Dalam pembelajaran bahasa berbasis teks, bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang mengemban fungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri penggunanya pada konteks sosial-budaya akademis. Teks merupakan satuan bahasa yang berisi ungkapan makna secara kontekstual.
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam penggunaan bahasa antara lain sebagai berikut. Bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata atau kaidah kebahasaan. Penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna.
Bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah sanggup dilepaskan dari konteks lantaran bentuk bahasa yang digunakan itu mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya,
Bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia. Sehubungan dengan prinsip-prinsip itu, perlu disadari bahwa setiap teks mempunyai struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda.
Sementara itu, struktur teks merupakan cerminan struktur berpikir. Dengan demikian, makin banyak jenis teks yang dikuasai siswa, makin banyak pula struktur berpikir yang sanggup digunakannya dalam kehidupan sosial dan akademiknya. Berikut ini beberapa jenis teks dalam kurikulum 2013 yang diajarkan di kelas X.
Teks laporan yakni teks yang berisi penjabaran umum / melaporkan sesuatu berupa hasil dari pengamatan (observasi). Teks laporan juga disebut teks pembagian terstruktur mengenai lantaran teks tersebut memuat pembagian terstruktur mengenai mengenai jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Teks laporan sering dianggap sama dengan teks deskripsi. Sebenarnya teks laporan dan teks deskripsi berbeda. Teks laporan bersifat global dan universal, sedangkan teks deskripsi bersifat unik dan individual.
a. Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
Teks laporan disusun dengan struktur teks pernyataan umum atau pembagian terstruktur mengenai diikuti oleh anggota atau aspek yang dilaporkan. Struktur itu biasanya ditulis dengan pernyataan umum atau klasifikasi^anggota atau aspek yang dilaporkan.
- Tahap pernyataan umum atau pembagian terstruktur mengenai merupakan semacam pembuka atau pengantar wacana hal yang akan dilaporkan. Pada tahap pembukaan disampaikan bahwa benda-benda di dunia sanggup diklasifikasi berdasarkan kriteria persamaan dan perbedaan.
- Anggota/aspek yang dilaporkan berisi rincian atau citra khusus mengenai obyek yang dibahas.
b. Unsur kebahasaan
Unsur kebahasaan teks laporan antara lain:
- Kata sandang (artikula) merupakan kata penentu yang biasanya digunakan untuk mengawali kata benda atau kelompok kata benda. Contohnya sebuah, suatu, sebagian, dll. Contoh dalam kalimat: (a) Sebuah rumah hanyut disapu banjir. (b). Sebagian orang merasa ragu apakah ia bisa sukses atau tidak.
- Kata sambung atau konjungsi yakni kata yang digunakan untuk merangkaikan dua kalimat atau lebih, pola dan, tetapi, setelah, karena, apabila. Contoh dalam kalimat: (a). Anita dan Febri pergi memancing ke sungai. (b). Ia ingin pulang kampung tetapi tidak punya uang.
2. Teks Prosedur Kompleks
Prosedur berati tahap-tahap kegiatan untuk menuntaskan suatu acara sehingga teks mekanisme menunjukkan tahapan bagaimana sesuatu dikerjakan melalui serangkaian langkah atau tindakan. Informasi dalam teks mekanisme disajikan dengan urutan kejadian yang logis. Teks mekanisme kompleks berisi langkah-langkah atau tahap yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Banyak kegiatan di sekitar kita yang harus dilakukan berdasarkan prosedur.
a. Struktur Teks Prosedur Kompleks
Teks mekanisme kompleks ditata dengan struktur teks tujuan^langkah-langkah.
- Tujuan yakni hasil selesai yang akan dicapai.
- Langkah-langkah yakni cara yang ditempuh semoga tujuan itu tercapai. Pada teks mekanisme kompleks langkah-langkah itu merupakan urutan yang biasanya tidak sanggup diubah urutannya. Langkah awal menjadi penentu langkah berikutnya.
b. Ciri Kebahasaan
Ciri yang paling menonjol dari teks mekanisme yakni penggunaan (a) partisipan insan secara umum; (b) verba material dan verba tingkah laku; dan (c) konjungsi temporal.
