Thursday, March 26, 2020

Jenis Jenis Teks Kelas Xii

Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang Pendidikan Menengah Kelas XII disajikan dengan berbasis teks, baik ekspresi maupun tulis, dengan menempatkan Bahasa Indonesia sebagai wahana untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran. Pemahaman terhadap jenis, kaidah dan konteks suatu teks ditekankan sehingga memudahkan siswa menangkap makna yang terkandung dalam suatu teks maupun menyajikan perasaan dan pemikiran dalam bentuk teks yang sesuai sehingga tujuan penyampaiannya tercapai, apakah untuk menggugah perasaan ataukah untuk memperlihatkan pemahaman. Berikut ini beberapa teks yang dipelajari pada kelas XII semester I dan II.

A. Teks Cerita Sejarah
Teks dongeng sejarah ialah teks yang di dalamnya menjelaskan dan menceritakan wacana fakta insiden masa kemudian yang menjadi asal-muasal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang mempunyai nilai kesejarahan, sanggup bersifat naratif atau deskriftif.

1. Struktur Teks
Struktur yang membangun sebuah teks dongeng sejarah ialah orientasi^urutan peristiwa^reorientasi.
  • Orientasi ini bersifat opsional, artinya boleh ada dalam teks, atau kalau dianggap tidak perlu boleh tidak digunakan. Orientasi ini bermaksud untuk membuka atau pengantar pembicaraan sehingga pembaca tidak pribadi dibawa pada inti pembahasan, sanggup juga dikatakan pendahuluan ini sebagai pengenalan awal insiden sejarah. Dengan orientasi pembaca akan diantarkan dan menerima citra apa yang akan dibahas berikutnya. Pada teks dongeng sejarah biasanya didahului dengan keadaan pada waktu tertentu yang dipengaruhi oleh sejarah sebelumnya yang akan dibahas berikutnya. 
  • Urutan peristiwa. Bagian ini merupakan inti dari teks dongeng sejarah. Pada urutan insiden tentunya membahas seluruh alur dongeng sejarah dari mulai awal hingga tamat (secara kronologis). Di dalamnya dibahas banyak sekali macam insiden atau insiden yang melibatkan banyak sekali pihak yang besar lengan berkuasa dalam sejarah tersebut. Dalam cuilan ini dijelaskan banyak sekali fakta yang mendukung, artinya semua insiden haruslah bersifat faktual atau kenyataan, lantaran sejarah itu memanglah harus sesuai dengan insiden yang sebenarnya.
  • Reorientasi merupakan tahapan yang berupa pilihan, yang sanggup saja tidak muncul dalam sebuah teks dongeng sejarah. Bentuk umumnya berupa akhir (konsekuensi) dari rangkaian insiden sebelumnya, contohnya wacana kekalahan, kemenangan, kematian. Mungkin juga berisi kesimpulan, komentar atau penilaian dari peristiwa

2. Unsur Kebahasaan
a. Konjungsi Temporal
Konjungsi temporal merupakan konjungsi yang mengacu pada waktu dan sekaligus sebagai sarana kohesi teks. Konjungsi temporal yang menghubungkan dua hal atau peristiwa, terdiri dari dua bagian, yaitu konjungsi temporal yang menghubungkan dua insiden yang tidak sederajat (misalnya apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, tatkala, dan sebagainya) dan konjungsi temporal yang menghubungkan dua cuilan kalimat yang sederajat (misalnya sebelumnya dan sesudahnya).

b. Nominalisasi
Nominalisasi, sebagai suatu proses pembentukan nomina dari kelas kata yang lain dengan memakai afiks tertentu, kerap terjadi pada bahasa yang dipakai untuk menjelaskan isi penceritaan ulang. Pada teks dongeng sejarah sebagai satu bentuk penceritaan ulang juga sering ditemukan nominalisasi ini. Contoh
usaha : konfiks per- an (verba [V] à nomina [N])
perubahan : konfiks per-an (verba [V] à nomina [N])

c. Adverbia
Teks dongeng sejarah memakai keterangan dan frasa adverbial untuk mengungkapkan tempat, waktu, dan cara. Istilah keterangan dalam tata bahasa disebut dengan adverbia. Keterangan merupakan unsur kalimat yang memperlihatkan informasi lebih lanjut wacana sesuatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi wacana tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini sanggup berupa kata, kelompok kata, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa kelompok kata ditandai oleh preposisi, menyerupai di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk.
 Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang Pendidikan Menengah Kelas XII disajikan denga Jenis Jenis Teks Kelas XII
B. Teks Berita
Teks Berita ialah teks yang melaporkan kejadian, insiden atau infomasi mengenai sesuatu yang telah atau sedang terjadi. Penyampaian informasi ini sanggup dilakukan secara ekspresi yang sering kita dengar dan lihat di televisi, dan secara goresan pena yang sanggup kit abaca di media cetak.

1. Struktur
Ada beberapa struktur yang membangun teks berita. Stuktur teks tersebut merupakan struktur yang membangun teks sehingga menjadi satu kesatuan teks yang utuh. Kalian Teks informasi disusun dengan struktur teks orientasi informasi diikuti insiden kemudian sumber berita.
  • Orientasi informasi merupakan pembuka wacana hal yang akan diberitakan.
  • Peristiwa merupakan tahap inti dari berita. Pada tahap ini informasi dinarasikan sedemikian rupa hingga tersaji beberapa fakta yang dimunculkan kemudian.
  • Sumber informasi tidak selalu berada di tamat berita. Ia sanggup berada di dalam informasi itu sendiri.

2. Kaidah Kebahasaan
Teks Berita Dari sebuah teks juga sanggup kita analisis kaidah kebahasannya. Dalam teks informasi kaidah yang harus terpenuhi yaitu teks harus disajikan dengan informasi yang faktual dan bersifat umum. Bahasa yang diunakan harus bersifat baku atau standar bahasa Indonesia, sehingga menjembatani pemahaman banyak khalayak dari banyak sekali kalangan lantaran lebih dipahami oleh semuanya. Aspek kebahasaan lain yang ada dan sering muncul dalam teks informasi ialah digunakannya kalimat pribadi dan tidak langsung.

Keterangan
Di dalam teks berita, penggunaan keterangan ialah sebuah keharusan. Istilah keterangan dalam tata bahasa disebut dengan adverbia. Keterangan merupakan unsur kalimat yang memperlihatkan informasi lebih lanjut wacana sesuatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi wacana tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini sanggup berupa kata, kelompok kata, atau anak kalimat.
  • Keterangan yang berupa kelompok kata ditandai oleh preposisi, menyerupai di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. 
  • Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, menyerupai ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga. 

C. Teks Iklan
Iklan merupakan bentuk pemakaian bahasa yang dipakai sedemikian rupa sehingga pesan yang dikandungnya sanggup diterima oleh masyarakat kemudian masyarakat tersebut memperlihatkan umpan balik yang berupa laba bagi perusahaan pengiklan. Iklan sanggup menjangkau hampir semua lapisan masyarakat. Oleh lantaran itu, keberhasilan sebuah iklan sangat bergantung pada kemahiran seseorang dalam memakai bahasa.

Struktur Teks
Struktur teks iklan tidak selalu berurutan sperti struktur teks lainnya, lantaran pembuatan iklan melibatkan kreativitas pembuatnya semoga sanggup menjadi daya tarik khalayak, sehingga strukturnya pun tidak teratur dan kaku. Seperti pada teladan iklan semen tiga roda di bawah ini strukturnya terdiri dari orientasi, badan iklan, dan justifikasi.
 Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang Pendidikan Menengah Kelas XII disajikan denga Jenis Jenis Teks Kelas XII
Iklan Semen Tiga Roda
Struktur TeksTeks
OrientasiAku sih percaya....tapi sama Semen Tiga Roda
Tubuh iklanBagusnya yang Terpercaya. Bagusnya Semen Tiga Roda
JustifikasiSemen Tiga Roda Kokoh Terpercaya

Namun dalam banyak hal, struktur teks iklan tidak sanggup diurai dengan terperinci lantaran bentuknya yang sangat sederhana atau bahkan sangat kompleks, menyerupai iklan pada media televisi yang berupa gambar audiovisual atau pada media baliho daerah iklan hanya berupa gambar ajaib maupun tanda.

Untuk mengetahui apakah iklan suatu produk sesuai dengan keinginan atau sanggup menarik perhatian masyarakat, maka dibutuhkan elemen-elemen iklan, yakni: heard words (kata-kata yang terdengar dalam iklan); musik (musik yang terdapat dalam tayangan iklan); seen words (kata-kata yang terlihat pada tayangan iklan); picture (gambar atau tayangan iklan); colour (komposisi atau keserasian warna gambar serta pengaturan cahaya yang terdapat dalam tampilan tayangan iklan); movement (gerakan yang terlihat pada tayangan iklan).

