Thursday, March 26, 2020

Daftar Istilah Dalam Pembelajaran Bahasa Di Sma

Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang Pendidikan Menengah Atas disajikan dengan berbasis teks, baik verbal maupun tulis, dengan menempatkan Bahasa Indonesia sebagai wahana untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran. Kurikulum 2013 menekankan pentingnya keseimbangan kompetensisikap, pengetahuan, dan keterampilan, kemampuan berbahasa yang dituntut tersebut dibuat melalui pembelajaran berkelanjutan.

Glosarium ialah suatu daftar alfabetis istilah dalam suatu ranah pengetahuan tertentu yang dilengkapi dengan definisi untuk istilah-istilah tersebut. Glosarium berbeda dengan kamus, tetapi ada persamaan sedikit. Perbedaannya ialah glosarium merupakan terjemahan/pengertian kecil yang hanya memuat kata-kata yang terkandung di dalam buku/wacana tersebut. 

Sedangkan kamus merupakan terjemahan/pengertian semua kata-kata terlengkap dalam sebuah bahasa, biasanya dilengkapi dengan cara pembacaannya dan jenis kata (mis. : v, ks, k, kki, dsb.) dan disertai dengan teladan penggunaan kata tersebut dalam kalimat. Persamaan antara Glosarium dengan Kamus ialah sama-sama mengartikan kata dari sebuah bahasa.
 Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang Pendidikan Menengah Atas disajikan dengan ber Daftar Istilah Dalam Pembelajaran Bahasa Di SMA
Banyak sekali istilah-istilah yang perlu Anda pahami dikala mempelajari Bahasa Indonesia terutama untuk tingkatan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Berikut ini disajikan beberapa istilah yang sanggup membantu Anda berguru Bahasa Indonesia.
NoIstilahPenjelasan
1.anekdotJenis teks yang berisi peristiwa-peristiwa lucu, konyol, atau menjengkelkan sebagai akhir dari krisis yang ditanggapi dengan reaksi. Anekdot memiliki struktur teks: abstraksi^ orientasi^ krisis^ reaksi^ koda. Tanda “^” berarti “diikuti oleh”.
2.argumentasialasan yang dipakai untuk mempertahankan pendapat
3.definisibatasan, pengertian. Contoh: mamalia ialah binatang yang menyusui.
4.deskripsijenis teks yang berisi citra keadaan (sifat, bentuk, ukuran, warna, dan sebagainya) sesuatu (manusia atau benda) secara individual dan unik. Teks ini mengutamakan korelasi antara keseluruhan dan bagian-bagiannya. Struktur teksnya ialah pernyataan ihwal hal yang dideskripsikan^bagian yang dideskripsikan.
5.diskusijenis teks yang berisi tinjauan terhadap sebuah isu dari dua sudut pandang yang berbeda, yaitu sisi yang mendukung dan menentang isu tersebut. Teks diskusi sering disebut teks argumentasi dua sisi. Struktur teksnya ialah isu^ argumentasi yang mendukung^ argumentasi yang menentang^kesimpulan/ rekomendasi.
6.editorialjenis teks pada koran atau majalah yang merupakan ungkapan wawasan atau gagasan terhadap sesuatu yang mewakili koran atau majalah tersebut. Editorial juga disebut tajuk rencana.
7.eksemplumjenis teks rekaan yang berisi insiden yang berdasarkan partisipannya tidak perlu terjadi. Secara pribadi, partisipan menginginkan insiden itu sanggup diatasi, tetapi ia tidak sanggup berbuat apa-apa. Struktur teksnya ialah abstrak^orientasi^insiden^interpretasi^koda.
8.eksplanasijenis teks yang berisi klarifikasi korelasi logis dari beberapa peristiwa. Pada teks eksplanasi, sebuah insiden timbul alasannya ialah ada insiden lain sebelumnya dan insiden tersebut menjadikan insiden yang lain lagi sesudahnya. Struktur teksnya ialah pernyataan umum^urutan alasan logis.
9.eksposisiJenis teks yang berfungsi untuk mengungkapkan gagasan atau mengusulkan sesuatu berdasarkan argumentasi yang kuat. Teks ini berbeda dengan teks diskusi yang berisi dua sisi argumentasi; teks eksposisi hanya berisi satu sisi argumentasi: sisi yang mendukung atau sisi yang menolak. Struktur teksnya ialah pernyataan pendapat (tesis)^argumentasi^penegasan ulang pendapat. => diskusi.
