Wednesday, October 2, 2019

Pintar Pelajaran Pengertian Administrasi Tubuh Usaha, Fungsi, Peranan, Pengelolaan, Perekonomian Nasional, Unsur-Unsur, Bidang-Bidang, Bumn, Bumd, Koperasi

Pengertian Manajemen Badan Usaha, Fungsi, Peranan, Pengelolaan, Perekonomian Nasional, Unsur-unsur, Bidang-Bidang, BUMN, BUMD, Koperasi - Anda tentunya pernah mengikuti suatu organisasi di sekolah atau di masyarakat. Sebuah organisasi harus dikelola dengan baik. Dengan adanya pengelolaan dalam sebuah organisasi, setiap tujuan organisasi yang diharapkan sanggup tercapai. Sementara itu, untuk mengelola sebuah organisasi, diharapkan adanya manajemen. Apa yang Anda ketahui perihal manajemen? Pada cuilan ini Anda akan memperoleh materi manajemen. Selain itu, Anda akan mendapatkan materi manajemen tubuh perjuangan dan kiprah tubuh perjuangan dalam perekonomian nasional.

A. Unsur-Unsur Manajemen


Pengetahuan manajemen berdasarkan F. W. Taylor, yaitu sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan yang sanggup dipelajari dan menjadi ilmu terapan (applied sciences) atau lebih dikenal dengan manajemen keilmuan (scientific management). Ia menyampaikan bahwa manajemen keilmuan yakni hasil perjuangan penelitian secara teratur daripada semua fakta dan unsur yang berafiliasi dengan pengurusan orang-orang dalam pekerjaannya. (Sumber: Manajemen, 1999)

Seperti halnya ilmu ekonomi, manajemen juga mengalami perkembangan dari waktu ke waktu sesuai dengan keadaan zaman. Catatan dan wangsit yang berafiliasi dengan manajemen sudah ada semenjak zaman kuno. Misalnya, interpretasi atau penafsiran terhadap goresan pena peninggalan di Mesir pada 1300 sebelum Masehi, memperlihatkan akreditasi betapa pentingnya organisasi dan manajemen di dalam pemerintahan. Akan tetapi, manajemen modern menyerupai yang dikenal ketika ini gres muncul pada 1800-an. Dari sinilah teori manajemen balasannya terus berevolusi mengikuti perubahan zaman.

Manajemen bukanlah perkara gres bagi manusia, lantaran umurnya sejalan dengan mulainya insan hidup berkelompok dan berusaha mewujudkan harapan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi setiap orang yang ingin mencar ilmu ilmu manajemen, perlu mengetahui sejarah perkembangan pemikiran manajemen yang akan membantu menemukan kembali ide-ide dasar yang telah diletakkan oleh para pendahulu. Menurut literatur/ kepustakaan bahwa manajemen berkembang dari dua aliran yaitu sebagai berikut.
  1. Aliran Continental atau yang berasal dari Eropa barat yaitu Belanda. Aliran ini berpendapat, manajemen yakni cuilan dari rumpun ilmu ekonomi perusahaan dan tidak merupakan ilmu yang berdiri sendiri.
  2. Aliran Anglo Saxon yang bersumber di Amerika. Aliran ini berpendapat, manajemen merupakan suatu ilmu yang dalam perkembangannya sedang mendewasakan diri sebagai suatu disiplin ilmu yang betul-betul sanggup berdiri sendiri.

1.1. Pengertian Manajemen


Konsep manajemen muncul sebagai konsekuensi logis dari tidak seimbangnya pengembangan teknis dengan kemampuan sosial. Istilah manajemen dikemukakan oleh banyak sekali jago dari sudut pandang yang berbeda, sesuai dengan latar belakang yang dimiliki. Beberapa definisi yang digunakan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut.
  1. James A. F. Stoner, dkk. (1996), mendefinisikan manajemen yakni proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi serta memakai semua sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  2. Paul Hersey dan Kenneth Blanchard, mendefinisikan manajemen yakni suatu perjuangan yang di lakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
  3. Siswanto (2005), memberi batasan manajemen yakni seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang serta mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para jago tersebut, sanggup disimpulkan bahwa pengertian manajemen yakni suatu keahlian atau teknik untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengawasi penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan.

Efektif, artinya harus melaksanakan sesuatu dengan sempurna (doing the right thing) atau menuntaskan aktivitasnya untuk mencapai tujuan dari manajemen organisasi itu sendiri. Efisien, artinya melaksanakan sesuatu dengan sempurna atau (doing thing right) atau memfokuskan pekerjaannya pada upaya untuk meminimalisasikan biaya sumber daya yang digunakan dengan penuh tanggung jawab.

Manajemen diharapkan oleh setiap organisasi, tujuan antara lain:
  1. menjaga keseimbangan kepentingan-kepentingan yang saling bersinggungan dalam perusahaan;
  2. mencapai efisiensi dan efektivitas organisasi.
Dari beberapa pengertian tersebut, sanggup disimpulkan bahwa manajemen merupakan seni dan ilmu.

a. Manajemen sebagai Seni

Manajemen sebagai seni diartikan sebagai keahlian, kemahiran, kemampuan, serta keterampilan dalam menerapkan prinsip, metode, dan teknik dalam memakai sumber daya secara efektif dan efisien. Jadi, manajemen sebagai seni secara tidak pribadi memperlihatkan bahwa manajemen sangat bergantung pada keahlian dan sikap atau pelaksana di dalam mencapai tujuan organisasi.

b. Manajemen sebagai Ilmu

Manajemen dikatakan sebagai ilmu lantaran manajemen sanggup dipelajari dan tersusun atas bagian-bagian yang sistematis dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Jadi, manajemen sebagai ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi.

1.2. Unsur-Unsur Manajemen


Unsur-unsur manajemen, terdiri atas manusia, mekanisme kerja, dan tujuan.

a. Manusia (Orang)

Manusia yakni mereka yang telah memenuhi syarat tertentu dan telah menjadi unsur yang tidak terpisahkan dari organisasi atau tubuh perjuangan tempat ia bekerja.

b. Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja yakni tata cara dan tahapan yang harus dilalui orang yang mengadakan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan.

c. Tujuan Manajemen

Tujuan utama manajemen, yaitu memberi fasilitas kepada pencapaian produktivitas organisasi dengan cara mengurangi ketidakpastian dalam mewujudkan banyak sekali acara organisasi (badan usaha) yang berbeda. Hal tersebut akan dicapai dengan cara membuat planning bagi setiap kegiatan. Produktivitas organisasi berarti tingkatan dari nilai-nilai yang dibentuk oleh suatu organisasi. Misalnya, sejumlah produk kendaraan beroda empat yang diproduksi, sesuai dengan kualitas standar yang telah ditentukan. Tujuan manajemen mengandung hal-hal menyerupai sasaran, maksud, misi, batas waktu, standar, dan target.

Hasil riset yang telah dilakukan oleh Prof. Georgew England dalam majalah terkenal Academy of Management Journal bahwa tujuan manajemen meliputi efisiensi organisatoris, pertumbuhan organisasi, pertimbangan dalam bidang kesejahteraan pegawai, serta kepentingan-kepentingan sosial dan masyarakat. (Sumber: Manajemen Perusahaan, 1996)

1.3. Tingkatan dalam Manajemen


Dari definisi manajemen, dikenal istilah manajer. Manajer yakni seseorang yang bertindak sebagai perencana, pengorganisasian, pelaksana, dan pengendali sumber daya untuk mencapai tujuan. Seorang manajer yang baik harus mempunyai sifat kepemimpinan. Kepemimpinan yakni sikap dan sikap untuk mempengaruhi bawahan supaya mereka bisa bekerja sama dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Manajer dibedakan berdasarkan cakupan acara yang dilakukan, berdasarkan jenjang atau hierarki dan peranan manajer dalam organisasi.

1.3.1. Cakupan Aktivitas yang Dilakukan

Berdasarkan cakupan acara yang dilakukan, manajer dibedakan menjadi manajer umum dan manajer fungsional.

1) Manajer Umum (General Manager)

Seorang manajer yang bertanggung jawab atas semua acara menyerupai produksi, penjualan, pemasaran, dan keuangan untuk sebuah organisasi atau perusahaan.

2) Manajer Fungsional (Functional Manager)

Seorang manajer yang bertanggung jawab hanya atas satu acara organisasi, menyerupai manajemen keuangan atau manajemen sumber daya manusia.

1.3.2. Jenjang dan Hierarki

Berdasarkan jenjang atau hierarkinya, manajer dibedakan sebagai berikut.

1) Manajer Puncak (Top Manager)

Manajer puncak yakni jenjang manajemen tertinggi yang biasanya terdiri atas dewan administrator dan administrator utama. Manajer puncak bertanggung jawab pada manajemen keseluruhan dari sebuah organisasi. Mereka memutuskan kebijakan operasional dan pedoman interaksi organisasi dengan lingkungannya. Biasanya nama jabatan manajer puncak yakni Chief Executive Officer (CEO), presiden, dan wakil presiden organisasi.

2) Manajer Tingkat Menengah (Middle Manager)

Setingkat di bawah manajer puncak yakni manajer tingkat menengah. Tugas utamanya yakni mengembangkan rencana-rencana operasi dan menjalankan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan manajemen puncak serta bertanggung jawab kepada manajer puncak. Termasuk ke dalam tingkat manajer tingkat menengah yakni kepala bagian/divisi dan kepala seksi.

3) Manajer Pelaksana atau Manajer Tingkat Pertama (Supervisory Manager/First-Line Manager)

Manajer pelaksana yakni manajemen tingkat paling bawah. Tugasnya terutama untuk menjalankan keputusan dan planning yang telah ditentukan manajemen menengah. Mereka bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan pekerjaan sehari-hari (operasional) dan tidak membawahi manajer lain. Termasuk ke dalam manajer pelaksana yakni kepala mandor, mandor, manajer tim sepak bola, dan kepala sekolah.

1.4. Peranan Manajer


Untuk memahami pekerjaan seorang manajer yang kompleks yakni dengan mengetahui banyak sekali peranan manajer. Menurut Mintzberg peranan manager dikelompokkan dalam tiga kategori sebagai berikut.

a. Peranan Hubungan Antarpribadi
  1. Wakil organisasi, manajer harus melaksanakan tugas-tugas secara sah atau bersifat ceremonial, contohnya menyerupai menyambut kunjungan resmi.
  2. Pemimpin, manajer mengarahkan dan mendorong bawahan.
  3. Pejabat perantara, manajer membentuk jaringan korelasi secara ekstern, yaitu berusaha mengenali sobat sejawatnya dan membangun korelasi yang saling mewakili.
b. Peranan yang Berhubungan dengan Informasi
  1. Pencatat, manajemen menerima informasi dan menganalisa korelasi operasi serta korelasi ekstern.
  2. Penyebar Informasi, manajer mengunjungi pertemuan untuk mendapatkan informasi dari luar kemudian membuatkan informasi tersebut kedalam organisasi.
  3. Juru Bicara, manajer berbicara berdasarkan kepentingan organisasi dan memberikan informasi keluar organisasi.
c. Peranan dalam Keputusan
  1. Pemrakarsa yakni Perancang, manajer memulai perubahan dengan melaksanakan kiprah kewirausahaan.
  2. Penghalau Gangguan, manajer memainkan kiprah sebagai pengurus gangguan sebagai pengurus gangguan mengenai masalah-masalah yang tidak diharapkan, menyerupai permusuhan antara dua orang bawahan.
  3. Pembagi Sumber Penghasilan, manajer menentukan penyaluran sumber dana organisasi, menyerupai uang, waktu, dan perlengkapan.
  4. Perunding, manajer mewakili organisasi dalam melaksanakan negosiasi tenaga kerja baik orang luar maupun orang dalam.
Menurut Henry Fayol, untuk menjalankan proses manajemen, seorang manajer harus mempunyai keahlian khusus fundamental yang meliputi keterampilan teknis, keterampilan manusiawi, dan keterampilan konseptual.

a. Keterampilan Teknis (Technical Skill)

Keterampilan teknis, yaitu kemampuan untuk memakai pengetahuan, metode, prosedur, teknik, dan nalar yang diharapkan untuk melaksanakan kiprah spesifik yang diperoleh lewat pengalaman, pendidikan, dan pelatihan. Manajer membutuhkan keterampilan teknis yang cukup dari suatu pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Contohnya, teknisi.

