1. Menelaah Struktur Fabel
Fabel merupakan dongeng yang menggambarkan tabiat dan kecerdikan insan yang pelakunya diperankan oleh binatang (berisi pendidikan moral dan kecerdikan pekerti). Fabel ini mempunyai empat bab dalam strukturnya. Keempat bab tersebut ialah sebagai berikut.
- Orientasi merupakan bab awal dari suatu dongeng yang berisi pengenalan tokoh, latar tempat, dan waktu.
- Komplikasi merupakan konflik atau permasalahan antara satu dengan tokoh yang lain. Komplikasi menuju klimaks.
- Resolusi merupakan bab fabel yang berisi pemecahan masalah.
- Koda (boleh ada boleh tidak) ialah bab terakhir fabel yang berisi perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang sanggup dipetik dari dongeng tersebut.
Perhatikan pola dan pengidentifikasian struktur fabel di bawah ini!
Gajah yang Baik Hati
Struktur | Kalimat |
---|---|
Orientasi | Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal si Kancil, Gajah, dan lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. Dia berjalanjalan mencari air. |
Komplikasi | Di tengah perjalanan beliau melihat kolam dengan air yang sangat jernih. Tanpa pikir panjang beliau pribadi terjun ke dalam kolam. Tindakan Kancil sangat ceroboh, beliau tidak berpikir bagaimana cara ia naik ke atas. Beberapa kali Kancil mencoba untuk memanjat tetapi ia tidak bisa hingga ke atas. Si Kancil tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya berteriak meminta tolong. Teriakan si Kancil ternyata terdengar oleh Si Gajah yang kebetulan melewati daerah itu. ‘’Hai, siapa yang ada di kolam itu?’’ ‘’Aku.. si Kancil sahabatmu.’’ Kancil termenung sesaat mencari logika supaya Gajah mau menolongnya. ‘’Tolong saya mengangkat ikan ini.’’ “Yang benar kau mendapat ikan?’’ ‘’Bener..benar! Aku mendapat ikan yang sangat besar.’’ Gajah berpikir sejenak. Bisa saja ia turun ke bawah dengan gampang tetapi bagaimana kalau naiknya nanti. ‘’Kau mau memanfaatkanku, ya Cil?’’ Kau akan menipuku untuk kepentingan dan keselamatanmu sendiri?’’ Tanya Gajah. Kancil hanya terdiam. ‘’Sekali-kali kau harus diberi pelajaran,’’ kata Gajah sambil meninggalkan daerah itu. Gajah tidak mendengarkan teriakan Kancil. Kancil mulai putus asa. Semakin usang berada di daerah itu Kancil mulai merasa kedinginan. Hingga menjelang sore tidak ada seekor binatang yang mendengar teriakannya. ‘’Aduh gawat! Aku benar-benar akan kaku di daerah ini.’’ Dia berpikir apa ini eksekusi alam lantaran beliau sering menjaili teman-temannya. |
Resolusi | Tidak lama, tiba-tiba Gajah muncul lagi. Kancil meminta tolong kembali. “Bagaimana Cil?” “Tolong aku, saya berjanji tidak akan iseng lagi” “Janji?” gajah menekankan. ‘’Sekarang apakah kau sudah sadar? Dan akan berjanji tidak akan menipu, jahil, iseng dan perbuatan yang merugikan binatang lain?’’ ‘’Benar Pak Gajah, saya benar-benar berjanji.’’ Gajah menjulurkan belalainya yang panjang untuk menangkap Kancil dan mengangkatnya ke atas. Begitu hingga di atas Kancil berkata. ‘’Terima kasih Pak Gajah! Saya tidak akan pernah melupakan kebaikanmu ini.’’ |
Koda | Sejak itu Kancil menjadi binatang yang sangat baik. Ia tidak lagi berbuat iseng mirip yang pernah ia lakukan pada beruang dan binatangbinatang yang lainya. Memang kita harus berhati-hati kalau bertindak. Jika tidak hati-hati akan celaka. Jika kita hari-hati kita akan selamat. Bahkan bisa menyelamatkan orang lain |
Mendiskusikan Ciri Bagian-bagian Fabel
Diskusikan hal-hal berikut!
a) apa ciri orientasi?
b) apa ciri komplikasi?
c) apa ciri resolusi?
d) apa ciri koda?
