Iklan banyak ditemukan di aneka macam media. Iklan merupakan bentuk pemakaian bahasa yang digunakan sedemikian rupa sehingga pesan yang dikandungnya sanggup diterima oleh masyarakat kemudian masyarakat tersebut mengatakan umpan balik yang berupa laba bagi perusahaan pengiklan. Iklan sanggup menjangkau hampir semua lapisan masyarakat. Keberhasilan sebuah iklan sangat bergantung pada kemahiran seseorang dalam memakai bahasa. Struktur teks iklan tidak selalu berurutan sperti struktur teks lainnya, alasannya ialah pembuatan iklan melibatkan kreativitas pembuatnya semoga sanggup menjadi daya tarik khalayak, sehingga strukturnya pun tidak teratur dan kaku.
Iklan itu sendiri merupakan suatu simbol yang divisualisasikan melalui aneka macam aspek tanda komunikasi dan tersusun dalam struktur teks iklan. Tanda-tanda yang terdapat dalam suatu struktur teks iklan merupakan satu kesatuan sistem tanda yang terdiri dari gejala mulut dan non mulut berupa kata-kata, warna ataupun gambar serta mempunyai makna tertentu yang diubahsuaikan dengan kepentingan produk yang akan dipasarkan atau yang akan diinformasikan. efek iklan sangatlah besar dari mengenalkan, menggambarkan dan menginformasikan suatu produk.
Proses penyampaian pesan oleh pengirim pesan kepada akseptor pesan disebut komunikasi. Komunikasi merupakan bab penting dalam iklan. Pesan komunikasi terdiri atas isi dan lambang. Adanya komunikasi antara penulis pesan dengan masyarakat pembaca menciptakan produsen memanfaatkan iklan sebagai tanda (sarana) untuk memperlihatkan produk-produknya. Tanda secara terperinci mensugesti bagaimana proses komunikasi tercipta. Tanda yang diisyaratkan oleh produsen kepada konsumen untuk dicermati, dipertimbangkan, yang kemudian dijadikan materi pertimbangan menciptakan suatu keputusan untuk membeli atau tidak sesuatu produk merupakan inti dari iklan.
Setelah memahami isi teks iklan dari aneka macam bentuk iklan, kiprah kalian selanjutnya membandingkan teks iklan yang satu dengan teks iklan yang lain. Perhatikan teks iklan ini dengan teliti. Setelah itu, kerjakanlah dengan mengikuti petunjuk yang diberikan pada setiap nomor. Tidak semua iklan mempunyai struktur yang sama.
Iklan Semen Tiga Roda
Iklan Semen Tiga Roda
Struktur Teks | Teks |
Orientasi | Aku sih percaya....tapi sama Semen Tiga Roda |
Tubuh iklan | Bagusnya yang Terpercaya. Bagusnya Semen Tiga Roda |
Justifikasi | Semen Tiga Roda Kokoh Terpercaya |
Iklan Oli Pertamina
Struktur Teks | Teks |
Orientasi | Mengenal Ciri Pelumas Pertama yang Baru dan Asli |
Tubuh iklan | Lima digit pertama merupakan Batch Belnding Dua nomor berikutnya merupakan tahun produksi Nomor terakhir merupakan lokasi di mana di produksi (1, 2, dan 3 di Jakarta, 4 di Cilacap, 5 di Surabaya) |
Justifikasi | Contact Pertamina : 500 000 (tanpa kode area) HP. 6221 79173000 SMS : 6221 7813 3000 E-mail : pcc@pertamina.com |
Iklan Earth Hour
Menjelang selesai Maret setiap tahun, EARTH HOUR yang merupakan kampanye inisiasi publik, menyatukan masyarakat dari seluruh dunia untuk merayakan kesepakatan gaya hidup irit energi dengan cara mematikan lampu dan alat elektronik yang sedang tidak digunakan selama 1 jam. Kampanye Mematikan Lampu selama 1 jam sebagai agresi awal untuk irit energi dalam rangka menyelamatkan bumi. pada Sabtu 27 Maret 2010, pukul 20.30-21.30 waktu setempat.
Logo EARTH HOUR '60+' memperlihatkan 60 menit mematikan lampu di Earth Hour sebagai awal AKSI gaya hidup irit energi.Tanda '+' memperlihatkan kesepakatan untuk bersama-sama mulai melaksanakan gaya hidup irit energi.
Earth Hour ialah AKSI sukarela mematikan minimal 2 lampu dan peralatan elektronik yang tidak sedang digunakan di setiap rumah. Komputer, lampu hias, lampu untuk iklan, televisi, meja lampu, dan masih banyak lagi lampu dan peralatan elektronik yang secara normal tidak membahayakan keselamatan dan keamanan. Pada tahun 2007, WWF merupakan salah satu inisiator Earth Hour di Sydney yang kemudian pada tahun-tahun berikutnya turut serta dalam kampanye Earth Hour dengan membuatkan kampanye ini di lebih dari 70 negara jaringan WWF di seluruh dunia.
Target utama kampanye Earth Hour Indonesia, yaitu :
- Untuk melanjutkan sasaran efisiensi energi dan perubahan gaya hidup di kota-kota besar di dunia dengan konsumsi listrik tinggi,
- Berusaha mengaitkannya dengan potensi sumber energi gres terbarukan yang lebih higienis dan berdampak minimal pada lingkungan
- Mengangkat dan memancing semangat kepemimpinan pemerintahan dan korporasi untuk secara signifikan melaksanakan efisiensi energi dan penggunaan sumber energi gres terbarukan sebagai bab dari kebijakan mereka.
