A. Ornamen Pokok
Ornamen pokok/utama berbentuk stilisasi dari benda alam atau hewan, melambangkan suatu makna, memiliki arti filosofis, mirip ornamen meru, pohon hayat, ular atau naga, pengecap api dan sebagainya. Biasanya berukuran cukup besar atau lebih banyak didominasi dalam sebuah motif. Beberapa ornamen pokok antara laon sebagai berikut.
1. Ornamen Meru
Ornamen Meru berupa stilisasi bentuk gunung. Kata meru berasal dari Gunung Mahameru. Gunung ini dianggap sebagai tempat tinggal atau singgasana bagi para dewa, Tri Murti, yaitu Sang Hyang Wisnu, Sang Hyang Brahma, dan Sang Hyang Siwa. Tri Murti ini melambangkan sumber segala kehidupan, sumber kemakmuran, dan sumber kebahagiaan hidup di dunia.
Oleh sebab itu, meru dipakai biar si pemakai selalu mendapat kemakmuran dan kebahagiaan. Ornamen ini juga melambangkan tanah atau bumi yang di dalamnya terdapat banyak sekali kehidupan, namusia, binatang dan tumbuhan.
2. Ornamen Pohon Hayat
Ornamen pohon hayat disebut juga Pohon Surga, merupakan suatu bentuk pohon khayalan yang bersifat perkasa dan sakti, dan merupakan lambang kehidupan. Pohon ini digambarkan terdiri atas batang, dahan, kuncup, daun, berakar tunjang atau sobrah. Pohon ini hampir terdapat di semua tempat di Indonesia dengan banyak sekali variasi.
Di seni anyaman Kalimantan, pohon ini disebut Batang Garing. Dalam seni wayang disebut Gunungan atau Kayon. Pohon ini terdapat di relief Candi Jago dan di percaya telah ada semenjak periode ke 13, namun bukti yang paling terperinci yakni pohon ini terdapat di relief kompleks makam Ratu Kalimanyat yang bertuliskan tahun 1559.
3. Ornamen Lidah Api
Ornamen pengecap api melambangkan nyala api atau agni, ornamen ini sering disebut sebagai cemukiran atau modang. Makna ini sering dikaitkan dengan kesaktian dan ambisi untuk mendapat apa yang diinginkan sebab dalam pemakaiannya digambarkan dengan formasi api.
Ornamen pengecap api mirip halnya ornament bangunan yang hanya terdapat pada motif-motif semen klasik. Di dalam seni batik atau dalam motif batik pengecap api ini digambarkan dalam dua macam bentuk:
Ornamen gurda. Gurda berasal dari kata garuda. Garuda merupakan burung besar yang dalam pandangan masyarakat Jawa, burung garuda memiliki kedudukan yang sangat penting. Bentuk ornamen gurda ini terdiri dari dua buah sayap (lar) dan di tengahnya terdapat tubuh dan ekor. Garuda merupakan tunggangan Batara Wisnu yang dikenal sebagai Dewa Matahari.
Garuda menjadi tunggangan Batara Wisnu dan dijadikan sebagai lambang matahari. Oleh masyarakat Jawa, garuda merupakan simbol mahkota/kekuasaan, kejantanan. Dalam motif batik, ornament Garuda digambarkan sebagai stilir burung Garuda, suatu bentuk burung yang perkasa mirip Rajawali. Kadang-kadang sebagi stilir semacam burung Merak. Dari setiap tempat pembatikan cara menstilir burung Garuda ini berbeda-beda, sesuai dengan tempat sendiri. Bentuk dari sayap Garuda sanggup digaambarkan secara tertutup dan terbuka
5. Ornamen Bangunan
Ornamen bangunan ini maksudnya untuk menggambarkan bentuk sebuah rumah yang terdiri dari lantai atau dasar dan atap. Melihat bentuknya bangunan ini mungkin menggambarkan sebuah candi, balai kambang, tandu, istana atau bahtera yang berdasarkan penelitian belum diketahui apa fungsinya dari bangunan tersebut.
Ornamen bangunan terdapat pada motif batik secara terbatas, terutama terdapat pada motif batik semen klasik.
6. Ornamen Burung
Ornamen burung ini merupakan ornament pokok pada batik semen dan sebagai ornament pengisi.
7. Ornamen Naga
Naga yakni ular besar, memiliki kekuatan luar biasa dan sakti. Naga biasanya digambarkan dengan bentuk yang aneh, berkepala raksasa dan menggunakan mahkota, kadang kala bersayap, kadang kala bersayap dan berkaki.