b. Keterampilan Manusiawi/Sosial (Human Skill)

Keterampilan manusiawi, yaitu kemampuan untuk bekerja sama, memahami, dan memotivasi orang lain sebagai individu atau kelompok.

c. Keterampilan Konseptual (Conceptual Skill)

Keterampilan konseptual, yaitu kemampuan untuk mengoordinasikan dan mengintegrasikan semua kepentingan dan acara organisasi. Hal tersebut termasuk melihat permasalahan organisasi secara keseluruhan, memahami bagaimana bagian-bagiannya saling terkait, dan mengantisipasi bagaimana perubahan dalam salah satu cuilan tersebut akan mempengaruhi seluruh organisasi.
 Anda tentunya pernah mengikuti suatu organisasi di sekolah atau di masyarakat Pintar Pelajaran Pengertian Manajemen Badan Usaha, Fungsi, Peranan, Pengelolaan, Perekonomian Nasional, Unsur-unsur, Bidang-Bidang, BUMN, BUMD, Koperasi
Bagan 1. Tingkatan Manajemen dalam Organisasi.
Dari Bagan 1, tampak bagaimana keterkaitan antara setiap hierarki dalam organisasi dengan tujuan yang harus ditangani oleh setiap tingkatan hierarki. Tujuan suatu perusahaan yaitu untuk mencapai tujuan ekonomi dan sosial. Keduanya akan menjadi misi yang harus diemban oleh perusahaan dan dijabarkan dalam bentuk planning jangka panjang serta menjadi taktik dalam menanganinya. Hal itu menjadi kiprah dan tanggung jawab manajer puncak. Kebijakan-kebijakan yang telah digariskan dipecah kedalam tujuan jangka pendek yang lebih spesifik baik muatan atau waktu pencapaian target-target yang dikehendaki. Hal itu menjadi kiprah manajer tingkat menengah. Untuk operasionalnya diserahkan kepada unit-unit satuan terkecil yang biasa dipimpin oleh manajer tingkat bawah.

Kedudukan seseorang dalam hierarki organisasi membedakan tingkatan kualitas sasaran yang harus dicapai. Untuk memperjelas perbedaan jenis sasaran tersebut, perhatikan pola berikut ini. Misalnya suatu perusahaan mempunyai tujuan jangka panjang untuk mengekspor mesin pendingin (AC) maka sasaran untuk setiap tingkatan sanggup disusun sebagai berikut.
  1. Sasaran taktik untuk manajemen puncak, dengan meningkatkan volume ekspor sehingga mencapai 30% dari produksi total dalam tiga tahun mendatang.
  2. Sasaran taktis fungsional untuk manajemen menengah, dengan menentukan lokasi kantor untuk perwakilan diluar negeri dan menentukan model mesin pendingin yang sesuai untuk diekspor.
  3. Sasaran operasional untuk manajer bawah, lantaran sebagian besar ditujukan ke negara berkembang maka harus dirancang mesin AC murah dan sesuai dengan keperluan penduduk di negara berkembang serta melatih wiraniaga (salesman) yang menguasai bahasa yang digunakan di negara sasaran pemasaran.

B. Fungsi Manajemen dalam Pengelolaan Badan Usaha


Sekarang, semakin banyak organisasi memutuskan cara gres untuk memasukkan mutu ke dalam fungsi pengendalian. Salah satu pendekatan terkenal dalam fungsi pengendalian yakni Total Quality Management (TQM). TQM memusatkan manajemen pada perbaikan terus-menerus dalam semua operasi, fungsi, dan yang lebih penting dari semuanya yakni proses pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. (Sumber: Manajemen, 1999)

Fungsi manajemen yakni proses kegiatan yang saling berkaitan secara keseluruhan untuk mencapai tujuan organisasi atau tubuh usaha. Beberapa bentuk tubuh usaha, di antaranya perusahaan perseorangan, komplotan firma, komplotan komanditer, dan perseroan terbatas (PT). Bentuk-bentuk perjuangan tersebut digolongkan ke dalam tubuh perjuangan swasta. Selain tubuh perjuangan swasta, dikenal beberapa bentuk tubuh perjuangan lain, yaitu tubuh perjuangan milik negara dan koperasi. Masalah manajemen tubuh perjuangan terang akan mempengaruhi pemilihan bentuk tubuh perjuangan tersebut.

Misalnya, Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Jika seseorang atau sekelompok orang merasa mempunyai kapasitas untuk memimpin dan mengelola sendiri perjuangan yang diinginkannya, seharusnya mempunyai bentuk perjuangan perseorangan. Sebaliknya, jikalau mempunyai keterbatasan dalam perkara manajemen, seseorang sanggup menentukan bentuk tubuh perjuangan lain, menyerupai firma, komplotan komanditer, atau perseroan terbatas.

2.1. Fungsi Manajemen


Para jago mengelompokkan fungsi manajemen secara berbeda. Misalnya, George R. Terry menyatakan fungsi manajemen meliputi Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling (POAC). Sementara Harold Koontz dan Cyrill O'Donnel menyatakan fungsi manajemen meliputi Planning, Organizing, Staffing, Directing, dan Controlling (POSDC). Beberapa pakar manajemen memasukkan fungsi-fungsi manajemen yang bersifat khusus, menyerupai staffing, directing, motivating, dan coordinating ke dalam fungsi yang bersifat lebih umum, yaitu leading.
 Anda tentunya pernah mengikuti suatu organisasi di sekolah atau di masyarakat Pintar Pelajaran Pengertian Manajemen Badan Usaha, Fungsi, Peranan, Pengelolaan, Perekonomian Nasional, Unsur-unsur, Bidang-Bidang, BUMN, BUMD, Koperasi
Bagan 2. Sifat Interaktif dari Proses Manajemen.
Dari Bagan 2, terlihat bahwa proses manajemen saling berkaitan satu sama lain. Anak panah dua arah memperlihatkan bahwa fungsi merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan yakni tindakan simultan dan saling berafiliasi atau berinteraksi dalam manajemen sebuah tubuh usaha.

a. Perencanaan (Planning)

Tahap awal dan paling fundamental dari setiap kegiatan yakni perencanaan. Perencanaan yakni proses penentuan tujuan, strategi, dan kebijakan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti mengupayakan penggunaan sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan.