- Konjungsi atau kata hubung, terdapat berbagai konjungsi pada teks mekanisme yang menyatakan waktu (kegiatan), menyerupai kemudian, sesudah itu, lalu, dan selanjutnya. Kata-kata menyerupai itu hadir sebagai konsekuensi dari langkah-langkah penggunaan sesuatu yang bersifat kronologis.
- Kata kerja imperatif (perintah), pada teks mekanisme banyak dijumpai kalimat perintah. Konsekuensi dari penggunaan kalimat perintah, banyak pula pemakaian kata kerja imperatif, yakni kata yang menyatakan perintah, keharusan, atau larangan.
- Verba material dan tingkah laku, verba material merupakan yang mengacu pada tindakan fisik sedangkan verba tingkah laris yakni tindakan yang dilakukan dengan ungkapan.
- Partisipan manusia, dalam segi partisipan insan secara umum kita cukup mengusut apakah pada teks prosdur kompleks yang kita sunting terdapat partisipan insan dan partisipan manusianya bukan secara khusus.
3. Teks Eksposisi
Teks eksposisi yakni salah satu bentuk pengembangan teks yang bertujuan untuk menjabarkan suatu pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, padat, dan akurat.
a. Struktur Teks Eksposisi
Struktur teks eksposisi terdiri dari pernyataan pendapat (tesis)^argumentasi^penegasan ulang pendapat.
- Tesis (pernyataan pendapat). Merupakan gagasan utama atau prediksi penulis wacana sebuah permasalahan yang berdasarkan fakta. Contoh di awal merupakan sebuah pola tesis yang menyangkut duduk masalah ekonomi.
- Argumentasi. Merupakan klarifikasi secara lebih mendalam pernyataan pendapat (tesis) yang diyakini kebenarannya oleh penulis melalui pengungkapan fakta-fakta sebagai klarifikasi argumen penulis. Di tandai dengan kalimat-kalimat yang berisikan pendapat penulis terhadap permasalahan yang menjadi topik pembiacaraan.
- Penegasan ulang pendapat. Merupakan penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam potongan argumentasi potongan sebelumnya. Terdapat dalam potongan selesai dari suatu teks eksposisi.
b. Unsur Kebahasaan
Kaidah/ciri bahasa yang digunakan dalam teks eksposisi antara lain sebagai berikut :
1) Pronomina
Pronomina atau kata ganti yakni jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Pronomina sanggup diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu pronomina persona dan pronomina nonpersona.
- Pronomina Persona (kata ganti orang) yaitu Persona Tunggal. Contohnya menyerupai ia, dia, anda, kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si-., dan Persona Jamak Contohnya menyerupai kita, kami, kalian, mereka, hadirin, para.
- Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan orang) yaitu Pronomina Penunjuk misalnya menyerupai ini, itu, sini, situ, sana. dan pronomina penanya misalnya menyerupai apa, mana, siapa.
2) Kata Leksikal (Nomina, Verba, Adjektiva, Adverbia)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 805) Leksikal yakni berkaitan dengan kata; berkaitan dengan leksem; berkaitan dengan kosa kata. Jadi, sanggup ditarik kesimpulan bahwa Makna Leksikal yakni makna yang berkaitan dengan kata, leksem, ataupun kosakata.
Nomina (kata benda)
Merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun abstrak. Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang berbentuk nomina dasar maupun nomina turunan. Nomina dasar misalnya gambar, meja, rumah, pisau. Nomina turunan misalnya perbuatan, pembelian, kekuatan, dll.
Verba (kata kerja)
Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan sifat. Dalam kalimat biasanya berfungsi sebagai predikat. Verba dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi dua yaitu :
- Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya mandi, pergi, ada, tiba, turun, jatuh, tinggal, tiba, dll.
- Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan bentuk dasar lantaran proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya melebur, mendarat, berlayar, berjuang, memukul-mukul, makan-makan, basuh muka, mempertanggungjawabkan, dll.
