadi berkurang. Hujan yang jatuh ke tanah airnya akan menjadi ajaran permukaan (run-off) di atas tanah dan sebagian meresap ke dalam tanah, yang tentunya bergantung pada kondisi tanahnya. Ketika suatu tempat hutan diubah menjadi permukiman, hutan yang bisa menahan ajaran permukaan cukup besar diganti menjadi permukiman dengan resistensi ajaran permukaan kecil. Akibatnya ada ajaran permukaan tanah menuju sungai dan hal ini berakibat adanya peningkatan debit ajaran sungai yang besar. Apabila kondisi tanahnya relatif tetap, air yang meresap ke dalam tanah akan relatif tetap. Faktor epilog lahan vegetasi cukup signifikan dalam pengurangan atau peningkatan ajaran permukaan. Hutan yang lebat mempunyai tingkat epilog lahan yang tinggi sehingga apabila hujan turun ke wilayah hutan tersebut, faktor epilog lahan ini akan memperlambat kecepatan ajaran permukaan.

Curah hujan yang sangat lebat mempunyai tetes hujan besar. Karena tetes hujan berukuran besar, pori-pori permukaan tanah akan tertutup sehingga infiltrasi air hujan sangat kecil. Sebaliknya, limpasan air hujan menjadi sangat besar.

Fisiografi atau geografi fisik sungai menyerupai bentuk, fungsi, dan kemiringan daerah ajaran sungai (DAS), kemiringan sungai, geometrik hidrolik (bentuk penampang), dan lokasi sungai merupakan penyebab banjir dari segi fisiografi.

Pengurangan kapasitas ajaran banjir pada sungai disebabkan oleh pengendapan yang berasal dari abrasi DAS dan abrasi tanggul sungai yang berlebihan dan sedimentasi di sungai itu lantaran tidak adanya vegetasi epilog dan adanya penggunaan lahan yang tidak tepat.

Akibat adanya peningkatan jumlah penduduk, kebutuhan infrastruktur, terutama permukiman akan meningkat, sehingga mengubah sifat dan karakteristik tata guna lahan. Kecenderungan kapasitas kanal drainase menurun sehingga mengakibatkan ajaran permukaan meningkat. Drainase perkotaan dan pengembangan pertanian pada daerah banjir akan mengurangi kemampuan bantaran dalam menampung debit air yang tinggi.

Air pasang memperlambat ajaran sungai ke laut. Pada waktu terjadi banjir bersamaan dengan air pasang tinggi, tinggi genangan air atau banjir menjadi besar lantaran terjadi ajaran balik.
3.Penyebab Banjir lantaran Faktor SosialPerubahan tata guna lahan merupakan penyebab utama banjir dibandingkan dengan yang lainnya. Apabila suatu hutan yang berada dalam suatu ajaran sungai diubah menjadi permukiman, debit puncak sungai akan meningkat antara 6 hingga 20 kali. Angka 6 dan angka 20 ini bergantung pada jenis hutan dan jenis permukiman. Demikian pula untuk perubahan yang lainnya akan terjadi peningkatan debit puncak yang signifikan. Deforestasi, degradasi lingkungan dan pembangunan kota yang penuh dengan bangunan beton dan jalan-jalan aspal tanpa memperhitungkan drainase, daerah resapan, dan tanpa memperhatikan data intensitas hujan sanggup mengakibatkan musibah banjir.

Pembuangan sampah di DAS menciptakan sungai tersumbat sampah. Jika air melimpah, air akan keluar dari sungai lantaran daya tampung kanal berkurang.

Kawasan padat penduduk di sepanjang sungai/drainase sanggup menjadi penghambat ajaran dan daya tampung sungai. Masalah tempat kumuh dikenal sangat penting sebagai faktor sosial terhadap problem banjir daerah perkotaan.