10.genreSecara sempit, jenis teks atau wacana; secara luas, konteks budaya yang melatarbelakangi lahirnya teks. => teks. pada konteks budaya yang lebih luas, genre ialah proses sosial yang berorientasi pada tujuan yang dicapai secara bertahap. Dikatakan sosial alasannya ialah insan berkomunikasi dengan memakai genre atau teks; dikatakan berorientasi pada tujuan alasannya ialah orang memakai genre atau teks untuk mencapai tujuan komunikasi; dan dikatakan sedikit demi sedikit alasannya ialah untuk mencapai tujuan tersebut, biasanya diharapkan beberapa tahap melalui pembabakan dalam struktur teks. => struktur teks
11.kalimatgugusan kata dalam satuan ortografis yang diawali oleh huruf besar dan diakhiri oleh tanda titik (.). Dalam LSF, kalimat tidak dibedakan dengan klausa dalam hal bahwa kalimat dan klausa memiliki kedudukan yang sama dalam tata bahasa, yaitu keduanya mengandung setidak-tidaknya subjek dan predikator. => klausa.
Menurut kompleksitasnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat simpleks dan kalimat kompleks.
12.kalimat simplekskalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang menggambarkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Kalimat simpleks (yang bergotong-royong sama dengan kalimat tunggal) hanya mengandung satu struktur: subjek^ predikator^ (pelengkap)^ (keterangan). Unsur yang diletakkan di dalam kurung belum tentu ada dalam kalimat.
13.kalimat komplekskalimat yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa, atau keadaan sehingga memiliki lebih dari satu verba utama dalam lebih dari satu struktur. Struktur yang satu dan struktur yang lain biasanya dihubungkan oleh konjungsi, tetapi sering pula korelasi itu hanya ditunjukkan oleh tanda koma atau titik koma, bahkan tidak ditunjukkan oleh tanda baca apa pun. Kalimat kompleks dibagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat kompleks parataktik dan kalimat kompleks hipotaktik.
14.kalimat kompleks parataktikkalimat kompleks yang terdiri atas dua struktur atau lebih yang dinyatakan dengan korelasi konjungtif sejajar dengan makna, antara lain dan, tetapi, dan atau.
15.kalimat kompleks hipotaktikkalimat kompleks yang sanggup dinyatakan dengan korelasi konjungtif tidak sejajar dengan makna, antara lain apabila, jika, karena, dan ketika. Pada teladan berikut ini, struktur 1 dan struktur 2 dirangkaikan dengan konjungsi apabila. Kedua struktur itu berafiliasi secara tidak sejajar.
16.kalimat imperatifkalimat yang berfungsi untuk memerintah. Contoh: Ambilkan saya minum!
17.kalimat deklaratifkalimat yang berfungsi untuk memberikan informasi atau berita. Contoh: Akhir-akhir ini, harga buku mahal.
18.kalimat interogatifkalimat yang berfungsi untuk bertanya. Terdapat dua macam kalimat interogatif, yaitu kalimat interogatif yang dijawab ya atau tidak dan kalimat interogatif yang jawabnya berupa informasi. Secara berturut-turut kedua jenis kalimat interogatif itu sanggup dicontohkan sebagai berikut: Dapatkah Anda berenang? dan Pukul berapakah Anda pulang?
19.katasatuan bahasa yang sanggup berdiri sendiri, yang sanggup berupa morfem tunggal atau morfem gabungan. => morfem. Kata sanggup digolongkan menjadi beberapa jenis. (jenis kata di bawah ini tidak disusun berdasarkan abjad).
20.kata benda (nomina)kata yang mengacu pada orang, benda, atau hal-hal yang bersifat aneh semacam perasaan atau kualitas, contohnya kursi, bangunan, persetujuan, keputusan, dan konsep.
21.kata kerja (verba)kata yang memperlihatkan aksi, peristiwa, atau keadaan, contohnya menulis, pergi, mengira, dan memasak.
22.kata keterangan (adverbia)kata yang sanggup menawarkan keterangan ihwal kapan, bagaimana, di mana, atau dalam keadaan bagaimana sesuatu berlangsung, contohnya kemarin, di Jakarta, dan dengan cepat.
23.kata ganti (pronomina)kata yang dipakai untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung, contohnya ia, -nya, mereka, kita, dan kami.
24.kata sifat (adjektiva)kata yang dipakai untuk mengambarkan kualitas sesuatu, ibarat ciri, wujud, warna, atau ukuran, contohnya bagus, cantik, mahal, muda, penting.
25.kata sandang (artikula)kata penentu (determiner) yang dipakai untuk mengawali kata benda atau kelompok kata benda, contohnya sebuah, suatu, beberapa, dan sebagian.
26.kata sambung (konjungsi)kata yang dipakai untuk merangkaikan dua kalimat tunggal atau lebih, contohnya dan, tetapi, setelah, sebelum, apabila, dan karena.
27.kata depan (preposisi)kata gramatikal yang selalu diikuti oleh benda atau kelompok kata benda, contohnya di, ke, dalam, dengan, pada, untuk, dan dari.