Adjektiva (kata sifat)
Merupakan kata yang yang digunakan untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, dan binatang. Contohnya cantik, gagah, indah, menawan, berlebihan, lunak, lebar, luas, negatif, positif, jernih, dingin, jelek, dan lain-lain.
Adverbia (kata keterangan)
Merupakan kata yang melengkapi atau menunjukkan informasi berupa keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara, dan lain-lain. Contohnya di-, dari-, ke-, sini, sana, mana, saat, ketika, mula-mula, dengan, memakai, berdiskusi, dan lain-lain.
3) Konjungsi
Konjungsi sanggup digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat argumentasi. Suatu jenis konjungsi sanggup digunakan dengan menggabungkannya dengan konjungsi yang sejenis dalam suatu kalimat yang saling berkorelasi sehingga membentuk koherensi antarkalimat. Beberapa konjungsi antara lain sebagai berikut.
- Konjungsi temporal menyerupai mula-mula, kemudian, lalu, sesudah itu, alhasil sanggup digunakan bersamaan untuk menata argumentasi dengan cara mengurutkan dari yang penting menuju ke yang kurang penting atau sebaliknya.
- Konjungsi sebab-akibat sanggup digunakan untuk menyuguhkan informasi asal-muasal suatu kejadian atau kejadian dan imbas yang ditimbulkan dari kejadian tersebut.
- Konjungsi penegasan menyerupai pada kenyataannya, kemudian, lebih lanjut, bahkan digunakan untuk mengurutkan informasi dari yang berpengaruh menuju yang lemah atau sebaliknya.
4. Teks Anekdot
Anekdot yakni sebuah dongeng singkat dan lucu atau menarik, yang mungkin menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya. Anekdot selalu disajikan berdasarkan pada kejadian nyata dan melibatkan orang-orang yang sebenarnya. Anekdot bukanlah lelucon, lantaran tujuan utamanya yakni tidak hanya untuk membangkitkan tawa, tetapi untuk mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum daripada kisah singkat itu sendiri, atau untuk melukiskan suatu sifat aksara dengan ringan sehingga ia menghentak dalam kilasan pemahaman yang eksklusif pada intinya.
a. Struktur Teks Anekdot
Struktur teks anekdot mencakup abstraksi^orientasi^krisis^reaksi^koda.
- Abstrak yakni potongan awal paragraf yang berfungsi memberi citra wacana isi teks. Biasanya ini mengambarkan hal unik yang akan ada dalam teks.
- Orientasi yakni potongan yang mengambarkan awal kejadian dongeng atau latar belakang bagaimana kejadian terjadi biasanya penulis bercerita dengan detail di potongan ini.
- Krisis yakni potongan mana terjadi hal/ duduk masalah yang unik atau tidak biasa yang terjadi pada penulis atau orang yang diceritakan.
- Reaksi yakni potongan bagaimana cara penulis/orang yang ditulis menuntaskan duduk masalah yang timbul dibagian krisis yang tadi.
- Koda yakni potongan selesai dari ciri unik tersebut, bisa juga dengan menunjukkan kesimpulan wacana kejadian yang dialami penulis/orang yang ditulis.
b. Unsur Kebahasaan
Teks anekdot dimanfaatkan masyarakat sebagai media untuk menyindir layanan publik di bidang politik, sosial, dan lingkungan. Sindiran atau kritikan yang dikemas dengan dongeng yang lucu dan menggelitik menciptakan orang gampang mendapatkan kritikan sambil tertawa. Untuk memperoleh sindiran yang halus, bahasa teks anekdot menggunakan kata kias atau konotasi, pengandaian, perbandingan, antonim, pertanyaan retoris, ungkapan, dan konjungsi.