Beberapa kegiatan yang harus diperhatikan dalam perencanaan, di antaranya sebagai berikut.
  1. Menentukan tujuan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Berdasarkan tujuan perusahaan atau organisasi, dibentuk tujuan untuk bagian-bagian dalam perusahaan yang sejalan atau menunjang tujuan organisasi atau perusahaan.
  2. Merumuskan kebijakan dan prosedur. Setelah tujuan ditetapkan, selanjutnya menentukan langkah-langkah yang perlu diambil atau planning kerja untuk mencapai tujuan tersebut.
  3. Melakukan peninjauan secara berkala. Tujuannya mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi, apakah sesuai dengan planning atau tidak dan mencari alternatif lain untuk mencapai tujuan perusahaan.
Tujuan yang harus diperhatikan dalam perencanaan antara lain:
  1. mengurangi risiko dan perubahan yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang;
  2. memfokuskan kegiatan pada sasaran perusahaan yang telah ditetapkan;
  3. menjamin proses pencapaian tujuan sanggup terealisasi secara efektif dan efisien;
  4. memudahkan pengawasan.
Perencanaan pada tingkatan manajemen organisasi dibedakan dalam tiga jenis perencanaan yaitu sebagai berikut.
  1. Perencanaan taktik dibentuk oleh manajemen puncak dengan jangka panjang untuk kurun waktu lebih dari lima tahun yang memperlihatkan tujuan organisasi dalam posisi dengan lingkungan.
  2. Perencanaan taktis dibentuk oleh manajemen puncak dan menengah dengan jangka waktu 1 hingga 5 tahun yang di dalamnya mengatur sumber-sumber yang akan digunakan untuk menolong organisasi dalam mencapai tujuan strategis.
  3. Perencanaan operasional dibentuk oleh manajemen menengah dan bawah untuk jangka waktu kurang dari 1 tahun. Rencana ini sifatnya spesifik dan berwujud yang didalamnya terdapat resiko, akan tetapi biasanya banyak informasi yang masuk ke tangan manajer dalam pengambilan keputusan.
b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian yakni proses pembagian tugas, wewenang, dan sumber daya di antara anggota organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi yang berbeda akan melahirkan pengorganisasian yang berbeda pula. Jadi, pengorganisasian berarti memutuskan sistem organisasi yang dianut organisasi tersebut dan mengadakan pembagian kerja supaya tujuan sanggup direalisasikan dengan mudah.

Oleh lantaran itu, dalam pengorganisasian diharapkan tahapan-tahapan sebagai berikut:
  1. penentuan dan penelitian kegiatan-kegiatan yang diharapkan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan;
  2. pengklasifikasian kegiatan-kegiatan organisasi atau perusahaan;
  3. pembagian kiprah kepada setiap kelompok yang telah ditentukan sesuai dengan keahliannya.
Prinsip-prinsip organisasi, antara lain:
  1. setiap organisasi hendaknya mempunyai tujuan yang jelas;
  2. melakukan departementasi;
  3. mengadakan pembagian kiprah pengerjaaan;
  4. adanya koordinasi;
  5. adanya kesatuan komando;
  6. mengadakan pelimpahan wewenang;
  7. harus berada dalam keseimbangan.
(Sumber: Manajemen, 1999)

c. Pengarahan (Directing)

Pengarahan sering disebut juga dengan pengaturan (leading), yaitu proses memotivasi, membimbing, dan mengarahkan karyawan dalam rangka mencapai tujuan. Seorang pemimpin dituntut untuk sanggup berkomunikasi, menawarkan petunjuk, berinisiatif, serta sanggup menawarkan stimulus kepada para karyawannya. Berhasil tidaknya tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh efektivitas kepemimpinan, pinjaman motivasi, dan pengembangan komunikasi dari atasan kepada bawahan. Motivasi sendiri mempunyai pengertian perjuangan untuk mengefektifkan pekerjaan dengan mencurahkan perhatian, tenaga, dan Pikirannya secara penuh kepada perjuangan pekerjaan yang disebabkan oleh faktor kebutuhan ekonomi sekaligus merupakan alat dan tujuan untuk mencapai kepuasan. Komunikasi mempunyai arti menceritakan, mencapaikan suatu maksud atau tujuan yang berupa gagasan, ide, dan dampak sehingga orang lain mengerti akan apa yang kita inginkan.

Menurut G.R Terry membagi tipe-tipe kepemimipinan dalam organisasi menjadi 6 macam, yaitu sebagai berikut.
  1. Tipe Kepemimpinan Pribadi (Personal Leadership) yakni segala sesuatu tindakannya dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi baik secara verbal atau pribadi yang dilakukan oleh pemimpin yang bersangkutan.
  2. Tipe Kepemimpinan Non Pribadi (Non Personal Leadership) adalah segala suatu kecerdikan yang menjalankan perusahaan dilaksanakan melalui bawahannya dengan mempergunakan media non pribadi baik planning atau perintah.
  3. Tipe Kepemimpinan Otoriter (Autoritorian Leadership) adalah ia bekerja berdasarkan peraturan yang berlaku secara ketat dan intruksi-intruksi harus ditaati.
  4. Tipe Kepemimpinan Demokratis (Democratic Leadership) adalah kepemimpinan yang menganggap dirinya cuilan dari kelompoknya dan bahu-membahu dengan kelompoknya berusaha bertanggungjawab mengenai terlaksananya tujuan bersama.
  5. Tipe Kepemimpinan Paternalistis (Paternalistic Leadership) adalah kepemimpinan yang dicirikan oleh suatu dampak yang bersifat kebapakan dalam korelasi pemimpin dan kelompok.
  6. Tipe Kepemimpinan Menurut Bakat (Indogenious Leadership) adalah kepemimpinan yang timbul kelompok-kelompok organisasi informal yang melahirkan bidang keahlian dimana ia ikut berkecimpung pada organisasi tersebut.
d. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan atau disebut juga pengendalian, yaitu fungsi manajemen yang berafiliasi dengan mekanisme pengukuran hasil kerja terhadap tujuan perusahaan. Dengan kata lain, pengontrolan atau pengendalian yakni proses untuk memastikan bahwa acara bergotong-royong sesuai dengan acara yang direncanakan. Terdapat tiga hal penting dalam pengawasan antara lain:
  1. menentukan standar atau tolok ukur prestasi kerja;
  2. mengukur hasil kerja dengan standar yang ada;
  3. membandingkan prestasi dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan;
  4. mengambil langkah-langkah yang diharapkan untuk memperbaiki hasil kerja yang tidak sesuai dengan standar atau tolok ukur.