28.kata bilangan (numeralia)kata yang dipakai untuk menunjuk jumlah atau angka, contohnya satu, dua, tiga, empat, dan lima.
29.kata seru (eksklamasi)kata penanda wacana yang dipakai untuk mengungkapkan ketakjuban, kemarahan, keterkejutan, dan sebagainya, contohnya ah, em, oh, wah.
30.kelompok kata/kata kompleks.Kelompok kata mencakup kelompok nomina, kelompok verba, kelompok adjektiva, kelompok adverbia, dan kelompok preposisi. Kelompok kata berbeda dengan frasa dalam hal bahwa kelompok merupakan ekspansi dari kata, sedangkan frasa merupakan bentuk singkat dari kalimat. Kelompok kata dianggap sebagai kata kompleks (apabila dianalogikan dengan kalimat kompleks), sedangkan frasa merupakan konstruksi kata-kata yang berjajar. Kelompok mengandung muatan logis sebagaimana tercermin pada pola urutannya, sedangkan frasa lebih memperlihatkan bentuk fisik, yang rangkaian setiap kata di dalamnya belum diberi tugas tertentu, khususnya tugas sintaktis dan semantis. Pada tradisi LSF, istilah frasa hanya dipakai pada penyebutan frasa preposisi. => kelompok preposisi.
31.kelompok nominakelompok kata dengan nomina sebagai inti dan kata-kata lain sebagai penjelas. Kata-kata lain yang berfungsi sebagai penjelas itu sanggup berupa nomina, verba, adjektiva, atau kata-kata yang lain. Pada teladan berikut ini, meja ialah nomina yang berfungsi sebagai inti dan kata-kata lain berfungsi sebagai penjelas. Perlu dicatat bahwa kata-kata penjelas diperinci sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
32.kelompok verbakelompok kata dengan verba sebagai inti dan kata-kata lain sebagai penjelas. Pada teladan berikut ini berguru ialah kata inti dan akan ialah kata penjelas.
33.kelompok adjektivakelompok kata dengan adjektiva sebagai intinya. Kelompok adjektiva dibuat dengan menggabungkan adjektiva dan adverbia.
34kelompok adverbiakelompok kata dengan adjektiva sebagai intinya. Kelompok adjektiva dibuat dengan menggabungkan adjektiva dan adverbia.
35.kelompok preposisikelompok kata yang mengandung preposisi sebagai inti dan kata-kata lain sebagai penjelas. Pada teladan berikut ini, setelah merupakan preposisi yang menjadi inti dan sempurna merupakan penjelas.
36.keteranganunsur kalimat yang biasanya dipenuhi oleh adverbia. Keterangan bersifat sirkumstansial atau yang mencakup keterangan tempat, keterangan waktu, atau keterangan cara.
37.klausagugusan kata yang mengandung setidak-tidaknya subjek dan predikator. Dilihat dari strukturnya, klausa dan kalimat itu sama. => kalimat.
38.konjungsikata sambung. => kalimat kompleks.
39.laporanjenis teks yang berisi penjabaran umum mengenai sesuatu yang didasarkan pada hasil observasi. Teks laporan juga sering disebut teks klasifikasi. Teks ini mengutamakan korelasi antara kelas dan subsubkelas atau anggota-anggota kelas yang ada. Struktur teksnya ialah pernyataan umum/klasifikasi^anggota/ aspek yang dilaporkan
40.meneroka(berasal dari kata dasar teroka): menjelajahi; menelusuri.
41.morfemsatuan bentuk bahasa terkecil yang memiliki makna secara relatif stabil dan tidak sanggup dibagi lagi menjadi pecahan bermakna yang lebih kecil.
42.naratifteks rekaan yang berisi komplikasi yang mengakibatkan problem yang memerlukan waktu untuk melaksanakan penilaian biar sanggup memecahkan problem tersebut. Teks naratif umumnya dijumpai pada dongeng, hikayat, dongeng pendek, atau novel. Struktur teksnya ialah abstrak^orientasi^komplikasi^evaluasi^resolusi^koda.
43.negosiasibentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencari penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang memiliki perbedaan kepentingan. Teks yang mengandung unsur perundingan disebut teks negosiasi. Struktur teksnya ialah pembukaan^isi^penutup.
44.penceritaan (recount)jenis teks yang berisi pengungkapan pengalaman atau insiden yang dilakukan pada masa lampau. Struktur teksnya ialah orientasi^urutan peristiwa^reorientasi.
45.prosedurjenis teks yang berisi langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Langkah-langkah itu biasanya tidak sanggup dibalik-balik, tetapi apabila teks mekanisme kompleks mengandung langkah-langkah yang sanggup dibalikbalik, teks tersebut disebut protokol. Struktur teksnya ialah tujuan yang akan dicapai^langkah-langkah.