Kadang-kadang juga digambarkan dua naga disusun simetris sehingga ibarat ornament garuda
8. Ornamen Binatang Berkaki Empat
Ornament binatang (berkaki empat) terdapat di Indonesia semenjak zaman kesaktian, sebelum zaman Indonesia-Hindu. Binatang yang sering digambarkan dalam ornament seni berupa lembu, kijang, Gajah, Singa dan Harimau.
Kadang-kadang binatang tersebut digambarkan dalam bentuk khayalan yang aneh, contohnya digambarkan Singa bersayap, Gajah bersayap, Kuda atau lembu berbelai atau binatang dengan ekor berbunga.
9. Ornamen Tumbuhan
Pada ornament batik klasik, ornament tumbuh-tumbuhan merupakan ornament pokok maupun ornament pengisi.
Ornamen tumbuhan ini distilir sedemikian rupa, sehingga serasi semenjak dari daun, bunga, kuncup atau rangkaian dari daun dan bunga. Bentuknya sanggup sebagai tumbuhan yang menjalar, lung-lungan (melengkung-lengkung)
10. Ornamen Kupu-kupu
Ornament kupu-kupu ini bukan hanya kupu-kupu, melainkan juga binatang-binatang kecil yang bersayap, yang digolongkan ke dalam ornamen kupu-kupu.
Beberapa jenis binatang yang dikelompokkan ornament kupu-kupu antara lain kumbang, bibis, kuwangwung, kelelawar dan lain-lain. Bentuk ornamen kupu-kupu ini digambarkan penampang dari atas dalam keadaan terbang.
B. Ornamen Pelengkap
Ornamen pelengkap/pengisi bidang yakni ornamen yang dibentuk untuk mengisi bidang yang kosong di samping ornamen pokok. Ornamen embel-embel tidak memiliki arti atau ma’na tertentu kecuali untuk melengkapi hiasan dan keindahan. Misalnya ornamen tumbuhan mirip pohon, bunga, daun, sulur-suluran; binatang mirip burung, kupu-kupu, ikan, merak, ayam dan sebagainya.
C. Isen motif batik
Motif batik terdiri dari ornamen utama dan ornamen pengisi. Isen motif batik yakni berupa titik-titik, garis-garis, adonan titik dan garis yang berfungsi untuk mengisi ornamen-ornamen dari motif atau pengisi bidang diantara ornamen-ornamen tersebut.
Isen motif ada majemuk dan kini masih berkembang, seperti: cecek, cecek pitu, sisik melik, cecek sawut, cecek sawu daun, sisik gringsing, galaran, rambutan, sirapan, cacah gori, dan sebagainya.
2. Ornamen Pohon Hayat
Ornamen pohon hayat disebut juga Pohon Surga, merupakan suatu bentuk pohon khayalan yang bersifat perkasa dan sakti, dan merupakan lambang kehidupan. Pohon ini digambarkan terdiri atas batang, dahan, kuncup, daun, berakar tunjang atau sobrah. Pohon ini hampir terdapat di semua tempat di Indonesia dengan banyak sekali variasi.
Di seni anyaman Kalimantan, pohon ini disebut Batang Garing. Dalam seni wayang disebut Gunungan atau Kayon. Pohon ini terdapat di relief Candi Jago dan di percaya telah ada semenjak periode ke 13, namun bukti yang paling terperinci yakni pohon ini terdapat di relief kompleks makam Ratu Kalimanyat yang bertuliskan tahun 1559.
3. Ornamen Lidah Api
Ornamen pengecap api melambangkan nyala api atau agni, ornamen ini sering disebut sebagai cemukiran atau modang. Makna ini sering dikaitkan dengan kesaktian dan ambisi untuk mendapat apa yang diinginkan sebab dalam pemakaiannya digambarkan dengan formasi api.
Ornamen pengecap api mirip halnya ornament bangunan yang hanya terdapat pada motif-motif semen klasik. Di dalam seni batik atau dalam motif batik pengecap api ini digambarkan dalam dua macam bentuk:
- Berbentuk sebagai formasi nyala api, dipergunakan sebagai hiasan pinggiran (tepi) atau sebagai batas bidang yang bermotif dan tidak bermotif (kosong).
- Dalam bentuk formasi ujung pengecap api, yang membentuk mirip blumbangan memanjang.
