Monday, September 30, 2019

Pintar Pelajaran Karapan Sapi, Lomba Balap Sapi Bergengsi Khas Madura

Perpustakaan Cyber (8/3/2015) - Karapan sapi merupakan lomba pacuan sapi yang dilaksanakan di Pulau Madura, Jawa Timur. Jika mendengar nama Karapan Sapi, tentu semua perhatian eksklusif tertuju ke Madura sebagai daerah di mana tradisi ini lahir. Selain unik, ada beberapa fakta wacana karapan sapi yang sebaiknya diketahui untuk menambah wawasan.

1. Jenis Karapan Sapi

Karapan sapi terdiri dari lima jenis yaitu Kerap Keni, Kerap Raja, Kerap Onjangan,dan Kerap Kariseden. Kerap Keni merupakan karapan yang diikuti oleh sapi – sapi kecil yang masih belum terlatih. Jarak lintasan yang harus ditempuh yaitu sepanjang 110 meter. Sapi yang menang sanggup mengikuti kerap raja. Kerap raja atau kerapan besar diselenggarakan di ibukota kabupaten dengan lintasan sepanjang 120 meter. Sementara itu kerap onjangan merupakan pacuan khusus dengan pesertanya hanya pada undangan. Biaasanya karapan ini dilaksanakan untuk memperingati hari – hari besar. Kerap Karesidenan merupakan program puncak karapan untuk mengakhiri trend karapan. Sedangkan Kerap Jar-Jaran merupakan karapan yang dilakukan hanya untuk sekedar berlatih semoga sapi pacuan lebih siap dikala lomba.


2. Peserta Karapan Sapi

Karapan sapi diikuti oleh beberapa kelompok sapi karapan. Setiap akseptor terdiri dari sepasang sapi yang diikat dengan semacam kereta kayu. Sapi tersebut akan dikendalikan oleh joki yang bangun di atas kereta. 

3. Ketentuan Lomba

Joki akan memacu sapi karapan yang dikendalikannya semoga berlari sekencang – kencangnya dan mengalahkan akseptor yang lain. Peserta yang berhasil melewati trek dengan waktu tercepat akan menjadi pemenangnya. Panjang trek pacuan untuk lomba yaitu 100 meter sehingga waktu lomba berlangsung singkat yaitu hanya sekitar 10 detik hingga 1 meni.

4. Waktu Penyelenggaraan

Karapan sapi telah menjadi ajang yang rutin digelar setiap tahun sekali di Madura. Ajang ini biasa diselenggarakan di bulan Agustus serta September. Pertandingan final berlangsung di selesai bulan September atau Oktober di Pamekasan untuk mendapat Piala Bergilir Presiden.

5. Prosesi

Pada prosesi awal, pasangan – pasangan sapi yang merupakan akseptor lomba akan diarak mengelilingi arena pacuan sambil diiringi dengan gamelan Madura yang disebut dengan Saronen. Babak pertama merupakan penentuan untuk kelompok kalah dan kelompok menang. Babak kedua menjadi penentuan untuk juara kelompok kalah. Sementara itu babak ketiga merupakan penentuan juara dari kelompok menang. Kelompok menang yang akan mendapat Piala Bergilir Presiden

6. Pihak yang Terlibat

Ajang karapan sapi selalu melibatkan banyak pihak selain pemilik sapi. Bahkan setiap orang dikenal dengan sebutan masing – masing. Orang yang bertugas mengendalikan sapi di atas kaleles dikenal dengan tukang tongko. Orang yang menahan tali kekang sebelum sapi dilepas disebut dengan tukang tambeng. Orang yang menggertak sapi semoga sanggup melesat dikala diberi aba – aba disebut dengan tukang getak. Orang yang menuntun sapi disebut dengan tukang tonja. Sedangkan anggota rombongan yang memberi semangat untuk sapi pacuan disebut dengan tukang gubra.

7. Tirakat Sebelum Lomba

Malam hari sebelum ajang karapan tiba, pemilik sapi bersama rombongan membawa sapi ke arena lomba. Mereka mengadakan kemah sehingga malam hari sebelum lomba di arena perlomban sangat meriah alasannya semua akseptor telah berkumpul di sana. Setiap orang mempunyai kiprah masing – masing. Perawat sapi bertugas memijat sapi dan menjaga pembakaran semoga sapi tidak digigit nyamuk. Sebagian anggota ada yang melaksanakan tirakat semoga sapinya menjadi pemenang.

Karapan sapi memang menjadi salah satu kebudayaan yang ikonik di Indonesia, khususnya Madura. Ajang ini harus terus dilestarikan sebagai tradisi Madura di tengah – tengah imbas globalisasi yang semakin marak. Apalagi beberapa fakta menarik karapan sapi di atas juga menambah pengetahuan bahwa banyak hal yang terkandung dalam tradisi yang unik ini.

No comments:

Post a Comment