Struktur | Ciri |
---|---|
Orientasi | Ciri isi : Pengenalan tokoh, latar, tabiat tokoh, dan konflik |
Komplikasi | Ciri isi
|
Resolusi | Ciri isi Penyelesaian masalah |
Koda | Ciri isi Nilai moral yang diungkapkan pengarang secara impisit pada selesai cerita |
2. Menelaah Variasi Pengungkapan Struktur Fabel
Struktur | Ciri |
---|---|
Orientasi | Diawali dengan deskripsi latar : Pagi itu sang mentari menampakkan diri dengan senyum terindahnya. Nuri bersama sahabat-sahabatnya bernyanyi riang. Sementara Katak Putih bertepuk tangan dengan ceria. Sudah populer di seluruh hutan bahwa si Nuri dan si Katak Putih akrab karib. Saling menopang dan saling menolong dalam suka dan duka. Suatu ketika terjadilah keadaan yang sangat mengejutkan. Tiba-tiba ..... Diawali dengan latar dan acara tokoh : Di keheningan malam Kura-kura nampak tidur pulas bersama Katak sahabat baiknya. Sudah dua bulan ini Kura-kura sakit dan sahabatnya dengan setia mendampinginya. Diawali dengan latar di masa kemudian : Pada zaman dahulu, hiduplah sekelompok gajah raksasa. Pada siang terik itu Gajah bersama teman-temannya berjalan tegap ke arah perkampungan Semut. Panas terik tak dihiraukan. Mereka tetap berjalan sambil bercanda ria. |
Bagian Orientasi : Ciri isi : Berisi pengenalan daerah terjadinya cerita, pengenalan tokoh Ciri bahasa : Berisikata keterangan tempat/ waktu di sebuah hutan, pada suatu hari, di sebuah kerajaan. | |
Komplikasi | Diawali dengan konflik batin Semakin usang Kura-kura merasa hidupnya tidak berkhasiat lagi. Dia merasa hanya bisa merepotkan teman-temannya. Diawali dengan konflik fisik Ketika Gajah memasuki areal perkampungan Semut Merah, tanpa diduga pasukan Semut Merah tiba-tiba menyerangnya. Semut menuduh Gajah melaksanakan penghancuran perkampungannya. Gajah mengelak dan mencoba menjelaskan. Akan tetapi Semut terus menyerang indera pendengaran Gajah. Diawali dengan perubahan latar dan insiden tidak mengenakkan tokoh Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Ternyata semua keadaan tak ada yang abadi. Persahabatan Gajah dan Semut dilanda perpecahan. Semut mulai mengkhianati persahabatan itu. |
Bagian Komplikasi : Ciri isi : Berisi berisi awal terjadinya problem atau konflik/ada perubahan/ada kejutan Ciri bahasa : Berisi kata mirip tiba-tiba, tanpa diduga | |
Resolusi | Diawali dengan meredanya konflik Akhirnya, problem menjadi jelas. Tak ada salah paham lagi di antara kelompok Gajah dan Semut. Diawali dengan obrolan yang menunjukan amannya keadaan “Ayo cepat Ci…” dengan rasa kebersamaan mereka pun karenanya selamat. Contoh 3 Kesabarannya menghadapi Kasuari yang sombong itu sudah habis. Dipatahkanlah sayap Kasuari. Kasuari tetap mencoba terbang meski terasa lemas. Semakin beliau mencoba, semakin sakit dan lemaslah tubuhnya. Dia sangat kesakitan ketika menggerakkan sayapnya. Contoh 4 Ketegangan memuncak Keadaan tak sanggup dikendalikan lagi. Pertengkaran semakin menjadi dan kondisi hutan terbakar habis. |
Bagian Resolusi : Ciri isi:
Berisi kata : beliau menyadari , akhirnya,, dengan kejadian tersebut, | |
Koda | Pernyataan penulis ihwal pelajaran dari dongeng fabel Kejahatan akan selalu dikalahkan oleh kebaikan. Apapun yang berbuat jahat akan dikalahkan oleh perbuatan baik Pelajaran yang sanggup kita ambil dari dongeng itu ialah verbal kita dihentikan berbicara yang menyinggung kekurangan orang lain. Tuhan membuat mahluknya dengan keistimewaan sendiri-sendiri. |
Bagian Koda : Ciri isi: Berupa kesimpulan, pesan atau amanat dari penulis Ciri Bahasa : Sejak itu Kancil menjadi binatang yang sangat baik. Memang kita harus berhati-hati kalau bertindak. |
3. Mencermati Variasi Pengembangan Watak Tokoh
Contoh 1: deskripsi fisik tokoh
Farni ialah kelinci yang lucu. Bulunya putih kolam mutiar. Matanya sebening air danau. Jika ia makan, bibir merahnya yang manis akan bergerak indah. Kecantikan Farni tidak diragukan lagi di hutan Ambarata.
Contoh 2: acara tokoh
Singa mengaum memperlihatkan tarinya yang putih dan tajam. Ia menggarukgaruk tanah menunjukan amarahnya sedang memuncak. Bulu yang ada di sekitar kepalanya bergoyang seram. Semua binatang di hutan bergidik ketakutan.
Contoh 3: obrolan tokoh dengan diri sendiri
“Ah… masakan ringan manis ini niscaya nikmat sekali apalagi kalau ku makan sendiri tanpa menyebarkan dengan mereka”. Gumamnya dalam hati.
Contoh 4: obrolan dengan tokoh lain
“Ah… kau tidak bisa terbang lantaran kakimu kecil, kalau kakiku tepat bisa mellompat kemana-mana, kata Katak pada Semut.
“Jangan menghina Katak, Tuhan memperlihatkan kita kelebihan masingmasing,” Burung bersuara dengan nada lembut.
Tokoh merupakan individu rekaan yang mengalami banyak sekali insiden dongeng dan berfungsi sebagai pelopor cerita. Tokoh ialah orang yang mengambil bab dan mengalami peristiwa, sebagaimana insiden yang digambarkan dalam sebuah alur. Dari pengertian tersebut, peranan tokoh sangat kuat dalam perjalanan insiden dalam karya fiksi. Ada beberapa pola pengembangan tokoh fabel yaitu :
- Deskripsi fisik tokoh
- Kegiatan yang dilakukan tokoh
- Dialog tokoh dengan diri sendiri
- Dialog tokoh dengan tokoh lainnya dalam fabel
Amati pola judul fabel berikut.
- Contoh 1: judul berasal dari nama tokoh pola : Cici dan Serigala, Kancil dan Tikus
- Contoh 2: judul dikembangkan menurut sifat tokoh pola : Tikus Yang Baik Hati, Gajah Penolong, Merak Yang Pemurah
- Contoh 3 judul diambil dari tema pola : Semua Istimewa
5. Menentukan Struktur Fabel
a) Urutkanlah insiden fabel di atas ke dalam tabel struktur berikut ini!
Kuda Berkulit Harimau
Struktur | Kalimat |
---|---|
Orientasi | Seekor kuda sedang berjalan dari sebuah ladang gandum menuju sebuah hutan yang lebat. Kuda itu telah puas memakan gandum yang ada di ladang itu. Dia tampak besar hati lantaran tidak ada petani gandum yang menjaga ladangnya. |
Komplikasi | Ketika beliau menuju hutan lebat, di tengah jalan kuda itu melihat sesuatu. “Itu mirip kulit harimau,” gumam kuda itu. Kuda itu kemudian mendekatinya dan ternyata memang benar apa yang dilihatnya ialah kulit harimau yang tak sengaja ditinggalkan oleh para pemburu harimau. Kuda itu mencoba menggunakan kulit harimau itu, “Wah, kebetulan sekali, kulit harimau ini sangat pas di tubuhku. Apa yang akan kulakukan dengannya ya?” Terlintaslah di benak kuda itu untuk menakuti binatang-binatang hutan yang melewati dirinya. “Aku harus segera bersembunyi. Tempat itu harus gelap dan sering dilalui oleh binatang hutan. Di mana ya?” tanya kuda dalam hati sambil mencari daerah yang cocok. Akhirnya, beliau menemukan semak-semak yang cukup gelap untuk bersembunyi, kemudian masuk ke dalamnya dengan menggunakan kulit harimau. Tak usang kemudian, beberapa domba gunung berjalan ke arahnya. Kuda itu menggumam bahwa domba-domba itu cocok dijadikan target empuk kejahilannya. Ketika domba-domba itu melewatinya, kuda itu meloncat ke arah mereka sehingga sontak domba-domba itu kalang-kabut melarikan diri. Mereka takut dengan kulit harimau yang dikenakan kuda itu. “Tolong, ada harimau! Lari, cepat lari!” teriak salah satu domba. Kuda itu tertawa terbahak-bahak melihat domba-domba itu pontang-panting berlari. Setelah itu, kuda itu kembali bersembunyi di dalam semak-semak. Dia menunggu binatang lain tiba melewati semak-semak itu. “Ah, ada tapir menuju kemari, tapi lambat betul geraknya. Biarlah, saya jadi bisa lebih usang berkemas-kemas melompat!” kata kuda itu dalam hati. Tibalah ketika kuda itu meloncat ke arah tapir itu, ia terkejut dan lari tunggang-langgang menjauhi kuda yang menggunakan kulit harimau itu. Kuda itu kembali ke semak-semak sambil bersorak penuh kemenangan di dalam hatinya. |