Etika Pariwara Indonesia
Etika Pariwara Indonesia (EPI) yang disepakati Organisasi Periklanan dan Media Massa, 2005). Berikut ini kutipan beberapa adat periklanan yang terdapat dalam kitab EPI dari segi bahasa.
- Iklan harus disajikan dalam bahasa yang sanggup dipahami oleh khalayak sasarannya, dan tidak memakai persandian (enkripsi) yang sanggup menjadikan penafsiran selain dari yang dimaksudkan oleh perancang pesan iklan tersebut. (b) Tidak boleh memakai kata-kata superlatif ibarat “paling”, “nomor satu”, ”top”, atau kata-kata berawalan “ter“. (c) Penggunaan kata ”100%”, ”murni”, ”asli” untuk menyatakan sesuatu kandungan harus sanggup dibuktikan dengan pernyataan tertulis dari otoritas terkait atau sumber yang otentik. (d) Penggunaan kata ”halal” dalam iklan hanya sanggup dilakukan oleh produk-produk yang sudah memperoleh akta resmi dari Majelis Ulama Indonesia, atau forum yang berwenang.
- Penggunaan Kata ”Satu-satunya”: Iklan dihentikan memakai kata-kata “satusatunya” atau yang bermakna sama, tanpa secara khas menyebutkan dalam hal apa produk tersebut menjadi yang satu-satunya dan hal tersebut harus sanggup dibuktikan dan dipertanggungjawabkan.
- Pemakaian Kata “Gratis”: Kata “gratis” atau kata lain yang bermakna sama dihentikan dicantumkan dalam iklan, bila ternyata konsumen harus membayar biaya lain. Biaya pengiriman yang dikenakan kepada konsumen juga harus dicantumkan dengan jelas.
Iklan harus disajikan dalam bahasa yang sanggup dipahami oleh khalayak sasarannya. Iklan dihentikan memakai kata-kata superlatif ibarat “paling”, “nomor satu”, ”top”, atau kata-kata berawalan “ter“, dan atau yang bermakna sama, tanpa secara khas menjelaskan keunggulan tersebut yang harus sanggup dibuktikan dengan pernyataan tertulis dari otoritas terkait atau sumber yang otentik. Contoh iklan yang masih memakai kata-kata superlatif ibarat itu, misalnya Iklan Kartu Perdana XL Produk Terbaik! Pilih Data Card Mana Saja, Gratis! Internet up to 3 Bulan XL 3G-HSDPA”.
Kalian niscaya sering menjumpai iklan yang menyertakan label halal dalam kemasan produknya. Pada dasarnya, penggunaan kata ”halal” dalam iklan hanya sanggup dilakukan oleh produk-produk yang sudah memperoleh akta resmi dari Majelis Ulama Indonesia, atau forum yang berwenang. pencantuman logo halal pada produk yang telah terdaftar halal pada forum yang diakui, yang kita kenal kini dengan Sertifikat Halal LPPOM MUI. Dengan demikian, setiap produk yang ingin menerima akta halal, mereka harus mengikuti proses berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh forum tersebut. Selanjutnya forum ini mempunyai auditor untuk melaksanakan audit halal, dari para mahir yang dipilih melalui proses seleksi kompetensi, kualitas dan integritas, sebelum mereka ditugaskan. Label halal terdapat pada produk masakan dan minuman, minyak, lemak dan produk olahannya, rempah dan bumbu, penyedap rasa, pemanis, materi tambahan, protein dan mineral, jamu, obat-obatan, kosmetik, suplemen.
Seringkali ditemukan iklan yang memakai kata-kata “satu-satunya”. Pada prinsipnya, iklan dihentikan memakai kata-kata “satu-satunya” atau yang bermakna sama, tanpa secara khas menyebutkan dalam hal apa produk tersebut menjadi yang satu-satunya dan hal tersebut harus sanggup dibuktikan dan dipertanggungjawabkan. Salah satu iklan yang masih memakai kata-kata “satu-satunya” dalam produknya adalah. Iklan televisi Dettol. Dengan menyatakan diri sebagai produk yang paling baik itulah yang dianggap bermakna sama dengan kata ”satu-satunya”. Pada bab selesai iklan ini, voice over pada iklan mengujarkan Dettol ”100% melindungi”.
Pernahkah melihat atau membaca iklan yang mencantumkan kata “gratis”? Penggunaan kata “gratis” atau kata lain yang bermakna sama tolong-menolong dihentikan dicantumkan dalam iklan, bila ternyata konsumen harus membayar biaya lain. Beberapa iklan yang memakai kata tersebut namun ternyata pelanggan harus membayar biaya lain contohnya ialah Iklan Kartu Perdana IM3 “Pake sekalee Gratis sampe Ribuan kalee!”. Kata-kata ini mungkin sanggup menarik perhatian dan minat konsumen. Akan tetapi, seharusnya sanggup memakai kata-kata yang lebih sempurna sehingga tidak menjadikan salah persepsi khalayak yang menjadi sasaran pasarnya. Misalnya kalau ada biaya tambahan yang dikenakan kepada konsumen. Maka juga harus dicantumkan dengan terperinci berapa biaya tambahan tersebut.