D. Teks Opini/Editorial
Teks opini merupakan salah satu media atau wadah mengemukakan pendapat atau mengeluarkan pikiran tersebut. Ketika mengungkapkan pendapat atau pikirantentunya harus dilengkapi dengan fakta penunjang dan alasan yang masuk nalar semoga teks opini yang dibangun sanggup diterima oleh pembaca atau pendengar.

1. Struktur Teks Opini
Struktur teks itu merupakan citra cara teks itu dibangun. Teks opini disusun dengan struktur pernyataan pendapat, diikuti oleh argumentasi, dan ditutup oleh pernyataan ulang pendapat. Struktur teks ini sanggup dituliskan menyerupai berikut: pernyataan pendapat^argumentasi^pernyataan ulang pendapat (thesis statement^arguments^ reiteration).
  • Pernyataan pendapat (thesis statement). Pernyataan pendapat berisikan topik wacana sebuah permasalahan yang akan dibahas.
  • Argumentasi merupakan pendukung yang akan memperkuat opini yang hendak disampaikan. Pendukung berupa fakta-fakta wacana topik yang diangkat sehingga memberi nilai objektivitas pada goresan pena daripada sekadar opini belaka. Pada cuilan ini penulis berusaha meyakinkan pembaca bahwa apa yang dikemukakan itu benar.
  • Pernyataan ulang pendapat (reiteration) merupakan bagaian tamat teks opini yang berisi penegasan kembali pendapat yang telah dikemukakan semoga pembaca atau pendengar semakin yakin dengan pandangan kalian tersebut.

2. Unsur Kebahasaan
a. Adverbia
Dalam sebuah teks opini/editorial biasanya dipakai bahasa yang sanggup mengekspresikan sikap eksposisi. Agar sanggup meyakinkan pembaca, dibutuhkan ekspresi kepastian, yang sanggup dipertegas dengan kata keterangan atau adverbia frekuentatif, menyerupai selalu, biasanya, sebagian besar waktu, sering, kadang-kadang, jarang, dan lainnya.

b. Konjungsi
Konjungsi yang banyak dijumpai pada teks opini ialah konjungsi yang dipakai untuk menata argumentasi, menyerupai pertama, kedua, berikutnya, dan sebagainya; atau konjungsi yang dipakai untuk memperkuat argumentasi, menyerupai bahkan, juga, selain itu, lagi pula, sebagai contoh, misalnya, padahal, justru dan lain-lain; atau konjungsi yang menyatakan korelasi alasannya ialah akibat, menyerupai sejak, sebelumnya, dan sebagainya; konjungsi yang menyatakan harapan, menyerupai agar, supaya, dan sebagainya.

c. Verba
Teks opini meliputi penggunaan kata kerja material, relasional, dan mental sekaligus.
  • Verba (kata kerja) material merupakan verba yang memperlihatkan perbuatan fisik atau peristiwa, contohnya mengunyah, membaca, menulis, dan sebagainya.
  • Verba relasional ialah verba yang memperlihatkan korelasi intensitas (yang mengandung pengertian A ialah B), sirkumstansi (yang mengandung pengertian A pada/di dalam B), dan milik (yang mengandung pengertian A mempunyai B). Verba yang pertama tergolong ke dalam verba relasional identifikatif, sedangkan verba yang kedua dan ketiga tergolong ke dalam verba relasional atributif. Pada verba relasional identifikatif terdapat partisipan token (token) atau teridentifikasi (identified) dan nilai (value) atau pengidentifikasi (identifier). Misal: Ayah (token) ialah (verba relasional identifikasi) pelindung keluarga (nilai). Pada verba relasional atributif terdapat partisipan penyandang (carrier) dan sandangan (attribute). Misal: Ayah (penyandang) mempunyai (verba relasional atributif) kendaraan beroda empat gres (sandangan).
  • Verba mental, pada umumnya dipakai untuk mengajukan klaim. Verba ini mengambarkan persepsi (misalnya: melihat, merasa), afeksi (misalnya: suka, khawatir), dan kognisi (misalnya: berpikir, mengerti). Pada verba mental ini terdapat partisipan pengindera (senser) dan fenomena. Contohnya dalam klausa: Saya mempercayai bahwa..., Menurut saya..., Saya berpendapat.... Contoh lain dalam kalimat: Ayah (pengindera) mendengar (verba mental) kabar itu (fenomena).

d. Kosakata
Dalam menciptakan teks opini, seorang penulis harus kaya akan kosakata semoga teks yang dibangun memperlihatkan seorang penulis yang berwawasan luas. Di dalam teks tersebut, terlihat beberapa kosakata yang jarang dipakai dalam keseharian.