Ornamen gurda. Gurda berasal dari kata garuda. Garuda merupakan burung besar yang dalam pandangan masyarakat Jawa, burung garuda memiliki kedudukan yang sangat penting. Bentuk ornamen gurda ini terdiri dari dua buah sayap (lar) dan di tengahnya terdapat tubuh dan ekor. Garuda merupakan tunggangan Batara Wisnu yang dikenal sebagai Dewa Matahari.
Garuda menjadi tunggangan Batara Wisnu dan dijadikan sebagai lambang matahari. Oleh masyarakat Jawa, garuda merupakan simbol mahkota/kekuasaan, kejantanan. Dalam motif batik, ornament Garuda digambarkan sebagai stilir burung Garuda, suatu bentuk burung yang perkasa mirip Rajawali. Kadang-kadang sebagi stilir semacam burung Merak. Dari setiap tempat pembatikan cara menstilir burung Garuda ini berbeda-beda, sesuai dengan tempat sendiri. Bentuk dari sayap Garuda sanggup digaambarkan secara tertutup dan terbuka
5. Ornamen Bangunan
Ornamen bangunan ini maksudnya untuk menggambarkan bentuk sebuah rumah yang terdiri dari lantai atau dasar dan atap. Melihat bentuknya bangunan ini mungkin menggambarkan sebuah candi, balai kambang, tandu, istana atau bahtera yang berdasarkan penelitian belum diketahui apa fungsinya dari bangunan tersebut.
Ornamen bangunan terdapat pada motif batik secara terbatas, terutama terdapat pada motif batik semen klasik.
6. Ornamen Burung
Ornamen burung ini merupakan ornament pokok pada batik semen dan sebagai ornament pengisi.
7. Ornamen Naga
Naga yakni ular besar, memiliki kekuatan luar biasa dan sakti. Naga biasanya digambarkan dengan bentuk yang aneh, berkepala raksasa dan menggunakan mahkota, kadang kala bersayap, kadang kala bersayap dan berkaki.
Kadang-kadang juga digambarkan dua naga disusun simetris sehingga ibarat ornament garuda
8. Ornamen Binatang Berkaki Empat
Ornament binatang (berkaki empat) terdapat di Indonesia semenjak zaman kesaktian, sebelum zaman Indonesia-Hindu. Binatang yang sering digambarkan dalam ornament seni berupa lembu, kijang, Gajah, Singa dan Harimau.
Kadang-kadang binatang tersebut digambarkan dalam bentuk khayalan yang aneh, contohnya digambarkan Singa bersayap, Gajah bersayap, Kuda atau lembu berbelai atau binatang dengan ekor berbunga.
9. Ornamen Tumbuhan
Pada ornament batik klasik, ornament tumbuh-tumbuhan merupakan ornament pokok maupun ornament pengisi.
Ornamen tumbuhan ini distilir sedemikian rupa, sehingga serasi semenjak dari daun, bunga, kuncup atau rangkaian dari daun dan bunga. Bentuknya sanggup sebagai tumbuhan yang menjalar, lung-lungan (melengkung-lengkung)
10. Ornamen Kupu-kupu
Ornament kupu-kupu ini bukan hanya kupu-kupu, melainkan juga binatang-binatang kecil yang bersayap, yang digolongkan ke dalam ornamen kupu-kupu.
Beberapa jenis binatang yang dikelompokkan ornament kupu-kupu antara lain kumbang, bibis, kuwangwung, kelelawar dan lain-lain. Bentuk ornamen kupu-kupu ini digambarkan penampang dari atas dalam keadaan terbang.
B. Ornamen Pelengkap
Ornamen pelengkap/pengisi bidang yakni ornamen yang dibentuk untuk mengisi bidang yang kosong di samping ornamen pokok. Ornamen embel-embel tidak memiliki arti atau ma’na tertentu kecuali untuk melengkapi hiasan dan keindahan. Misalnya ornamen tumbuhan mirip pohon, bunga, daun, sulur-suluran; binatang mirip burung, kupu-kupu, ikan, merak, ayam dan sebagainya.
C. Isen motif batik
Motif batik terdiri dari ornamen utama dan ornamen pengisi. Isen motif batik yakni berupa titik-titik, garis-garis, adonan titik dan garis yang berfungsi untuk mengisi ornamen-ornamen dari motif atau pengisi bidang diantara ornamen-ornamen tersebut.
Isen motif ada majemuk dan kini masih berkembang, seperti: cecek, cecek pitu, sisik melik, cecek sawut, cecek sawu daun, sisik gringsing, galaran, rambutan, sirapan, cacah gori, dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment