Kegiatan gotong royong dan bentuk kebudayaan kawasan merupakan salah satu bentuk imbas letak geografis Indonesia terhadap kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Lakukan kegiatan berikut ini bersama dengan sobat sekelompokmu.
Membuat Kliping
1. Bahan dan alat:
Bahan dan alat yang diharapkan diantaranya yaitu guntingan kertas koran atau majalah, foto-foto, gambar dari internet, kertas ukuran folio warna-warni, spidol warna-warni, dan alat tulis lain.
2. Langkah-langkah:
Untuk menciptakan kliping tersebut sanggup memakai langkah-langkah mirip di bawah ini.
- Carilah masing-masing tiga gambar yang memperlihatkan kegiatan sosial masyarakat dan budaya kawasan di sekitarmu. Gambar sanggup berasal dari koran, majalah, foto hasil karyamu, atau gambar dari internet.
- Carilah keterangan sebanyak-banyaknya perihal gambar yang kau pilih dan hubungannya dengan kehidupan sosial budaya masyarakat.
- Apabila kejadian tersebut terjadi di sekitarmu, lakukan wawancara atau bertanyalah sebanyak-banyaknya untuk mendapat keterangan perihal kejadian tersebut.
- Tempelkan satu gambar pada satu kertas. Lalu, tuliskan keterangan di bawahnya dengan memakai kata tanya: siapa, mengapa, kapan, di mana, bagaimana, dan apa.
- Tuliskanlah kesimpulanmu.
- Susunlah dengan rapi dan menarik kiprah kelompokmu. Kumpulkan semua kertas yang berisi gambar dan keterangan gambar untuk dijilid.
- Presentasikan hasil kerja kelompokmu di depan kelas.
1. Gotong Royong Memenaen Padi
No. | Pertanyaan | Keterangan |
---|---|---|
1 | Siapa | Masyarakat di kawasan pedesaan masih mempunyai perilaku kegotong royongan yang kuat. |
2 | Mengapa | Kegiatan memanen padi dilakukan secara gotong royong selain menghemat biaya juga menjaga kerukunan warga |
3 | Kapan | Kegiatan gotong-royong memanen padi dilakukan pada dikala panen padi. Selain memanen padi kegiatan menanam dan mengolah lahan juga dilakukan dengan gotong royong. |
4 | Di Mana | Kegiatan gotong-royong memanen padi biasanya dilakukan oleh masyarakat yang berada di kawasan pedesaan. |
5 | Bagaimana | Kegiatan gotong-royong memanen padi dilakukan dengan cara memanen padi secara gotong royong dan bergantian. Kegiatan ini dilakukan bergantian hingga semua flora padi mereka selesai dipanen. |
6 | Apa | Kegiatan gotong-royong memanen padi merupakan salah satu budaya bangsa Indonesia yang sudah jarang ditemukan. |
2. Kesenian Kuda Lumping/Ebeg Banyumas
No. | Pertanyaan | Keterangan |
---|---|---|
1 | Siapa | Kesenian Kuda Lumping atau Ebeg Desa Randegan Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah |
2 | Mengapa | Kesenian kuda lumping merefleksikan semangat heroisme. Hal ini terlihat dari gerakan-gerakan ritmis, dinamis, dan agresif, melalui kibasan anyaman bambu, menirukan gerakan layaknya seekor kuda di tengah peperangan. |
3 | Kapan | Kesenian Kuda Lumping biasanya dimainkan dikala ada hajatan mirip pernikahan, sunatan dan hajatan lainnya. |
4 | Di Mana | Kesenian ini sangat terkenal di masyarakat Jawa, khususnya Jawa tengah dan sekitarnya |
5 | Bagaimana | Selain menyuguhkan gerak tari, tarian ini juga terdapat unsur magis alasannya setiap pertunjukannya ada beberapa penari yang kesurupan dan beberapa ritual yang di lakukan dalam tarian ini. |
6 | Apa | Kuda Lumping yaitu salah satu kesenian tradisional Jawa yang menggambarkan sekelompok prajurit penunggang kuda. Kuda yang di gunakan dalam tarian ini bukanlah kuda sungguhan, namun kuda yang terbuat dari bambu yang di anyam dan dibuat dan dihias mirip kuda. |
3. Upacara Tedak Siten
No. | Pertanyaan | Keterangan |
---|---|---|
1 | Siapa | Masyarakat Jawa melaksnakan tradisi Tedak Siten secara turun temurun. |
2 | Mengapa | Bagi para leluhur, akhlak budaya ini dilaksanakan sebagai penghormatan kepada bumi tempat anak mulai mencar ilmu menginjakkan kakinya ke tanah. Dalam istilah jawa disebut tedak siten. |
3 | Kapan | Upacara Tedak Siten dilaksanakan dikala bayi mulai sanggup berjalan sekitan usia 8 bulan. |
4 | Di Mana | Upacara Tedak Siten biasanya dilakukan di dalam rumah. Seorang anak yang berusia tujuh lapan (7 x 35 hari) dimandikan dengan air kembang setaman, menginjak jadah (nasi ketan tumbuk), dibimbing menaiki tangga yang dibuat dari tebu wulung, dan kemudian dimasukkan ke dalam kurungan ayam berhias janur kuning. |
5 | Bagaimana | Tradisi ini dijalankan dikala anak berusia hitungan ke-tujuh bulan dari hari kelahirannya dalam hitungan pasaran jawa. Perlu diketahui juga bahwa hitungan satu bulan dalam pasaran jawa berjumlah 36 hari. |
6 | Apa | Tedak siten merupakan budaya warisan leluhur masyarakat Jawa untuk bayi yang berusia sekitar tujuh atau delapan bulan. Tedak siten dikenal juga sebagai upacara turun tanah. |
No comments:
Post a Comment