2.2. Bidang-Bidang Manajemen


Penerapan manajemen diubahsuaikan dengan bidang kerja yang ada dalam organisasi atau tubuh usaha. Bidang-bidang tersebut di antaranya manajemen produksi, keuangan, pemasaran, personalia, dan administrasi.

a. Manajemen Produksi (Production Management)

Manajemen produksi yakni kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber daya organisasi secara efektif dan efisien dalam rangka membuat serta menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen produksi, yaitu sebagai berikut.
  1. Seleksi dan desain produk berafiliasi dengan upaya untuk mengembangkan produk melalui penelitian terus-menerus.
  2. Manajemen persediaan berafiliasi dengan penetapan jumlah produk supaya setiap seruan konsumen sanggup terlayani.
  3. Pengendalian mutu, berafiliasi dengan penetapan kualitas produk untuk memuaskan konsumen.
b. Manajemen Keuangan (Financial Management)

Manajemen keuangan berafiliasi dengan tanggung jawab pengumpulan, penggunaan, maupun pengelolaan dana perusahaan/organisasi secara efisien. Beberapa aspek yang termasuk kegiatan dalam manajemen keuangan, yaitu sebagai berikut.
  1. Merencanakan keuangan perusahaan pada periode tertentu. Hal ini berafiliasi dengan upaya memperoleh dana dan menentukan sumber dana yang dibutuhkan.
  2. Mengawasi, mengatur, dan mengendalikan posisi keuangan perusahaan melalui laporan keuangan yang sistematis.
  3. Mengatur pelaksanaan kredit.
c. Manajemen Pemasaran (Marketing Management)

Manajemen pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan penetapan konsep produk, penetapan harga, promosi, dan pendistribusian gagasan, barang, atau jasa yang memungkinkan terjadinya pertukaran untuk memenuhi tujuan individu dan organisasi. Konsep pemasaran harus dibedakan dengan penjualan. Menurut konsep pemasaran pencapaian sasaran organisasi bergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan pencapaian kepuasan yang diinginkan lebih efektif dan efisien daripada pesaing.

Adapun berdasarkan konsep penjualan konsumen tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah yang cukup, kecuali organisasi mengadakan perjuangan penjualan dan promosi berskala besar. Pemasaran merupakan orientasi manajemen yang beranggapan bahwa kiprah utama perusahaan yakni memaksimalkan kepuasan konsumen (consumer satisfaction). Adapun penjualan hanya merupakan cuilan dari kegiatan pemasaran yang lebih berorientasi kepada peningkatan volume pen jualan yang maksimal. Dalam manajemen pemasaran, terdapat empat hal pokok yang akan menjamin keberhasilan perusahaan dalam memasarkan produknya. Keempat hal pokok tersebut disebut bauran pemasaran (marketing mix), yaitu produk, harga, tempat, dan promosi.

1) Produk (Product)

Produk yakni sesuatu yang ditawarkan kepada pasar baik produk fisik maupun jasa-jasa. Dalam menghasilkan produk, produsen hendaknya lebih memerhatikan kebutuhan keinginan konsumen di pasaran.

Produk sanggup dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu produk inti, produk aktual, dan produk tambahan.
  1. Produk inti yakni produk paling dasar yang terdiri atas jasa untuk memecahkan perkara atau manfaat inti yang dicari konsumen ketika mereka akan membeli suatu produk. Oleh lantaran itu, ketika merancang produk, pemasar harus memutuskan inti manfaat yang diberikan produk bagi konsumen.
  2. Produk aktual adalah produk yang berada disekitar produk inti. Produk aktual, di antaranya mempunyai lima karakteristik, yaitu tingkat mutu, sifat, desain, nama merek, dan kemasan.
  3. Produk tambahan adalah tambahan jasa dan manfaat bagi konsumen yang diberikan di sekitar produk produk inti dan produk aktual.
2) Harga (Price)

Harga yakni kompensasi yang harus dilakukan untuk mendapatkan sejumlah barang dan jasa. Dalam memutuskan harga produk, produsen harus memperhitungkan biaya produksi sehingga tidak terlalu tinggi atau rendah yang akan memengaruhi konsumen dan produsen sendiri dalam mendapatkan keuntungan.

Ada empat kebijakan harga yang biasa digunakan perusahaan, yaitu price discount, promotional discounts, nem product pricing, dan geographic pricing.
  1. Price discount (potongan harga) ini sanggup dilakukan berdasarkan jumlah pembelian, musim, tujuan tertentu perusahaan, atau sistem pembayaran yang ditetapkan perusahaan. Misalnya, toko buku akan menawarkan discount sesuai banyaknya pembelian. Semakin banyak pembelian, potongan yang diberikan akan semakin besar. Contoh discount berdasarkan demam isu biasanya dilakukan oleh toko pakaian. Untuk menghabiskan persediaan pakaian demam isu dingin, toko menawarkan discount kepada konsumen.
  2. Promotional discounts dilakukan melalui dua cara, yaitu markdown discount dan loss leaders. Markdown discount, yaitu discount yang dilakukan supaya konsumen berani membeli barang yang bergotong-royong tidak diperlukan. Misalnya, toko pakaian mengadakan markdown discount untuk menghabiskan persediaan barang usang cepat habis dan akan diganti dengan barang baru. Adapun loss leaders dilakukan dengan menjual barang di bawah harga pokoknya. Loss leaders dilakukan untuk merangsang konsumen mau membeli barang lain selain barang yang dijual murah tersebut.
  3. Nem product pricing atau penetapan harga barang gres dilakukan melalui dua cara, yaitu price skimming dan penetration pricing. Price skimming, yaitu kebijakan harga yang dilakukan dengan memutuskan harga setinggi mungkin lantaran barang tentangan belum ada. Adapun penetration pricing merupakan kebalikan dari price skimming, yaitu kebijakan penetapan harga serendah mungkin lantaran barang tentangan sudah banyak di pasar.
  4. Geographic pricing, yaitu kebijakan penetapan harga dengan mempertimbangkan ongkos pengiriman. Setelah penjualan terjadi harus ditentukan siapa yang akan menanggung ongkos pengiriman, pembeli atau penjual.
3) Saluran Distribusi (Place)