Resolusi | Kali ini, kuda itu menunggu lebih usang dari biasanya, tetapi hal itu tidak membuatnya bosan. Tiba-tiba, seekor kucing hutan berlari sambil membawa seekor tikus di mulutnya. Kucing itu tidak melewati semaksemak, kucing hutan itu duduk menyantap tikus yang ia tangkap di dekat pohon besar. “Ah, ternyata kucing itu tidak melewati semak-semak ini. Biarlah saya membuatnya kaget di sana,” kata kuda itu dalam hati. Kuda itu pun keluar dari semak-semak dan berjalan hati-hati mendekati kucing hutan. Saat jaraknya sudah sangat dekat dengan kucing hutan, kuda itu mengaum mirip halnya seekor harimau, tetapi rupanya beliau tidak sadar bahwa bukannya mengaum, beliau malah meringkik. Mendengar bunyi itu, kucing hutan menoleh ke belakang dan melihat seekor kuda berkulit harimau. Sesaat, kucing hutan itu siap-siap mengambil langkah seribu, tetapi ia malah tertawa terbahak-bahak sembari berkata, “Saat saya melihatmu menggunakan kulit harimau itu, saya niscaya akan lari ketakutan, tapi rupanya suaramu itu ringkikan kuda, jadi saya tidak takut, hahaha!” Kucing hutan itu juga berkata kepada kuda bahwa hingga kapan pun, bunyi ringkiknya tidak akan bisa berubah jadi auman. |
Koda | Kuda berkulit harimau itu melambangkan bahwa sepandai-pandainya orang berpura-pura, suatu ketika akan terbongkar juga kepura-puraannya itu. Kejujuran merupakan sikap yang paling indah di dunia ini. |
b) Tentukan tokoh dan penokohan tokoh fabel yang telah kalian baca beserta alasan dan pembuktiannya dalam tabel berikut ini!
Tokoh | Watak | Cara pengembangan watak | Bukti |
---|---|---|---|
Kuda | Suka berpura-pura dan jahil | Tingkah laris tokoh | Kulit harimau ditinggalkan oleh para pemburu harimau digunakan oleh kuda untuk menakuti binatang-binatang hutan. Kuda itu menggumam bahwa domba-domba itu cocok dijadikan target empuk kejahilannya. |
Domba | Penakut | Tingkah laris tokoh | Mereka takut dengan kulit harimau yang dikenakan kuda itu. “Tolong, ada harimau! Lari, cepat lari!” teriak salah satu domba. |
Tapir | Penakut | Tingkah laris tokoh | Tibalah ketika kuda itu meloncat ke arah tapir itu, ia terkejut dan lari tunggang-langgang menjauhi kuda yang menggunakan kulit harimau itu. |
Kucing Hutan | Pemberani | Tingkah laris tokoh | “Saat saya melihatmu menggunakan kulit harimau itu, saya niscaya akan lari ketakutan, tapi rupanya suaramu itu ringkikan kuda, jadi saya tidak takut, hahaha!” |
Tuliskan hasil telaahmu ihwal struktur teks dengan cara melengkapi paparan berikut!
- Teks fabel di atas sudah berisi struktur fabel secara lengkap. Pada awal dongeng terdapat orientasi yaitu ada pengenalan tokoh dengan latar kejadiannya.
- Bagian komplikasi pada fabel tersebut berupa insiden kuda menakuti domba dan tapir sehingga mereka lari ketakutan
- Bagian resolusi pada fabel berupa kuda yang terkana ulahnya sendiri. Ketika menakut-nakuti kucing hutan ia lupa menggunakan bunyi harimau sehingga yang keluar ialah bunyi ringkikan kuda.
- Bagian koda pada fabel tersebut berupa pesan dari penulis bahwa sepandai-pandainya orang berpura-pura, suatu ketika akan terbongkar juga kepura-puraannya itu. Kejujuran merupakan sikap yang paling indah di dunia ini.
No comments:
Post a Comment