Thursday, October 17, 2019

Pintar Pelajaran Teknik Menulis Laporan Penelitian, Kerangka, Cara Menyusun, Langkah-Langkah, Sosiologi

Teknik Menulis Laporan Penelitian, Kerangka, Cara Menyusun, Langkah-langkah, Sosiologi - Sebelumnya, pada materi sebelumnya sudah dijelaskan perihal rancangan penelitian sosial. Proposal atau rancangan penelitian terdiri atas judul penelitian, kasus penelitian, tujuan, dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, hipotesis, dan metode pengumpulan data. Pernahkah Anda merancang metode penelitian?  Dalam Bab ini, Anda telah mempelajari, mengumpulkan, dan mengolah data penelitian. Anda niscaya sudah mengerjakan kiprah dan paham materi tersebut. Pengumpulan data sanggup melalui angket, wawancara, observasi, dokumen, ataupun media massa. Adapun pengolahan data sanggup dilakukan dengan memakai statistik ataupun analisis deskriptif. Lalu, dalam materi serpihan ini, Anda akan berguru penulisan laporan penelitian. Pernahkah Anda meneliti sesuatu dan hasilnya dicatat?

Kemudian, bagaimanakah penulisan laporan yang baik? Penulisan laporan merupakan tahap simpulan dari suatu penelitian dan merupakan hasil kerja keras yang diwujudkan dalam bentuk karya tulis ilmiah. Laporan secara utuh belum tentu eksklusif didapat dari hasil penelitian maka perlu adanya bimbingan dari guru-guru mata pelajaran yang mempunyai kemampuan melaksanakan bimbingan karya ilmiah bagi setiap siswa (khususnya mata pelajaran Sosiologi).

Hasil penelitian sebelum dibentuk laporan secara utuh memerlukan bimbingan penulisan semoga hasilnya sanggup dipertanggungjawabkan. Laporan penelitian harus baik secara ilmiah dan sanggup dipahami oleh orang lain yang membacanya. Suatu laporan penulisan yang baik terlebih dahulu harus mempunyai bahasa yang baik alasannya angka-angka yang merupakan data penelitian harus dijelaskan dan disampaikan kepada orang lain yang membacanya.

Laporan ditulis harus dengan teliti dan jelas. Laporan penelitian merupakan aktivitas menuangkan pikiran-pikiran ke dalam kalimat yang baik, menyusun kalimat ke dalam alinea, dan merangkaikan alinea tersebut menjadi suatu karya ilmiah. Jika siswa menginginkan suatu karya tulis yang baik, tentu saja tidak eksklusif menuntaskan laporan penelitian sesudah selesai pengumpulan data, tetapi perlu pula derma bimbingan selain dari guru pembimbing, juga dari guru Bahasa Indonesia.
 pada materi sebelumnya sudah dijelaskan perihal  Pintar Pelajaran Teknik Menulis Laporan Penelitian, Kerangka, Cara Menyusun, Langkah-langkah, Sosiologi
Gambar 1. Peta konsep laporan penelitian.
Dalam serpihan ini, akan dibahas perihal pembuatan laporan penelitian dan mempresentasikan hasil penelitian. Anda diharapkan memahami dan mempunyai kemampuan untuk menciptakan laporan hasil penelitian serta keterampilan dalam mempresentasikan hasil penelitian.

A. Garis Besar Laporan


Laporan penelitian menjadi salah satu serpihan penting dalam penelitian. Hal ini menjadi mutlak alasannya melalui laporan ini, ilmuwan lain dan masyarakat sanggup memahami, menilai, atau mungkin menyempurnakan hasil penelitian melalui penelitian lanjutan. Laporan penelitian semoga sanggup dipahami pembaca, penulisannya harus memperhatikan persyaratan-persyaratan tertentu. Penulisan laporan ilmiah berbeda dengan aturan-aturan jikalau Anda menulis novel atau dongeng sejarah. Syarat-syarat tersebut mirip penggunaan bahasa yang komunikatif, mengetahui untuk siapa laporan tersebut dibentuk dan ditujukan, menggambarkan langkah-langkah penelitian yang dilakukan, serta adanya kejelasan dan kemampuan meyakinkan para pembacanya.