Saluran distribusi, yakni mediator perdagangan (intermediaries) yang melaksanakan kegiatan menyalurkan produk dari produsen kepada konsumen, mulai dari distributor, pedagang besar, hingga pengecer. Peranan susukan distribusi ini penting lantaran pada umumnya tidak semua barang sanggup dikonsumsi secara pribadi oleh pemakai. Saluran distribusi sanggup dilakukan melalui tiga cara, yaitu sebagai berikut.
  1. Distribusi yang dilakukan pribadi dari produsen ke konsumen, contohnya dilakukan untuk produk pertanian.
  2. Distribusi yang dilakukan dari produsen melalui distributor, kemudian ke konsumen, contohnya distribusi produk makanan.
  3. Distribusi yang dilakukan dari produsen ke distributor, agen, kemudian konsumen, contohnya distribusi gas elpiji.
  4. Distribusi yang dilakukan dari produsen ke distributor, agen, pengecer, dan konsumen, contohnya distribusi produk minyak tanah, beras, dan barang sembako lainnya.
4) Promosi (Promotion)

Promosi yakni kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan secara aktif untuk mendorong konsumen membeli produk yang ditawarkan. Selain itu, promosi berfungsi mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk tertentu.

Promosi sanggup dilakukan teknik-teknik berikut.
  1. Personal selling, yakni teknik promosi yang dilakukan oleh pramuniaga/salesman yang bertugas menghubungi korelasi perusahaan.
  2. Advertising, adalah teknik promosi yang dilakukan melalui pemasangan iklan, baik di media cetak maupun media elektronik. Selain itu, teknik ini sanggup juga dilakukan dengan teknik reklame menyerupai pemasangan spanduk atau papan reklame di pinggir jalan.
  3. Publicity, adalah teknik promosi berupa pemuatan isu di media massa. Berita yang dimuat, di antaranya berupa isu perihal kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh perusahaan atau perihal mutu produk yang dihasilkan perusahaan.
  4. Sales promotion, adalah teknik promosi yang dilakukan dengan mengadakan penjualan obral, pinjaman potongan secara besar-besaran, dan undian hadiah dengan cara mengumpulkan dan mengirimkan merek dagang, bungkus produk, atau kupon-kupon hadiah yang dicetak perusahaan. Teknik promosi ini dilakukan untuk meningkatkan penjualan dalam jangka pendek.
d. Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Management)

Manajemen sumber daya insan yakni kegiatan merencanakan, mengarahkan, dan mengkoordinasikan semua pekerjaan yang menyangkut pegawai, mencari pegawai, berlatih atau mengorganisasi dan melayani mereka.

Tujuan utama manajemen sumber daya manusia, yaitu untuk meningkatkan donasi karyawan terhadap organisasi dalam rangka mencapai produktivitas organisasi yang bersangkutan.

Fungsi yang dilakukan oleh manajemen sumber daya manusia, di antaranya:
  1. memilih tenaga kerja sesuai dengan jabatan;
  2. melakukan training terhadap tenaga kerja yang sudah dipilih dengan baik;
  3. menciptakan kondisi kerja yang menunjang moral pekerja dan produktivitas tinggi;
  4. memberikan balas jasa yang seimbang dengan tugas;
  5. menyusun job description, yaitu rumusan tertulis yang didasarkan pada analisis jabatan tertentu. Job description meliputi nama pekerjaan; tempat bekerja dan korelasi dengan pekerja lain; peralatan atau mesin yang digunakan; deskripsi syarat fisik dan mental yang harus dipenuhi pekerja; kondisi kerja; serta kewajiban dan tanggung jawab pekerja/karyawan.
Seleksi atau pemilihan tenaga kerja sanggup dilakukan melalui banyak sekali cara, di antaranya sebagai berikut.
  1. Memanfaatkan sumber internal yaitu mencari karyawan untuk mengisi lowongan dari karyawan yang sudah ada.
  2. Menggunakan jasa karyawan lama. Biasanya cara ini dilakukan untuk mencari tenaga kerja tingkat bawah. Misalnya, meminta karyawan usang untuk mencari teman-temannya yang mau ditempatkan dalam posisi tersebut.
  3. Melalui sekolah atau forum pendidikan.
  4. Mencari pribadi ke kawasan tenaga kerja, contohnya perusahaan perkebunan akan mencari pekerja pribadi ke kawasan perkebunan dengan terlebih dahulu memberi pengarahan dan izin dari kepala kawasan setempat.
  5. Melalui iklan, baik di media cetak maupun di media elektronik.
Karyawan yang dimiliki perusahaan harus dilatih dan di tingkatkan keterampilannya dengan tujuan:
  1. pekerjaan sanggup dilakukan lebih baik, lebih tepat, dan lebih efisien;
  2. mengurangi terjadinya kecelakaan kerja;
  3. tanggung jawab dan disiplin semakin meningkat;
  4. profesionalisasi dalam jabatan semakin mantap.
Selain pelatihan, karyawan juga harus diberi motivasi untuk meningkatkan semangat kerjanya. Cara yang dilakukan untuk memotivasi, di antaranya:
  1. memberikan imbalan yang memadai;
  2. memberikan santapan rohani secara periodik atau rutin;
  3. menciptakan suasana informal, suasana santai, rekreasi, dan malam bersama keluarga;
  4. memberikan perhatian secara individual kepada karyawan;
  5. menggunakan "manajemen tepuk", yaitu dilakukan dengan mendekati dan menepuk pundak karyawan serta menghargai mereka sebagai sahabat;
  6. memberikan kesempatan untuk maju dan merencanakan masa depannya;
  7. meningkatkan loyalitas karyawan;
  8. meminta pendapat dan saran-saran karyawan dalam hal-hal tertentu.
e. Manajemen Akuntansi (Accounting Management)

