Serat buatan adalah serat yang molekulnya disusun secara sengaja oleh manusia. Sifat-sifat umum dari serat buatan, yaitu besar lengan berkuasa dan tahan gesekan”. Pengolahan serat materi tekstil buatan sanggup dilakukan melalui penyemprotan pemintalan basah, pemintalan kering dan pemintalan leleh. Berikut ini beberapa cara pengolahan serat materi tekstil buatan.
1. Pengolahan Sellulosa buatan (Rayon)
Alat yang dipakai untuk menciptakan serat rayon berupa semprotan dari logam yang berlubang lubang halus yang jumlahnya antara 16 hingga 20 lubang. Proses pembuatan dilakukan dengan penyemprotan larutan materi pokok melalui lubang-lubang kecil pada semprotan hingga menjadi filamen. Halus dan bernafsu filamen tergantung pada kecepatan penyemprotan dan kecepatan waktu menggulung.
Proses penyemprotan ini disebut dengan pemintalan. Pemintalan ini sanggup dilakukan dengan tiga cara antara lain, pemintalan basah, pemintalan kering dan pemintalan leleh. Bahan tekstil yang diproses dengan cara pemintalan berair antara lain, rayon, acrilan, vicara, spandek, viniyon. Bahan tekstil yang diproses dengan pemintalan kering antara lain, asetat, akrilik, triasetat. Sedangkan materi nylon, poliester merupakan materi tekstil yang diproses dengan pemintalan leleh/cair.
2. Rayon Viskosa
Bahan dasar rayon viskosa yaitu sellulosa kayu dan karbon disulfida. Proses pembuatan dimulai dengan menghancurkan kayu cemara kemudian dilarutkan dengan karbon disulfida untuk memisahkan sellulosanya. Sellulosa dipres hingga membentuk lembaran yang disebut dengan sellulosa sulfida.
Selanjutnya sellulosa sulfida direndam dalam lindi natron kemudian dihancurkan dan dibiarkan beberapa hari. Setelah dicampur dengan karbon disulfida barulah menjadi natrium sellulosa xantat, kemudian dilarutkan dalam natrium hydroksida encer sehingga menjadi zat pelarut yang disebut viskosa. Agar udara keluar viskosa ditapis kemudian dimasukkan kembali hingga beberapa hari. Akhirnya melalui alat pemintal viskosa disemprotkan kedalam cairan yang mengandung zat asam supaya diperoleh sellulosa yang bening.
3. Pengolahan Rayon Kupramonium
Proses pembuatan rayon kupramonium memakai materi pokok sellulosa linters kapas. Selanjutnya linter kapas dimasak dalam kier pada suhu 150 derjat Celsius dengan larutan natrium hidroksida encer dan diputihkan dengan hypochlorit. Kemudian larutan ini diaduk aduk sehingga terjadilah larutan kupramonium yang berwarna biru jernih. Larutan kupramonium disemprotkan kedalam air yang mengandung sedikit asam untuk menghilangkan amoniak dan kupro kemudian diberi pelumas dan risikonya dikeringkan.
4. Proses pengolahan Rayon Polinosik (Polynosic)
Proses pembuatan polinosik berdasarkan Tachikawa, dimulai dengan pemuaian sellulosa alkali dihilangkan. Sellulosa xantat dilarutkan didalam air dan bukan didalam larutan alkali encer. Pemeraman larutan sellulosa xantat dihilangkan.
5. Pengolahan Serat Kaca (glass fiber)
Pengolahan serat beling dilakukan dengan mencapur semua materi dasar dengan hati hati kemudian dilelehkan kemudian dibuat menjadi kelereng atau gundu. Selanjutnya kelereng-kelereng itu dilelehkan kembali dengan suhu yang lebih tinggi hingga terjadi larutan. Larutan ini disemprot melalui alat pemintal keudara. dan digulung dengan kecepatan tinggi biar warnanya tembus jelas dan halus filamennya.
6. Pengolahan Serat Termoplastik
Proses pembuatan serat termoplastik tidak beda dengan proses pembuatan serat buatan yang lain yaitu dengan menyemprotkan larutan materi dasar melalui alat pemintal filamen. Berdasarkan proses pembuatan dan materi dasar yang dipakai maka serat termoplastik dibedakan atas lima golongan yaitu, asetat, poliamida, poliester, elastomeric, akrilik, polivinil alkohol (klorida). Chloro fibre (Poliakrilik).
- Pengolahan Asetat (Acetate). Proses pembuatan asetat dimulai dengan melarutkan sellulose kayu kedalam hydrida asam cuka dan sedikit asam welirang sehingga terjadi acetyl sellulose. Selanjutnya acetyl sellulosa dilarutkan dalam aceton kemudian disemprotkan melalui alat pintal kehawa panas. Aceton menguap dan terjadilah filamen acetyl sellulosa. Pemintalan ke hawa ini disebut pemintalan kering.
- Pengolahan Triasetat (Triacetate Celluloce/Tricel). Bahan pokok triasetat yaitu linters atau sellulosa kayu, proses pembuatannya sellulosa dilarutkan dan diasetilkan dengan asetat anhidrida. Sellulosa diendapkan dalam air, dicuci dan dikeringkan. Butir-butir triasetat dilarutkan dalam metilena klorida yang mengandung sedikit alkohol sehingga menjadi larutan kemudian disemprotkan melalui alat pemintal kehawa kering.
- Pengolahan Nylon. Proses pembuatan nylon dilakukan secara kimia melalui proses polymerisasi dengan mengolah zat arang, air dan hawa hingga menghasilkan garam nylon. Garam nylon dipanaskan dalam kawasan tertutup dengan ditambahkan sedikit asam asetat hingga mencair, kemudian larutan disemprotkan melalui alat pemintal ke udara supaya membeku. Filamen yang telah membeku diregang atau ditarik hingga 4 kali panjang semula untuk menaikkan kekuatan dan mengurangi mulurnya.
- Pengolahan Poliester. Proses pembuatannya poliester diawali dengan melaksanakan polimerisasi asam tereftalat dan etilena glikol dalam kawasan hampa udara dengan suhu tinggi maka terjadi larutan yang akan disemprotkan melalui alat pemintal. Pemintalan dilakukan dengan cara pemintalan leleh. Filamen yang terjadi ditarik ditarik dalam keadaan panas hingga lima kali panjang semula, terkecuali filamen yang bernafsu ditarik dalam keadaan dingin.
- Pengolahan Akrilik dan Modaklirik. Proses pembuatan akrilik dimulai dengan mengolah akrilonitril dan materi kimia lain dengan suhu tinggi, kemudian larutan disemprotkan melalui alat pemintal yang dipanaskan maka terjadi filamen poliakrilik. Proses pemintalan sanggup dilakukan secara berair maupun kering.
- Polivinil Alkohol. Proses pembuatannya vinil klorida diolah dengan materi kimia lainnya pada suhu yang tinggi kemudian dilarutkan dalam aceton. Larutan disemprotkan melalui alat pemintal kedalam air hambar sehingga terjadi filamen. Proses ini dinamakan pemintalan basah.
No comments:
Post a Comment