Monday, September 30, 2019

Pintar Pelajaran Candi Pawon

Perpustakaan Cyber (9/5/2015) - Selain menjadi kota pelajar, Yogyakarta juga dikenal sebagai kota wisata. Hal ini disebabkan oleh banyaknya objek wisata mirip gunung, pantai, dan sejumlah situs peninggalan sejarah yang masih terjaga keutuhannya. Masih di seputaran Yogyakarta, tepatnya di kota Magelang, ada sebuah candi yang merupakan salah satu kekayaan kerajaan jaman dahulu yang diwariskan secara baik ke masyarakat pedesaan setempat. Candi itu dikenal dengan nama Candi Pawon. Letak candi ini tepatnya berada di daerah Candi Borobudur, yang juga akrab dengan Candi Mendut. Candi Pawon merupakan salah satu candi yang dikunjungi dikala perayaan Waisak memasuki puncaknya, bersamaan dengan Candi Mendut dan tentunya juga Candi Borobudur. Dengan demikian, hal ini menciptakan Candi Pawon menjadi salah satu candi Buddha yang terdapat di Indonesia.

Banyak hal mengenai Candi Pawon yang masih kurang sekali untuk kejelasannya. Memang kalau dilihat dari bentuknya, Candi Pawon tidak sebesar dan semegah Candi Borobudur. Karakteristik Candi Pawon masih sangat sederhana tanpa adanya arca yang terdapat di dalam candi utama. Akan tetapi, ada sejumlah fakta menarik mengenai Candi Pawon yang terangkum dalam ulasan berikut ini.


Asal Muasal Nama Candi Pawon

Dalam Bahasa Jawa, pawon berarti dapur. Hal ini lalu mengakibatkan kesan bahwa Candi Pawon dulunya merupakan salah satu tempat bagi masyarakatnya sebagai tempat untuk melaksanakan acara yang memungkinkan terjadi di sebuah dapur. Namun hal ini lalu terbantahkan dengan tidak ditemukannya peninggalan mirip sampah dapur yang berada di sekitar Candi Pawon. 

de Casparis, spesialis epigrafi, yang menyatakan bahwa kata pawon dalam Candi Pawon berasal dari kata ‘awu’ dan menerima komplemen ‘pa’ dan ‘an’. Dalam Bahsa Jawa, kata ‘awu’ berarti abu, dan penambahan ‘pa’ dan ‘an’ mencerminkan sebuah tempat. Hal ini lalu dibawa ke tingkatan yang lebih lanjut untuk membayangkan Candi Pawon sebagai tempat perabuan. Abu yang dimaksud di sini yakni debu yang berasal dari sisa-sisa pembakaran jasad yang dimakamkan di sana. 

Teori tersebut lalu dipatahkan lagi oleh inovasi lain yang menyebutkan bahwa Candi Pawon bekerjsama berfungsi sebagai tempat penyimpanan senjata yang menciptakan Candi Pawon mempunyai nama lain, yaitu Candi Brajanalan. Arti dari nama yang terakhir tersebut dalam Sansekerta yakni halilintar dan api. Ada akidah bahwa Dewa Indra mempunyai sebuah senjata yang ibarat seperi itu dan konon tersimpan dalam candi ini.

Candi Pawon dalam Ritual Waisak

Hari raya umat Buddha, Waisak, yakni sebuah momen di mana para jemaatnya akan dengan khidmat mengikuti ritual yang telah ditentukan perjalanannya itu. Candi Pawon yakni candi kedua yang dilewati dan dikunjungi dalam ritual perayaan Waisak, sehabis sebelumnya dari Candi Mendut dan kesannya akan berujung di Candi Borobudur. Jika diperhatikan, ketiga candi tersebut berada dalam satu garis simetris yang lurus. Maka tak heran apabila dalam perayaan Waisak ketiga candi tersebut menciptakan sebuah rangkaian ritual yang indah dan khidmat.

Pada dasarnya, perayaan atau pelaksaan ritual Waisak akan berpusat di Candi Borobudur. Kedua candi lainnya, Candi Mendut dan Candi Pawon merupakan semacam pos dalam ritual di mana seluruh umatnya berjalan tanpa mengeluarkan bunyi sedikit pun. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kesucian dan keheningan ritual pada perayaan Waisak. Hal yang sangat disayangkan dikala ritual ini berlangsung yakni masyarakat yang bukan jemaat yang sedianya hadir namun justru mengakibatkan kegaduhan yang seharusnya sanggup sangat dihindari jikalau mau untuk bertoleransi terhadap sesama umat beragama. 

No comments:

Post a Comment