Laporan penelitian sebelum diajukan sebagai hasil penelitian, perlu dibentuk kerangka laporan. Kerangka laporan berfungsi sebagai arah dari setiap isi dan serpihan laporan. Menulis laporan penelitian dibutuhkan beberapa tahapan, sebagai berikut.

1.1. Laporan Sementara


Laporan sementara dibentuk apabila data telah terkumpul, buku penunjang telah lengkap, dan kerangka laporan telah disiapkan. Anda mempersiapkan diri menulis laporan sementara terutama bagian-bagian penting dari isi laporan tersebut. Hal ini dilakukan semoga setiap serpihan dari penelitian disusun secara sedikit demi sedikit sehingga bahan-bahan laporan tidak ditumpuk yang alhasil menjadi malas untuk dikerjakan.

Laporan sementara sebaiknya ditulis tidak sekaligus, tetapi secara sedikit demi sedikit yang dimulai dari awal penulisan laporan. Kemudian, meminta pembimbing untuk mengkaji dan mengoreksi sebagian laporan yang telah disusun. Hal ini dilakukan terus menerus hingga simpulan laporan penelitian selesai.

1.2. Penyusunan Kerangka Laporan


Kerangka laporan dibentuk alasannya tidak setiap orang sanggup menuangkan hasil pemikirannya secara eksklusif dan terperinci, tetapi dibentuk dahulu garis besar laporan yang akan ditulisnya. Kerangka laporan ini semacam pembuatan planning kerja yang disusun oleh setiap organisasi atau instansi sehingga rencana-rencana harus diselesaikan sesuai dengan sasaran waktu yang ditentukan.

Kerangka laporan harus ada pada setiap penelitian alasannya kerangka ini merupakan garis besar dari laporan yang sebenarnya. Jika hal ini lalai dilakukan, akan mengakibatkan data bertumpuk atau kurang dari yang diharapkan. Akibatnya, penulis laporan menjadi galau dan tidak tahu yang harus dikerjakannya terlebih dahulu. Kerangka laporan dibentuk sebagai awal dan selesainya penelitian. Kerangka laporan merupakan rancangan inti atau pokok laporan yang bersama-sama dengan tujuan memudahkan menuangkan pikiran-pikiran yang berafiliasi data ke dalam bentuk tulisan.

Ada kerangka laporan untuk memudahkan penulisan. Ketika penulisan laporan dilaksanakan kadangkala muncul ide-ide yang menambah isi atau bentuk laporan. Ide atau gagasan yang sebelumnya tidak diperhitungkan muncul di tengah-tengah penulisan. Hal ini masuk akal terjadi alasannya setiap orang menginginkan kesempurnaan dalam setiap karya yang akan dihasilkan. Bahkan, kerangka laporan sanggup mengalami perubahan.

1.3. Pokok-Pokok Pikiran dalam Kerangka Laporan


Kerangka laporan telah dibentuk maka disusun isi yang penting dari setiap urutan kerangka laporan tersebut. Tentu saja penuangan isi kerangka laporan harus sesuai dengan kasus yang diajukan. Misalnya, jangan hingga penelitian mengenai kasus kenakalan remaja, ternyata banyak membahas perihal pedagang asongan di bus kota sehingga tidak ada kesesuaian antara kasus dan isi laporan. Oleh alasannya itu, isi dari laporan yang dikembangkan dari suatu kerangka harus ada kesinambungan dari awal hingga simpulan penulisan.

Pembuatan pokok-pokok pikiran merupakan penulisan garis besar laporan. Anda ketika menciptakan pokok pikiran dalam kerangka laporan Anda perlu membicarakan dengan pembimbing semoga isi tidak keluar dari jalur kasus yang ditentukan. Jika hal ini telah diselesaikan, siswa sanggup menulis laporan yang sesungguhnya, dengan tidak menyia-nyiakan waktu yang tersedia.