E. Teks Cerita Fiksi dalam Novel
Fiksi ialah dongeng dalam prosa, hasil olahan pengarang menurut pandangan, tafsiran, dan penilaiannya wacana insiden – insiden yang pernah terjadi, ataupun pengolahan wacana insiden -peristiwa yang hanya berlangsung dalam khayalannya. Teks dongeng fiksi ini merupakan karya sastra berbentuk prosa. Mengingat hakikat prosa ialah narasi (cerita), maka di dalamnya ada pelaku dongeng (tokoh), rangkaian dongeng (alur), pokok masalah yang diceritakan (tema), siapa yang memberikan dongeng (pencerita), serta tempat, waktu, dan suasanan menyerupai apa dongeng itu berlangsung (latar).

1. Struktur Teks
Struktur teks ialah korelasi antara unsur-unsur teks yang membentuk teks sebagai satu kesatuan. Secara keseluruhan, struktur yang membangun teks dongeng fiksi ialah abstrak^orientasi^komplikasi^evaluasi^resolusi^koda. Akan tetapi, lantaran teks novel ini termasuk genre makro, terdapat beberapa jenis genre mikro (teks tunggal) yang mengisi keseluruhan struktur teks novel.
  • Abstraksi = Ringkasan atau inti dongeng yang dikembangkannya menjadi rangkaian peristiwa.
  • Orientasi = Pengenalan yang berisi latar waktu, latar ruang, dan latar suasana.
  • Komplikasi = Urutan insiden alasannya ialah akibat.
  • Evaluasi = Konflik yang menuju ke tahapan.
  • Resolusi = Secara rinci wacana sebuah solusi dari konflik.
  • Koda = Menerangkan cuilan tamat dari cerita.

2. Unsur Pembangun Cerita Fiksi dalam Novel
a. Tema
Tema ialah inti atau inspirasi pokok dalam cerita. Tema merupakan awal tolak pengarang dalam memberikan cerita. Tema suatu novel menyangkut segala problem dalam kehidupan manusia, baik masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, dan sebagainya.

b. Hubungan Kausalitas
Jalur daerah lewatnya rentetan insiden yang merupakan rangkaian polah para tokoh yang berusaha memecahkan konflik dalam sebuah dongeng disebut alur. Alur, yang merupakan perpaduan semua unsur pembangun dongeng sehingga menjadi kerangka utama, mempunyai pementingan pada korelasi kausalitas tiap insiden yang ada.

c. Alur
Alur / Plot merupakan rangkaian insiden dalam novel. Alur dibedakan menjadi 2 (dua) cuilan yaitu pertama alur maju ( progesif ) yaitu apabila insiden bergerak secara sedikit demi sedikit menurut urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan yang kedua alur mundur ( flash back progesif ) yaitu terjadi ada kaitannya dengan insiden yang sedang berlangsung. Plot / alur menampilkan insiden – insiden yang mengandung konflik maupun menarik bahkan mencekam pembaca.

d. Penokohan
Penokohan ialah cara pengarang menggambarkan dan menyebarkan abjad tokoh-tokoh dalam cerita. Untuk menggambarkan abjad seorang tokoh, pengarang sanggup juga menyebutkannya langsung, contohnya si A itu penyabar, si B itu murah hati. Penjelasan abjad tokoh sanggup pula melalui citra fisik dan perilakunya, lingkungan kehidupannya, cara bicaranya, jalan pikirannya, ataupun melalui penggambaran oleh tokoh lain.

e. Gaya Bahasa
Untuk melukiskan sosok dan tabiat tokoh, serta suasana latar belakang cerita, baik waktu maupun tempat, kalian sanggup melihat pengarang memakai perumpamaan, yang dikenal dengan sebutan majas atau gaya bahasa. Perhatikan beberapa kutipan berikut. Tentu saja kalian masih ingat wacana gaya bahasa.

No comments:

Post a Comment