46.struktur tekstata organisasi teks, yaitu cara teks disusun. Sebuah teks ditata sesuai dengan jenisnya. Misalnya, teks mekanisme kompleks memiliki struktur teks tujuan yang akan dicapai^langkah-langkah; teks laporan memiliki struktur teks pernyataan umum/klasifikasi^anggota/aspek yang dilaporkan
47.tekssatuan lingual yang dimediakan secara tulis atau verbal dengan tata organisasi tertentu untuk mengungkapkan makna secara kontekstual. Istilah teks dan wacana dianggap sama dan hanya dibedakan dalam hal bahwa wacana lebih bersifat aneh dan merupakan realisasi makna dari teks. jenis teks yang secara umum dikenal ialah deskripsi, laporan, prosedur, penceritaan, eksplanasi, eksposisi, diskusi, surat, editorial, iklan, negosiasi, anekdot, naratif, eksemplum, dan lain-lain. jenis teks tersebut memiliki struktur teks yang berbeda dan memanfaatkan bentuk-bentuk bahasa yang berbeda (misalnya, jenis verba, konjungsi, partisipan, dan kelompok kata). Struktur teks dan bentuk-bentuk bahasa itu menjadi ciri yang menandai teks-teks tersebut.
48.verbakata yang memperlihatkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Terdapat enam jenis verba dalam bahasa. => transitivitas.
49.verba materialverba yang berupa perbuatan fisik atau peristiwa, contohnya membaca, menulis, dan memukul. Pada verba material terdapat partisipan yang melaksanakan sesuatu yang disebut bintang film dan partisipan yang lain (tidak selalu ada) yang dituju oleh verba tersebut yang disebut sasaran. Contoh, Ayah (aktor) membaca (verba: material) koran (sasaran).
50.verba mentalverba yang berupa persepsi (misalnya: melihat, merasa), afeksi (misalnya: suka, khawatir), dan kognisi (misalnya: berpikir, mengerti). Pada verba mental terdapat partisipan pengindera (senser) dan fenomena. Contoh: Ayah (pengindera) mendengar (verba: mental) kabar itu (fenomena).
51.verba relasionalverba yang berupa korelasi intensitas (yang mengandung pengertian A ialah B), sirkumstansi (yang mengandung pengertian A pada/di dalam B), dan milik (yang mengandung pengertian A memiliki B). Verba yang pertama tergolong ke dalam verba relasional identifikatif, sedangkan verba yang kedua dan ketiga tergolong ke dalam verba relasional atributif. Pada verba relasional identifikatif terdapat partisipan token (token) atau teridentifikasi (identified) dan nilai (value) atau pengidentifikasi (identifier). Contoh: Ayah (token) ialah (verba relasional identifikatif) pelindung keluarga (nilai). Pada verba relasional atributif terdapat partisipan penyandang (carrier) dan sandangan (attribute). Contoh: Ayah (penyandang) memiliki (verba relasional atributif) kendaraan beroda empat gres (sandangan).
52.verba verbalverba yang berupa pemberitahuan atau pewartaan (misalnya:memberitahukan, mengatakan). Pada verba verbal terdapat partisipan pewicara dan wicara. Contoh: Ayah (pewicara) berkata (verba verbal): Saya lelah (wicara) atau ayah (pewicara) berkata (verba verbal) bahwa ia lelah (wicara)
53.verba perilakuCverba yang berupa perilaku, baik fisik maupun psikologis. Yang pertama disebut verba sikap verbal, yaitu verba yang memperlihatkan perpaduan antara ucapan pada verba verbal dan tindakan pada verba material (misalnya: memuji, menggerutu, menertawakan); dan yang kedua disebut verba sikap mental, yaitu verba yang memperlihatkan perpaduan antara ungkapan perasaan pada verba mental dan tindakan pada verba material (misalnya: mengagumi, mencintai). Pada verba sikap terdapat partisipan pemerilaku (behaver) dan target (tidak harus ada) untuk verba sikap verbal, serta pemerilaku dan fenomena untuk verba sikap mental. Contoh untuk yang pertama: Ayah (pemerilaku) menggerutu (verba pemerilaku verbal). Contoh untuk yang kedua: Ayah (pemerilaku) menyayangi (verba sikap mental) kami (fenomena).
54.verba eksistensialverba yang berupa keberadaan sesuatu (misalnya: ada, terdapat). Partisipan pada verba ini disebut eksisten, dan biasanya terletak di belakang verba tersebut. Contoh: Ada/terdapat (verba eksistensial) dua sekolah tinggi tinggi negeri (eksisten) di Solo.

No comments:

Post a Comment