Tuesday, November 19, 2019

Pintar Pelajaran Faktor Yang Menghipnotis Perubahan Kurs Valuta Asing

Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Kurs Valuta Asing - Mempelajari perubahan kurs sangat penting. Kalian tentu masih ingat kejadian krisis moneter yang melanda Indonesia mulai tahun 1997. Kurs rata-rata yang biasanya US $ 1 = Rp 2.600,-, sesudah terjadi krisis moneter tiba-tiba mencapai US $ 1 = Rp 9.000,-. Akibatnya, perusahaan-perusahaan yang berbahan baku impor menjadi sangat terpukul, lantaran harga bahan-bahan baku impor menjadi sangat mahal. Untuk membeli materi baku impor seharga US $ 1000, dulu hanya diharapkan uang Rp 2.600.000,-. Setelah krisis moneter, untuk materi baku impor seharga US $ 1000 harus dikeluarkan uang Rp 9.000.000,-s. Akibatnya, banyak perusahaan bangkrut dan mem-PHK puluhan ribu karyawannya. Inflasi pun menjadi belahan yang tak terpisahkan dalam perekonomian Indonesia. Bahkan, hingga ketika ini pun Indonesia masih terus berjuang memperbaiki perekonomiannya. Kurs (nilai tukar) memang tidak tetap. Kurs selalu berubah, bahkan dalam sehari kurs dapat berubah hingga 9 kali. Mengapa kurs selalu berubah?

Banyak faktor yang dapat menjadikan terjadinya perubahan kurs. Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah:

a. Sistem Kurs yang Dianut

Ada tiga macam sistem kurs, yaitu sistem kurs bebas, sistem kurs tetap dan sistem kurs mengambang terkendali. Sistem kurs yang dianut suatu negara sangat menghipnotis cepat lambatnya perubahan kurs. Pada sistem kurs bebas, kurs sangat gampang berubah. Pada sistem kurs tetap, kurs tidak pernah berubah (kecuali diinginkan oleh pemerintah). Pada sistem kurs mengambang terkendali, perubahan kurs dapat dikendalikan pemerintah.

b. Selera (Cita Rasa) Masyarakat

Selera masyarakat yang meningkat pada produk suatu negara, menciptakan seruan terhadap produk negara tersebut juga meningkat. Peningkatan seruan terhadap produk negara tersebut, tentu akan diikuti oleh peningkatan seruan terhadap mata uang negara tersebut (untuk membayar impor). Sehingga, nilai tukar mata uang negara tersebut juga akan meningkat. Itu berarti, jika masyarakat Indonesia sangat menyukai produk-produk Amerika maka pada kesannya akan menaikkan nilai tukar dolar Amerika.

c. Keadaan Neraca Pembayaran

Apabila neraca pembayaran Indonesia mengalami surplus (lebih), itu berarti telah terjadi kelebihan seruan terhadap rupiah. Permintaan yang lebih terhadap rupiah akan menjadikan nilai tukar rupiah mengalami kenaikan sehingga terjadilah perubahan kurs.

d. Adanya Kebijakan Devaluasi dan Revaluasi

Adanya kebijakan devaluasi dan revaluasi yang dilakukan pemerintah dapat menjadikan terjadinya perubahan kurs. Karena, yang dimaksud dengan devaluasi ialah kebijakan pemerintah melalui bank sentral untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri (rupiah) terhadap mata uang absurd dengan tujuan meningkatkan ekspor. Sedangkan revaluasi ialah kebijakan pemerintah melalui bank sentral untuk menaikkan nilai mata uang dalam negeri (rupiah) terhadap mata uang absurd lantaran keadaan ekonomi sudah memungkinkan. 

e. Keadaan Kurs Antarnegara Maju

Jika kurs di negara-negara maju mengalami perubahan, maka perubahan tersebut akan kuat terhadap kurs negara-negara berkembang ibarat Indonesia. Mengapa demikian? Karena, negara-negara maju mempunyai dampak kuat terhadap perekonomian negara berkembang. Negara-negara maju umumnya bertindak sebagai pemberi santunan kepada negara-negara berkembang, sehingga jika kurs antar negara maju berubah maka perubahan tersebut akan kuat terhadap kurs negara berkembang sebagai peserta pinjaman. Agar lebih jelas, bacalah sekilas informasi berikut.

“Perubahan Kurs (Nilai Tukar) di Negara-negara Maju dapat Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah"

Tahun 1995/1996 tercatat kenaikan nilai tukar dolar Amerika terhadap yen. Kekhawatiran yang berlebihan terhadap tingkat inflasi dan defisit transaksi berjalan Amerika Serikat sempat menekan nilai tukar dolar Amerika terhadap yen menjadi di bawah 80 yen per dolar pada awal periode laporan. Namun, sejalan dengan akad negara-negara Kelompok G-7 dan membaiknya perekonomian Amerika Serikat, nilai tukar dolar Amerika terhadap yen mulai menguat kembali semenjak Juli 1995 dan pada final periode laporan mencapai sekitar 107 yen per dolar. Bagi Indonesia, melemahnya yen terhadap dolar Amerika memperlihatkan dampak mengurangi beban pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri Indonesia lantaran sebagian utang Indonesia terdiri atas valuta absurd yang mengalami depresiasi terhadap dolar Amerika ibarat yen Jepang dan mark Jerman.

Akibat dari naiknya nilai tukar dolar Amerika terhadap yen, maka nilai tukar rupiah terhadap yen juga mengalami kenaikan (apresiasi) sebesar 13,27%.

f. Kekuatan Permintaan dan Penawaran

Pada umumnya, perubahan kurs disebabkan oleh perubahan kekuatan seruan dan penawaran terhadap suatu mata uang. Bila seruan terhadap suatu mata uang bertambah, sedang penawarannya tetap, maka nilai tukar (kurs) mata uang tersebut akan meningkat. Sebaliknya jika seruan terhadap suatu mata uang berkurang, sedangkan penawarannya tetap maka nilai tukar (kurs) mata uang tersebut akan menurun.

Anda kini sudah mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Kurs. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Sa’diyah, C. dan D. A. Purnomo. 2009. Ekonomi 2 : Untuk Kelas XI Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 351.

No comments:

Post a Comment