Dulu, banyak sahabat yang mewaspadai bahwa persahabatan Hanni dan Duwi akan bertahan lama, alasannya yakni latar belakang keluarga mereka yang jauh berbeda. Hanni yakni anak seorang pengrajin batik yang sukses. Walaupun mulai dengan membatik sendiri, kemudian mempunyai beberapa pegawai,
kini perjuangan orang bau tanah Hanni sudah berkembang sangat pesat. Mereka sudah mempunyai beberapa cabang toko batik di kota untuk memasarkan batik karya mereka. Pegawainya juga semakin banyak.
Sementara Duwi, yakni anak seorang penjual camilan bagus yang sederhana. Ketika kecil dulu, tiap sore Duwi
ikut ibunya menjajakan camilan bagus kepada para pekerja di pendopo batik milik orang bau tanah Hanni. Di sanalah Hanni berkenalan dengan Duwi. Waktu kecil dulu, mereka sangat menikmati saat-saat itu. Namanya anak-anak, perbedaan latar belakang pun tak dirisaukan. Permainan mereka tetap saja asyik. Petak umpet, petak jongkok, rumah-rumahan, atau masak-masakan.
Tetapi, yang menciptakan persahabatan mereka bertahan usang yakni perilaku Hanni dan Duwi yang saling menghargai satu sama lain. Hanni tidak pernah menganggap dirinya berbeda dengan Duwi. Bukan hanya Duwi yang bermain ke pendopo batik Hanni, tetapi Hanni pun tak sungkan bermain ke rumah
sederhana milik keluarga Duwi. Ia malah menikmati makan siang atau makan jajanan sore di rumah Duwi. Memang, ibu Duwi arif memasak. Namanya juga penjaja kue, niscaya arif juga menciptakan aneka masakan. Hanni justru bahagia dengan kedekatan dan kesederhanaan suasana di keluarga Duwi.
Acara makan bersama yang selalu ramai penuh cerita, alasannya yakni semua hadir dengan kisah masing-masing.
Sebaliknya, ketika Duwi bermain ke rumah Hanni, tidak dirasanya minder sedikit pun. Ayah dan ibu Hanni tidak pernah juga memperlakukan Duwi super istimewa alasannya yakni Duwi anak penjaja kue. Santai saja Duwi membaca-baca koleksi buku kisah Hanni di kamarnya ketika Hanni sedang melaksanakan hal
lain. Kadang-kadang Duwi pun ikut membantu ketika Hanni harus melipat-lipat batik dan memasukkannya ke dalam plastik sebelum siap dikirim ke toko. Duwi kagum dengan Hanni dan keluarganya. Walaupun punya banyak pegawai, Hanni dan saudara-saudaranya tetap terlibat untuk membantu perjuangan orang tuanya. Membantu sesuai usia dan kemampuan. Terlihat bahwa mereka meraih sukses memang alasannya yakni kerja keras.
Begitulah sahabat, tak ada kata-kata yang perlu diucapkan untuk menyatakan sayang pada sahabat. Hanya diharapkan perilaku yang tulus, tak pandang perbedaan, saling menghargai, dan saling belajar. Rasa sayang yang nrimo pada sahabat akan membentuk pertemanan yang indah dan tak terpisahkan.
Berdasarkan kisah di atas, diskusikan pertanyaan berikut.
1. Apa perbedaan yang terlihat antara Hanni dan Duwi?
Hanni yakni anak seorang pengrajin batik yang sukses sedangkan Duwi, yakni anak seorang penjual camilan bagus yang sederhana.2. Bagaimana Hanni bersikap terhadap Duwi?
Hanni tidak pernah menganggap dirinya berbeda dengan Duwi.3. Bagaimana perilaku keluarga Hanni kepada Duwi?
Ayah dan ibu Hanni tidak pernah juga memperlakukan Duwi super istimewa alasannya yakni Duwi anak penjaja kue.4. Bagaimana Duwi bersikap terhadap Hanni?
Hanni dan Duwi yang saling menghargai satu sama lain.5. Bagaimana perilaku keluarga Duwi terhadap Hanni?
Keluarga Duwi mendapatkan dengan baik sehingga Hanni bahagia dengan kedekatan dan kesederhanaan suasana di keluarga Duwi.6. Apa yang bisa kita teladan dari Hanni?
Hanny tetap erat baik dengan Duwi yang mempunyai latar belakang ekonomi berbeda dengannya.7. Apa yang bisa kita teladan dari Duwi?
Duwi tidak merasa minder bergaul dengan Hanny walaupun berbeda latar belakang ekonomi keluargaHanni dan Duwi berbeda latar belakang ekonomi keluarga. Namun demikian, mereka tetap berteman baik. Hanni tetap menghargai Duwi dan tidak bersikap sombong. Hanni berguru kesederhanaan dari Duwi. Duwi menghargai Hanni dan tidak aib berteman dengannya. Duwi berguru perilaku tidak sombong dari Hanni.
No comments:
Post a Comment