Kegiatan manajemen akuntansi yakni mengumpulkan, mencatat, menganalisis, dan melaporkan keuangan perusahaan sebagai materi pengambilan keputusan. Tahapan dalam manajemen administrasi/akuntansi yakni sebagai berikut.
  1. Pengumpulan data. Data yang dikumpulkan sanggup berbentuk data harian, mingguan, dan bulanan yang diperoleh dari setiap cuilan perusahaan.
  2. Pencatatan data. Data yang telah dikumpulkan dicatat secara sistematis, berurutan, dan terperinci.
  3. Pengelompokan data. Setelah dicatat, data dikelompokkan berdasarkan golongan, rekening, atau penggolongan yang lain berdasarkan kebutuhan.
  4. Pelaporan. Dilakukan secara periodik supaya terdapat kesinambungan dan manajemen sanggup membandingkan laporan untuk mengetahui kemajuan atau kemunduran perusahaan.
  5. Penafsiran data. Data yang telah ditafsirkan kemudian dibandingkan dengan kondisi perusahaan periode sebelumnya atau kondisi perusahaan lain.
Tips dalam memasarkan produk perjuangan kecil sebagai berikut.
  1. Lihatlah apa yang Anda kerjakan.
  2. Fokus pada kebutuhan konsumen.
  3. Buatlah tim pemasaran yang efektif.
  4. Bagilah konsumen Anda ke dalam beberapa kelompok.
  5. Lakukan identifikasi apa yang dibutuhkan konsumen.
  6. Perhatikan mutu produk, harga yang sesuai, dan tempat di mana konsumen bisa memperoleh barang atau jasa yang ditawarkan.
  7. Pesan yang disampaikan hendaknya menjelaskan manfaat dari produk atau jasa yang ditawarkan.
  8. Buatlah planning pemasaran efektif yang bisa digunakan antara enam bulan hingga lima tahun ke depan.
  9. Jalankan sesuai rencana.
  10. Rencana pemasaran yang telah dijalankan harus terkontrol dan terukur.
(Sumber: www.scottish-enterprise.com)

C. Peran Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional


3.1. Pengertian dan Bentuk-Bentuk Badan Usaha


Badan perjuangan yakni kesatuan yuridis dan irit dari penggunaan faktor-faktor produksi yang bertujuan mencari keuntungan atau memberi pelayanan kepada masyarakat. Aspek yuridis berarti bahwa untuk mendirikan suatu tubuh perjuangan harus memenuhi aspek aturan antara lain sertifikat notaris dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Adapun aspek irit berarti bahwa dalam mendirikan tubuh perjuangan harus mempunyai modal, tenaga kerja, kemampuan atau skill, dan perusahaan. Dengan dua aspek tersebut, tubuh perjuangan menyusun taktik untuk mencapai tujuannya yaitu memperoleh keuntungan. Menurut bentuk hukumnya, tubuh perjuangan sanggup dibedakan menjadi bentuk tubuh perjuangan berikut.
  1. Badan perjuangan perseorangan yakni tubuh perjuangan swasta yang didirikan dan dimiliki perseorangan serta melaksanakan kegiatan perjuangan untuk mendapatkan keuntungan dan biasanya tidak mempunyai tubuh hukum. Misalnya, salon kecantikan, bengkel, dan perjuangan kerajinan.
  2. Badan perjuangan firma (Vennootschap Onder Fen Firma atau Fa) yakni komplotan dua orang atau lebih yang setuju untuk melaksanakan perjuangan dengan memakai nama bersama.
  3. Persekutuan komanditer (Commanditaire Vennootschap atau CV) yakni adalah komplotan satu atau beberapa orang pengusaha, dan seorang atau beberapa orang yang menyetorkan modal.
  4. Perseroan terbatas (PT) atau Naamloze Vennootschap (NV) yakni perusahaan yang modalnya terdiri dari saham-saham dan tanggung jawab sekutu pemegang saham terbatas sesuai jumlah saham yang dimilikinya.
Badan perjuangan yang sesuai dengan sistem demokrasi ekonomi atau sistem ekonomi kerakyatan yang dianut oleh negara Indonesia terdiri atas tiga bentuk tubuh usaha, yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), dan Koperasi.

3.1.1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni perjuangan yang didirikan pemerintah dengan modal milik pemerintah/negara. Selain untuk melayani kepentingan umum, BUMN juga sebagai salah satu sumber pendapatan negara. Ada tiga bentuk BUMN, yaitu Perusahaan Umum, Perseroan (Persero), dan Perusahaan Jawatan (Perjan). Contoh BUMN yang berupa perusahaan umum yaitu Perum Peruri. Contoh BUMN yang berupa Persero, yaitu PT Pertamina dan PT Telkom. Adapun pola BUMN dalam bentuk Perjan yaitu PJKA (sekarang menjadi PT KAI) dan Perjan Pegadaian (sekarang Perum Pegadaian).

3.1.2. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)

Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) yakni tubuh perjuangan yang didirikan pihak swasta dengan modal sepenuhnya milik swasta, baik perseorangan maupun kolaborasi beberapa orang. Kegiatan tubuh perjuangan swasta bergerak, di ataranya bergerak dalam bidang industri ekstraktif, pertanian, perdagangan, dan jasa. Perusahaan swasta dalam menjalankan usahanya sanggup berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Persekutuan Komanditer (CV), Firma (Fa), dan perusahaan perseorangan. Contoh tubuh perjuangan milik swasta, yaitu PT ASTRA Internasional, PT Panasonic, PT Indofood, dan PT Maspion.

3.1.3. Koperasi

Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992, koperasi yakni tubuh perjuangan yang beranggotakan orang seorang atau tubuh aturan koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi kerakyatan yang berdasarkan asas kekeluargaan. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33, tubuh perjuangan yang paling sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia yakni koperasi. Koperasi didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya serta membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat maju, adil, dan makmur. Contoh tubuh perjuangan koperasi, yaitu Koperasi Simpan Pinjam (Kosipa), Koperasi Serba Usaha (KSU), Koperasi Sekolah, Koperasi Mahasiswa (Kopma), dan Koperasi Unit Desa (KUD).