Pemeliharaan kurang memadai pada bangunan pengendali banjir sanggup menimbulkan kerusakan dan kesudahannya tidak berfungsi sanggup meningkatkan kuantitas banjir.
(Diolah dari Kodoatie, R.J. & Sjarief, R. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu)

Banjir yaitu fenomena alam yang bersumber dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi usang pada daerah ajaran sungai. Alam dan insan mempunyai andil penyebab terjadinya banjir. Sebutkan apa saja penyebab banjir yang diakibatkan oleh alam dan manusia. Dengan sumbangan diagram, buatlah pembagian terstruktur mengenai penyebab terjadinya banjir.
 Membandingkan teks sanggup diartikan sebagai acara yang dilakukan untuk menemukan perbed Membandingkan Teks “Siklus Hidrologi” dengan Teks “Banjir”

Klausa Kompleks dan Kalusa Simpleks
Teks eksplanasi memakai konjungsi eksternal, yakni konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa simpleks. Klausa kompleks yaitu klausa yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa, atau keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dalam lebih dari satu struktur. Struktur yang satu dan struktur yang lain dihubungkan oleh konjungsi. Namun, sering hubungan itu hanya ditunjukkan oleh tanda koma atau titik koma, bahkan tidak ditunjukkan oleh tanda baca apa pun. Klausa simpleks yaitu klausa yang terdiri atas satu verba utama yang menggambarkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Klausa simpleks hanya mengandung satu struktur: subjek^predikator^(pelengkap)^(keterangan). Unsur yang diletakkan di dalam kurung belum tentu ada dalam klausa.baca

Contoh Klausa Simpleks dan Klausa Kompleks
Contoh Klausa Simpleks
Tanamanmenyerapairmelalui akar.
SubjekPredikatorObjekKeterangan cara
Banjiradalahfenomena alamyang sumbernya dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi usang pada daerah ajaran sungai (DAS).
SubjekPredikatorObjekKeterangan
Contoh Klausa Kompleks
Struktur 1
Akibatperubahan tata guna lahan,terjadierosi
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibatSubjekPredikatorObjek
Struktur 2
yang berakibatsedimentasimasukke sungai.
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibatSubjekPredikatorObjek
Struktur 3
sehinggadaya tampung sungaiberkurang.
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibatSubjekPredikator

Tugas mengurai kalimat berikut menyerupai contoh:
Temperatur yang berada di bawah titik beku menjadikan kristal es terbentuk.
Temperatur yang berada di bawah titik bekumengakibatkankristal es terbentuk.
Butir-butir air terjadi lantaran tetesan air kecil yang timbul akhir kondensasi berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara.
Struktur 1
Butir-butir airterjadikarena
SubjekPredikatorKata perangkai: konjungsi sebab-akibat
Struktur 2
tetesan air kecil (tiny droplet)yang timbulakibatkondensasi.
PredikatorObjekKata perangkai: konjungsi sebab-akibatObjek
Struktur 3
berbenturan dengantetesan air lainnya
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibatObjek
Struktur 4
danterbawa olehgerakan udara.
kata perangkai : konjungsiPredikatorObjek

Bila temperatur udara turun hingga di bawah 0° Celcius, butiran air akan berkembang menjadi salju.
Bila temperatur udara turun hingga di bawah 0° Celcius, butiran air akan berkembang menjadi salju.
Struktur 1
Bilatemperatur udaraturunsampai di bawah 0° Celcius,
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibatSubjekPredikatorKeterangan
Struktur 2
butiran airakan berubah menjadisalju.
SubjekPredikatorObjek

Curah hujan yang sangat lebat mempunyai tetes hujan besar.
Curah hujan yang sangat lebat mempunyai tetes hujan besar.
Curah hujan yang sangat lebatmempunyaitetes hujan besar.
SubjekPredikatorObjek

Karena tetes hujan berukuran besar, pori-pori permukaan tanah akan tertutup sehingga infiltrasi air hujan sangat kecil, sebaliknya limpasan air hujan menjadi sangat besar.
Karena tetes hujan berukuran besar, pori-pori permukaan tanah akan tertutup sehingga infiltrasi air hujan sangat kecil, sebaliknya limpasan air hujan menjadi sangat besar.
Struktur 1
Karenatetes hujanberukuranbesar
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibatSubjekPredikatorObjek
Struktur 2
pori-pori permukaan tanahakan tertutup
SubjekPredikator
Struktur 3
sehinggainfiltrasi air hujansangat kecil,
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibatSubjekKeterangan
Struktur 4
sebaliknyalimpasan air hujanmenjadisangat besar.
Kata perangkai: konjungsi sebab-akibatSubjekPredikatorKeterangan

Pada tahap awal eksplanasi ditandai oleh pernyataan umum dan diakhiri oleh urutan sebab-akibat. Apa yang kalian temukan dari struktur teks “Banjir”? Apakah kalian menemukan perbedaan antara struktur teks “Siklus Hidrologi” dengan struktur teks “Banjir”? Di mana letak perbedaannya?
Teks “Banjir” ternyata tidak mempunyai kesimpulan. Teks ini dibagi menjadi 3 bagian: pernyataan umum, penyebab alam, dan penyebab sosial. Perbedaan diantara kedua teks yaitu Teks “Siklus Hidrologi” mempunyai urutan sebab-akibat yang secara umum menjelaskan proses terjadinya siklus hidrologi. Sedangkan teks “Banjir” mempunyai urutan sebab-akibat yang menjelaskan penyebab banjir, secara khusus lantaran alam maupun sosial.

Istilah
Istilah yaitu kata atau campuran kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Istilah yang dipakai untuk bidang tertentu dan pemakaiannya hanya sanggup dipahami oleh orang yang berkecimpung dalam bidang tersebut dinamai istilah khusus. Beberapa istilah dalam teks bajir yaitu sebagai berikut.
  1. Fisiografi yaitu salah satu cabang ilmu geografi yang mempelajari suatu wilayah daerah atau negara menurut segi fisiknya, menyerupai dari segi garis lintang dan garis bujur, posisi dengan daerah lain, batuan yang ada dalam bumi, relief permukaan bumi, serta kaitannya dengan laut.
  2. Geofisik (geofisika) yaitu ilmu perihal sifat-sifat alami bumi (panas, magnetisme, dsb) dan gejala-gejalanya (mencakupi bidang-bidang meteorologi, oseanografi, seismologi, vulkanologi, magnetisme, dan geodesi).
  3. Sedimentasi yaitu suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan.
  4. Erosi yaitu kejadian pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akhir transportasi angin, air, atau es.
  5. Drainase yaitu lengkungan atau kanal air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibentuk oleh manusia.
  6. Resistensi artinya ketahanan
  7. Vegetasi yaitu kehidupan (dunia) tumbuh-tumbuhan atau (dunia) tanam-tanaman.
  8. Infiltrasi yaitu ajaran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah, perembesan.
  9. Deforestasi yaitu acara penebangan hutan atau tegakan pohon sehingga lahannya sanggup dialihgunakan untuk penggunaan nir-hutan, yakni pertanian, peternakan, atau tempat perkotaan.
  10. Degradasi yaitu penurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh acara pembangunan yang dicirikan oleh tidak berfungsinya secara baik komponen-komponen lingkungan sebagaimana mestinya.

Membandingkan struktur teks “Banjir” dengan struktur teks “Kekeringan”.
Kekeringan
Kekeringan merupakan fenomena hidrologi yang paling kompleks, perwujudan dan penambahan isu-isu berkaitan dengan iklim, tata guna lahan, dan norma pemakaian air. Kompleksitas bertambah lantaran diketahui kekeringan merupakan tragedi dengan prosesnya berjalan lambat sehingga dikatakan sebagai tragedi merangkak. Kekeringan tiba tidak tiba-tiba menyerupai banjir atau gempa bumi, tetapi timbul perlahan-lahan sehingga sangat gampang diabaikan. Tidak bisa diketahui secara niscaya awal dan kapan tragedi ini berakhir, tetapi semua gres sadar sehabis berada di periode tengahnya.

Definisi Kekeringan
Kekeringan diklasifikasikan menjadi dua: kekeringan alamiah dan kekeringan antropogenik. Kekeringan alamiah terjadi akhir tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim, kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah, kekurangan kandungan air di dalam tanah sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan tumbuhan tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas, pasokan komoditi ekonomi kurang dari kebutuhan normal. Kekeringan antropogenik yaitu kekeringan yang disebabkan oleh ketidakpatuhan pada aturan. Kekeringan antropogenik terjadi lantaran kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akhir ketidak-patuhan pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air dan kerusakan tempat tangkapan air, sumber air akhir perbuatan manusia.

Iklim
Kekeringan di Indonesia sangat berkaitan dengan fenomena ENSO (El-Nino Southern Oscilation). El-Nino yaitu kondisi aneh iklim yang menjadikan kemarau panjang. Pengaruh El-Nino lebih kuat pada ekspresi dominan kemarau dibandingkan pada ekspresi dominan hujan. Pengaruh El-Nino pada keragaman hujan mempunyai beberapa pola, yakni selesai ekspresi dominan kemarau mundur dari normal; awal masuk ekspresi dominan hujan mundur dari normal; curah hujan ekspresi dominan kemarau turun tajam kalau dibandingkan dengan normal; deret hari kering makin panjang, khususnya di daerah Indonesia pecahan timur.

Tata Guna Lahan
Semakin meningkatnya jumlah luas lahan pertanian yang diubah menjadi permukiman sanggup menjadikan semakin menurunnya jumlah air resapan. Hal ini menjadikan ajaran permukaan meningkat. Peningkatan ini mengakibatkan air yang seharusnya tertampung di dalam tanah menjadi terbawa ajaran permukaan sehingga terjadi kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah.

Norma Pemakaian Air
Penggunaan air yang berlebihan pada waktu ekspresi dominan tanam di lahan pertanian pada industri dan pada rumah tangga mengakibatkan menurunnya jumlah air pada waktu ekspresi dominan kemarau.

Penyebab tragedi kekeringan yaitu :
  1. Akibat tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim, kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah, dan kekurangan kandungan air di dalam tanah 
  2. Kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akhir ketidak-patuhan pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air dan kerusakan tempat tangkapan air, sumber air akhir perbuatan manusia.
  3. El-Nino yang menjadikan kemarau panjang. El-Nino menjadikan kemarau dan ekspresi dominan hujan mundur dari normal sehingga  deret hari kering makin panjang.
  4. Tata guna lahan, banyaknya lahan pertanian menjadi perumahan menjadikan berkurangnya jumlah air resapan dan memperbanyak air permukaan. Air yang seharusnya tertampung di dalam tanah terbawa ajaran permukaan sehingga mengurangi pasokan air tanah.
  5. Penggunaan air berlebihan pada ekspresi dominan tanam mengakibatkan menurunya jumlah air pada ekspresi dominan kemarau.

Masyarakat yang mengandalkan mata pencaharian dari bidang pertanian akan sangat terpengaruh oleh adanya tragedi kekeringan. Hal ini disebabkan karena  tanaman membutuhkan air untuk tumbuh sedangkan pada waktu terjadi kekeringan, jumlah air sedikit atau hampir tidak ada. Selain itu, suhu udara juga menjadi panas. Suhu udara yang panas dan jumlah air yang sedikit mengakibatkan tumbuhan mengering. Akibatnya, masyarakat petani akan terpengaruh, lantaran pertanian membutuhkan air dalam jumlah yang besar.

No.Penyebab Terjadinya
BanjirKekeringan
1.Curah hujan dengan intensitas tinggi Curah hujan di bawah normal
2.Pengurangan kapasitas ajaran airKebutuhan air lebih besar dari pasokan
3.Membuang sampah di DASDeret hari kering makin panjang akhir El-Nino
4.Kawasan padat penduduk sepanjang aliran
sungai
Banyaknya lahan resapan air yang beralih fungsi
5.Pemeliharaan bangunan pengendali banjir
yang kurang memadai
Penggunaan air berlebihan waktu ekspresi dominan hujan
No.Akibat yang ditimbulkan oleh
BanjirKekeringan
1.Menurunya kesehatan akhir timbulnya
aneka macam penyakit
Kekurangan pasokan air
2.Munculnya aneka macam kerawanan sosialTanaman pertanian mati
3.Menurunya tingkat kesejahteraan masyarakatKesehatan masyarakat menurun
4.Rusaknya lahan pertanianKekurangan air bersih
5.Rusaknya sarana dan prasarana umumKekurangan materi pangan

Teks Ekspalanasi Banjir dan Kekeringan
No.Struktur TeksPeristiwa
1.Pernyataan
Umum
Beberapa musibah yang sering melanda Indonesia yaitu banjir dan kekeringan. Banjir yaitu kejadian yang terjadi dikala ajaran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir biasanya terjadi pada ekspresi dominan hujan. Kekeringan yaitu keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun). Banjir dan kekeringan sama-sama mempunyai dampak bagi kehidupan insan di sekitarnya.
2.Penyebab banjir dan kekeringanBencana banjir disebabkan oleh faktor insan dan faktor alam. Beberapa faktor penyebab banjir antara lain yaitu sebagai berikut.
  1. Banjir disebabkan akhir curah hujan yang tinggi pada ekspresi dominan hujan Curah hujan yang sangat lebat mempunyai tetes hujan besar. Karena tetes hujan berukuran besar, pori-pori permukaan tanah akan tertutup sehingga infiltrasi air hujan sangat kecil. Sebaliknya, limpasan air hujan menjadi sangat besar.
  2. Pengurangan kapasitas ajaran banjir pada sungai disebabkan oleh pengendapan yang berasal dari abrasi DAS dan abrasi tanggul sungai yang berlebihan dan sedimentasi di sungai itu lantaran tidak adanya vegetasi epilog dan adanya penggunaan lahan yang tidak tepat.
  3. Pembuangan sampah di DAS menciptakan sungai tersumbat sampah. Jika air melimpah, air akan keluar dari sungai lantaran daya tampung kanal berkurang.
  4. Kawasan padat penduduk di sepanjang sungai/drainase sanggup menjadi penghambat ajaran dan daya tampung sungai. Masalah tempat kumuh dikenal sangat penting sebagai faktor sosial terhadap problem banjir daerah perkotaan.
  5. Pemeliharaan kurang memadai pada bangunan pengendali banjir sanggup menimbulkan kerusakan dan kesudahannya tidak berfungsi sanggup meningkatkan kuantitas banjir.
Kekeringan yang sering melanda Indonesia disebabkan oleh beberapa sebab, antara lain sebagai berikut.
  1. Akibat tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim, kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah, dan kekurangan kandungan air di dalam tanah 
  2. Kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akhir ketidak-patuhan pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air dan kerusakan tempat tangkapan air, sumber air akhir perbuatan manusia.
  3. El-Nino yang menjadikan kemarau panjang. El-Nino menjadikan kemarau dan ekspresi dominan hujan mundur dari normal sehingga  deret hari kering makin panjang.
  4. Tata guna lahan, banyaknya lahan pertanian menjadi perumahan menjadikan berkurangnya jumlah air resapan dan memperbanyak air permukaan. Air yang seharusnya tertampung di dalam tanah terbawa ajaran permukaan sehingga mengurangi pasokan air tanah.
  5. Penggunaan air berlebihan pada ekspresi dominan tanam mengakibatkan menurunya jumlah air pada ekspresi dominan kemarau.
3.Akibat banjir dan kekeringanBencana alam banjir menjadikan kerugian yang cukup besar bagi masyarakat. Banjir yang menggenangi wilayah pemukiman tentu mencemari lingkungan shingga menimbulkan aneka macam macam penyakit. Banjir juga sanggup menjadikan kerawanan sosial menyerupai kelaparan dan tindak kejahatan. Banjir menjadikan menurunya kesejahteraan masyarakat lantaran selama terjadinya banjir masyarakat tidak sanggup melaksanakan aktifitas ekonomi. Banjir juga mengakibatkan lahan pertanian. Banyak lahan pertanian yang tergenang air sehingga menjadikan tumbuhan menjadi membusuk dan gagal panen. Banjir juga merusak kemudahan umum. Jalur transportasi juga terputus akhir banjir menggenangi jalan-jalan sehingga kendaraan tidak bisa lewat.

Bencana alam kekeringan menjadikan kerugian yang cukup banyak bagi masyarakat. Kekeringan yang terjadi sanggup menjadikan pasokan air berkurang, kekurangan pasokan air menjadikan acara pertanian terganggu. Banyak sawah yang mengalami gagal panen akhir kekeringan. Karena suhu yang tinggi dan kekurangan air, tanaman-tanaman menjadi kering layu sedangkan hewan-hewan mati kehausan. Kekeringan sangat kuat terhadap beberapa sektor ekonomi. Akibat kekeringan, tanaman-tanaman pertanian menjadi layu dan mati sehingga petani merugi. Selain itu, kekeringan juga menjadikan menurunya derajat kesehatan masyarakat. Akibat kekeringan banyak penyakit timbul lantaran kurangnya air higienis yang dipakai untuk keperluan sehari-hari. Kekeringan yang panjang menjadikan sedikitnya persediaan air besih sehingga masyarakat terpaksa memakai air kotor untuk acara rumah tangga. Kekeringan menjadikan berkurangnya produksi materi pangan. Kegagalan panen menjadikan masyarakat terancam ancaman kelaparan.

No comments:

Post a Comment