1.4. Penggunaan Waktu

Waktu yang disediakan dalam penulisan karya tulis ilmiah, sepertinya sangat singkat atau kurang dari satu semester. Walaupun begitu, sebaiknya Anda mengajukan kasus penelitian yang gampang dijangkau, yaitu yang ada di lingkungan sekolah ataupun di lingkungan sosial sekitar kawasan tinggal Anda. Pembuatan karya tulis ilmiah ini jangan hingga ditunda-tunda. Jika ditunda dengan alasan sulit memahami masalah, ketidaktahuan akan sumber bacaan yang berafiliasi dengan kasus atau memang malas untuk melaksanakan penulisan, terutama apabila penulisan karya ilmiah ini dikerjakan secara berkelompok, jangan hingga terjadi saling mengandalkan orang lain dalam kelompoknya. Akhirnya, waktu yang tersedia tidak terlewati sehingga menimbulkan laporan penelitian tidak selesai dikerjakan. Setiap kesukaran dalam penulisan patut untuk diselesaikan, baik bertanya kepada siswa lain, bertanya kepada guru, atau kepada orang lain yang memahami pembuatan penelitian.

Karya laporan penelitian sekecil apapun patut dihargai alasannya karya ilmiah yang telah dihasilkan merupakan landasan pertama ke arah kemajuan dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin mutakhir. Dengan demikian, dibutuhkan orang-orang yang kritis dalam menanggapi setiap kasus yang muncul dalam kehidupan.

B. Menyusun Hasil Penelitian


Laporan penelitian merupakan hasil simpulan dari proses penelitian yang diwujudkan dalam bentuk karya tulis ilmiah. Baik-buruknya suatu laporan penelitian yang dilakukan bukan merupakan masalah, alasannya adanya kemauan untuk menyusun laporan penelitian yaitu langkah yang baik untuk mencapai perkembangan pemikiran manusia.

2.1. Isi Laporan


Pembuatan laporan penelitian terdiri atas beberapa serpihan yang terbagi berdasarkan kerangka laporan. Hal ini menolong penulisan karya ilmiah dan pembaca untuk mengkaji isi dari setiap laporan. Pembagian isi laporan terdiri atas judul, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, badan laporan, ikhtisar (abstrak), lampiran, dan kepustakaan (daftar bacaan). Untuk lebih jelasnya, pembagian laporan penelitian yaitu sebagai berikut.

a. Judul

Judul laporan penelitian sebaiknya ringkas, jelas, dan menggambarkan isi laporan. Judul yang baik sekurang-kurangnya terdiri atas dua variabel yang saling berafiliasi atau terkait. Judul dan isi harus senantiasa berkaitan alasannya judul yang baik akan menarik untuk dibaca atau dikaji ulang oleh peneliti lainnya dengan kasus yang berlainan. Judul sebaiknya disusun di ketika menciptakan kerangka laporan walaupun nantinya mengalami perubahan, tetapi tidak keluar dari kasus yang diteliti.

b. Kata Pengantar

Kata pengantar merupakan keterangan dari penulis mengenai isi laporan penelitiannya, tetapi belum secara khusus diuraikan. Oleh alasannya itu, kata pengantar umumnya pendek dan singkat yang di dalamnya tersusun mengenai judul, kasus yang dibahas, pendukung penelitian (sponsor kalau ada) dan ucapan terima kasih kepada yang memperlihatkan banyak sekali derma sehingga penulisan laporan sanggup diselesaikan.

c. Daftar Isi

Daftar isi pada umumnya ditempatkan sesudah kata pengantar. Daftar isi memperlihatkan serpihan dari laporan yang merupakan isi setiap serpihan yang dibahas dan membantu penulis sebagai serpihan dari kerangka penulisan, serta membantu pembaca untuk melihat struktur, urutan, dan pokok-pokok yang dibahas dalam laporan. Selain daftar isi, kadang kala terdapat pula daftar tabel, grafik, daftar gambar, diagram, atau peta yang dibentuk tersendiri sesudah daftar isi.

d. Pendahuluan

Bagian pertama dari laporan penelitian yaitu pendahuluan, isinya sudah menyangkut laporan secara khusus, dijelaskan mengenai latar belakang dan perumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penulisan atau penelitian, pedoman penulisan (metode, pengumpulan data, dan analisis data).

e. Tubuh Laporan

Tubuh laporan merupakan bagian-bagian (bab) sesudah pendahuluan yang berisi serpihan pokok laporan. Setiap serpihan membahas dan menguraikan inti dari penelitian mirip uraian konsep atau teori yang berafiliasi masalah, lokasi penelitian dan proses pengumpulan data, analisis data, akhirnya kesimpulan dan saran.

f. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan berisi serpihan yang telah dibahas sebelumnya dan merupakan inti dari hasil penelitian atau adanya temuan-temuan selama pengumpulan dan pengolahan data. Kesimpulan sifatnya berbeda dengan ikhtisar alasannya kesimpulan berfungsi sebagai hasil penelitian atau penulisan secara keseluruhan. Pada serpihan yang sama sesudah kesimpulan kadangkala terdapat saran yang ditujukan kepada pembaca, peneliti selanjutnya, atau pihak yang berkaitan dengan masalah.

g. Lampiran

Lampiran berisi materi yang kurang mudah atau mengganggu penyajian jikalau dimasukkan ke dalam serpihan atau bab, baik terlalu panjang maupun sanggup mengganggu isi serpihan atau serpihan yang bersangkutan. Meskipun demikian, materi ini dirasakan penting untuk disajikan sehingga materi ini memerlukan serpihan tersendiri, yaitu ditempatkan di serpihan lampiran.

h. Kepustakaan

Kepustakaan disebut daftar bacaan, yaitu serpihan yang menampilkan sumber pendukung laporan, berupa buku, majalah, surat kabar, jurnal, dokumen yang dipublikasikan (atau belum).

2.2. Merumuskan Kesimpulan dan Saran


Bagian simpulan dari laporan penelitian yaitu kesimpulan yang merupakan hasil dari keseluruhan laporan penelitian. Sebelum dibentuk kesimpulan, terlebih dahulu penulis harus memahami isi penelitiannya, terutama dari hasil pengolahan data dan temuan-temuan selama pengumpulan data. Kesimpulan tidak dibentuk semata-mata bahwa penelitian selesai dilaksanakan, tetapi harus meliputi keseluruhan penelitian sehingga penulis memperlihatkan laporannya secara lengkap apa adanya tanpa memasukkan unsur-unsur perasaan pribadi berdasarkan isi dari laporan tersebut. Kesimpulan sanggup disebut juga pembahasan kualitatif dari penelitian.

Saran disajikan bersama-sama dengan kesimpulan, tetapi saran ini sifatnya tidak wajib dan merupakan komplemen dari penelitian. Tidak semua penelitian sanggup membahas kasus secara utuh sehingga penulis sanggup menyarankan kepada peneliti lain untuk melanjutkan kasus yang tidak terbahas dalam laporannya. Di samping itu, saran diberikan kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian. Pihak yang terlibat dalam penelitian bisa dari perorangan ataupun lembaga. Hal ini bertujuan pihak yang terlibat dalam penelitian mengkaji kembali hasil penelitian atau temuan-temuan dalam proses pengambilan data. Jika hasil penelitian tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh pihak tersebut, saran dari pihak yang terlibat dalam penelitian sanggup dimasukkan dalam kolom saran penelitian.

Kesimpulan dan saran merupakan serpihan yang paling penting dari laporan penelitian. Keduanya saling berafiliasi dan berkaitan erat sekali sehingga kesimpulan belumlah lengkap apabila tidak ada saran. Begitu pula saran tidak akan terwujud tanpa adanya kesimpulan. Jadi, keduanya merupakan suatu sistem yang saling melengkapi.

Contoh Soal (UN Sekolah Menengan Atas IPS, 2005) :

Bagian pokok dari keseluruhan laporan penelitian yaitu ....

a. tujuan penelitian
b. hasil penelitian
c. serpihan pendahuluan
d. badan kerangka
e. kesimpulan dan saran

Jawaban: b

Bagian pokok dari keseluruhan laporan penelitian yaitu hasil penelitian.

Cara menulis laporan penelitian perlu mengikuti suatu hukum yang telah diterima di kalangan ilmuwan. Ada dua model penulisan laporan penelitian, yaitu model Turabian (1973) dan model American Psychological Association (APA) 1988. Model Turabian memakai catatan kaki (footnote) untuk memperlihatkan referensi, dan memakai istilah ibid, op cit, dan loc cit.