- Kata kias atau konotasi yakni kata yang tidak mempunyai makna sebenarnya. Kata kias bisa berupa ungkapan dan peribahasa. Ungkapan yakni kelompok kata yang khusus digunakan untuk menyatakan sesuatu sedangkan peribahasa yakni kalimat yang mempunyai makna kias. Contoh : daun muda yang bermakna gadis (ungkapan)
- Kalimat sindiran yang diungkapkan dengan pengandaian, perbandingan, dan lawan kata atau antonim.. Contoh : Peristiwa yang terjadi di Indonesia diandaikan kalau terjadi di negeri orang (sindiran dengan pengandaian)
- Pertanyaan retoris. Pertanyaan retoris yakni pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban. Contoh : Apakah kau mau meninggal hari ini?
- Kalimat yang menyatakan aliran moral/pesan kebaikan
- Konjungsi. Konjungsi yakni kata hubung. Kata hubung yang sering digunakan dalam teks anekdot yakni kata hubung waktu (konjungsi temporal) yaitu, setelah, lalu, kemudian dan sebab-akibat yaitu, maka, karena, oleh alasannya yakni itu. Kalimat pengandaian digunakan penulis untuk berandai-andai.
5. Teks Negosiasi
Negosiasi yakni bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencari penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang mempunyai perbedaan kepentingan. Pihak-pihak tersebut berusaha menuntaskan perbedaan itu dengan cara yang baik tanpa merugikan salah satu pihak. Negosiasi juga sanggup terjadi sebagai tanggapan terhadap tawaran acara dari pihak pertama kepada pihak kedua.
a. Struktur Teks negosiasi Struktur didalam teks perundingan terdiri dari pembukaan, isi dan penutup. Berikut lebih detail klarifikasi mengenai struktur tersebut.
- Pembukaan. Biasanya pembukaan ini berisi mengenai basa bau atau pengenalan diri, salam dan sapa yang bertujuan sebagai pengiring topik.
- Isi. Bagian isi teks perundingan berisi mengenai inti pembahasan. Bagian isi dalam teks perundingan ini terbagi menjadi dua yaitu penyampaian materi serta tawar-menawar dan penyelesaian masalah. Penyampaian materi isinya terkait pernyataan dan pemberitahuan mengenai masalah. Sedangkan yang disebut dengan tawar-menawar dan penyelesaian duduk masalah yakni potongan yang berisi perundingan atau proses penyelesaian tujuan yang berbeda hingga tercapai kesepakatan atau perjanjian.
- Penutup. Bagian epilog ini merupakan potongan terakhir dalam teks perundingan dan biasanya berisi wacana basa-basi yang mempunyai arti. Seperti ucapan terima kasih dan lain sebagainya.
Negosiasi yang terjadi pada jual beli lebih kompleks dan berjalan berdasarkan alur yang lebih alami sehingga tiga tahap saja belum cukup. Struktur teks itu akan menjadi lebih kompleks apabila barang yang dibeli lebih dari satu dan keadaan pasar memungkinkan hal itu terjadi. Struktur lengkap teks perundingan kom plek sadalah orientasi^ permintaan^ pemenuhan^ penawaran^ persetujuan^ pembelian^ penutup.
Negosiasi menghasilkan kesepakatan, baik kedua belah pihak saling sepakat ataupun kedua belah pihak sepakat untuk tidak sepakat. Negosiasi yang baik selalu menunjukkan kaidah perundingan yang antara lain sebagai berikut.
- Tidak menyajikan lebih dari tiga argumen dalam satu waktu, mulai dengan argumen yang paling berpengaruh dan didukung dengan fakta, membangun argumen secara logis, mengikat, rapat, dan hati-hati.
- Jelaskan pandangan, buat kesimpulan dari pandangan tersebut, kemudian sampaikan kalau terdapat hal yang tidak disetujui dengan kawan negosiasi.
- Jabarkan kembali pokok bahasan pihak kawan perundingan untuk mengambarkan bahwa maksud yang disampaikan telah dimengerti.
- Minta alasan dari pihak kawan perundingan mengenai alasan atau argumen yang disampaikan
- Jangan menyela argumentasi dari pihak kawan negosiasi. Dengarkan dulu dan cari titik lemahnya.
No comments:
Post a Comment