3.2. Peran Badan Usaha


a. Peranan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 

BUMN mempunyai peranan penting dalam perekonomian, yaitu sebagai berikut.
  1. BUMN sanggup mengelola dan memakai cabang-cabang produksi yang pokok untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara maksimal demi tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat pada umumnya.
  2. Pemerintah melalui perusahaan negara (BUMN) sanggup melayani masyarakat secara maksimal.
  3. BUMN menjadi salah satu sumber pendapatan negara yang berasal dari pendapatan nonpajak.
  4. BUMN sanggup menyediakan lapangan pekerjaan sehingga sanggup membantu mengatasi pengangguran.
  5. BUMN sanggup membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
Peranan BUMN ditegaskan dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2003, yaitu sebagai berikut.
  1. Memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional umumnya dan penerimaan negara khususnya.
  2. Mengadakan pemupukan keuntungan dan pendapatan.
  3. Menyediakan kebutuhan umum berupa barang dan jasa yang bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat orang banyak.
  4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan perjuangan swasta dan koperasi.
  5. Menyelenggarakan kegiatan perjuangan yang bersifat melengkapi kegiatan swasta dan koperasi, antara lain menyediakan kebutuhan masyarakat, baik dalam bentuk barang maupun jasa dengan menawarkan pelayanan yang bermutu dan memadai.
  6. Turut aktif menawarkan bimbingan kegiatan sektor swasta, khususnya pengusaha golongan ekonomi lemah.
  7. Turut aktif melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kecerdikan dan acara pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan umumnya.
b. Peranan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)

BUMS mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional, antara lain:
  1. meningkatkan penerimaan devisa negara dari perusahaan swasta yang melaksanakan kegiatan ekspor dan impor;
  2. membantu pemerintah mengusahakan kegiatan produksi dalam rangka meningkatkan kemakmuran masyarakat;
  3. meningkatkan lapangan kerja untuk mengatasi pengang guran;
  4. membantu pemerintah meningkatkan penerimaan negara melalui banyak sekali pajak.
c. Peranan Koperasi

Koperasi mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional, antara lain:
  1. membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
  2. berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kehidupan insan dan masyarakat;
  3. memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya;
  4. berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan perjuangan bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

3.3. Fungsi Badan Usaha


Sebagai forum atau institusi bisnis yang bertujuan memperoleh keuntungan maksimal, tubuh perjuangan mempunyai fungsi atau peranan sebagai fungsi komersial dan fungsi sosial.

a. Fungsi Komersial

Fungsi komersial tubuh perjuangan meliputi fungsi operasional dan fungsi manajerial.

1) Fungsi Operasional

Fungsi operasional yakni fungsi yang memungkinkan tubuh perjuangan sanggup melaksanakan kegiatannya dengan baik untuk mencapai tujuan. Fungsi ini meliputi fungsi pembelian dan produksi, pemasaran, keuangan, personalia, serta administrasi/akuntansi.

2) Fungsi Manajerial

Fungsi manajerial yakni fungsi tubuh perjuangan yang menyatakan bagaimana suatu tubuh perjuangan dikelola secara efisien supaya menawarkan keuntungan maksimal. Fungsi ini meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Kedua fungsi tersebut bersifat internal, artinya hingga sejauh mana sebuah tubuh perjuangan tersebut bisa menjaga kelangsungan usahanya sehingga tetap berfungsi bagi tubuh perjuangan yang bersangkutan.

b. Fungsi Sosial

Berbeda dengan fungsi sebelumnya, fungsi sosial tubuh perjuangan lebih bersifat eksternal. Fungsi sosial menyatakan hingga sejauh mana suatu tubuh perjuangan bisa menawarkan kiprah secara nyata bagi lingkungan di luar tubuh perjuangan yang bersangkutan. Fungsi sosial antara lain sebagai berikut.

1) Penyedia Kesempatan Kerja

Sebagai suatu institusi bisnis, tubuh perjuangan akan menyerap tenaga kerja dari masyarakat. Semakin maju dan berkembang suatu tubuh usaha, semakin banyak tenaga kerja terserap lantaran kesempatan kerja yang tersedia lebih luas.

2) Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup

Etika bisnis yang sehat, mengharuskan setiap tubuh perjuangan meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Misalnya, menyediakan tempat pengolahan limbah pabrik dalam rangka mengurangi pencemaran.

3) Fungsi Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Kemajuan dunia perjuangan akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Semakin maju dan berkembang dunia usaha, semakin banyak kesempatan kerja yang tersedia. Selain itu, skala perjuangan juga akan lebih besar lantaran produk yang dihasilkan akan lebih banyak dan pangsa pasar juga lebih luas. Dalam jangka panjang akan mempengaruhi tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara yang berarti peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.

Rangkuman :
  1. Manajemen yakni suatu keahlian atau teknik untuk merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengawasi penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan.
  2. Tingkatan dalam manajemen, meliputi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer pelaksana atau manajer lini pertama.
  3. Fungsi manajemen yakni proses kegiatan yang saling berkaitan secara keseluruhan untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
  4. Manajemen produksi yakni kegiatan untuk mengatur dan mengoordinasikan penggunaan sumber daya organisasi secara efektif dan efisien dalam rangka membuat serta menambah kegunaan suatu barang dan jasa.
  5. Manajemen keuangan berafiliasi dengan tanggung jawab pengumpulan, penggunaan, maupun pengelolaan dana perusahaan/organisasi secara efisien.
  6. Manajemen pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan penetapan konsep produk, penetapan harga, promosi, dan pendistribusian gagasan, barang, atau jasa yang memungkinkan terjadinya pertukaran untuk memenuhi tujuan individu dan organisasi.
  7. Tujuan utama manajemen sumber daya manusia, yaitu untuk meningkatkan donasi karyawan terhadap organisasi dalam rangka mencapai produktivitas organisasi yang bersangkutan.
Referensi :

Arifin, I. dan G. H. Wagian. 2009. Membuka Cakrawala Ekonomi 3 : Untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Mandrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 130.

No comments:

Post a Comment