Model APA, penulisannya lebih mudah alasannya tidak memakai catatan kaki. Model ini dipakai dalam penulisan artikel untuk jurnal-jurnal. Model APA ini, kunci referensinya pada daftar pustaka. (Sumber: Metode Penelitian Sosial, 2004)

2.3. Menyajikan Laporan


Laporan penelitian sebagai karya tulis ilmiah perlu dipertanggung jawabkan sebagai suatu kebenaran berdasarkan masalah-masalah yang diajukan dalam penelitian. Pertanggung tanggapan penelitian dilakukan melalui diskusi di dalam kelas, antara siswa yang menyajikan hasil penelitiannya dan siswa lain sebagai akseptor diskusi. Jalannya diskusi harus dibimbing oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan semoga siswa sanggup diarahkan sesuai dengan isi penelitiannya yang tentu saja sesuai dengan mata pelajaran Sosiologi.

Beberapa bentuk diskusi kelas yang sering dipakai antara lain sebagai berikut.

a. The Social Problem Meeting

Di mana para siswa berdiskusi perihal masalah-masalah sosial? Diskusi dilakukan oleh siswa di kelas atau di lingkungan sekolahnya. Dalam hal ini, diharapkan setiap siswa terpanggil untuk berguru dan bertingkah laris sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. The Opened Meeting

Para siswa berdiskusi mengenai kasus apa saja yang berafiliasi dengan kehidupan mereka sehari-hari.

c. The Educational - Diagnosis Meeting

Para siswa berdiskusi mengenai pelajaran di kelas dengan maksud saling mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang diterimanya. Dengan demikian, setiap anggota memperoleh pemahaman yang lebih baik. Penyajian laporan penelitian yang dilakukan melalui diskusi diharapkan sanggup terjadi saling tukar pikiran antara yang menyajikan dan akseptor diskusi lainnya sehingga sanggup mencapai titik temu atau memecahkan kasus yang dihadapi.

Menyajikan laporan melalui diskusi mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
  1. mempertinggi kiprah perorangan dalam kelompok, baik yang menyajikan maupun yang membahas hasil laporan, sehingga setiap orang mempunyai tanggung jawab masing-masing;
  2. mempertinggi kiprah serta kelas secara keseluruhan; dan
  3. memupuk perilaku saling menghargai pendapat orang lain.
Diskusi hasil penelitian bertumpu pada siswa sebagai titik sentra perhatian kelas sehingga setiap orang yang ada di dalam kelas berperan dalam aktivitas diskusi. Adapun peran-peran tersebut yaitu sebagai berikut.
  1. Kelompok penyaji terdiri atas siswa yang menyajikan laporan penelitiannya.
  2. Moderator yaitu siswa yang mengatur jalannya diskusi, mirip membuka diskusi, mempersilakan penyajian laporan penelitian, mengatur jalannya tanya jawab, dan menutup diskusi dengan kesimpulan hasil yang dicapai dari diskusi.
  3. Notulis atau yang mencatat jalannya diskusi dan menciptakan kesimpulan untuk dibacakan di simpulan diskusi.
  4. Guru mengawasi dan memperlihatkan pengarahan sesuai dengan fungsinya sebagai pembimbing dan motivator, mirip membuatkan kemampuan siswa untuk bisa bermusyawarah.
Penerapan diskusi laporan penelitian di dalam kelas yaitu untuk menggali daya kepemimpinan siswa sehingga muncul potensi-potensi secara perorangan ataupun kelompok yang dimiliki siswa. Guru sebagai pembimbing dan pengarah diskusi senantiasa meluruskan arah jalannya diskusi, baik pertanyaan yang diajukan maupun tanggapan dari pertanyaan tersebut.

Berikut ini beberapa bentuk diskusi, yaitu sebagai berikut.

a. Seminar

Diskusi kelas yang diselenggarakan dalam rangka membahas laporan penelitian bersama-sama dan mendekati seminar, yaitu pembahasan yang bersifat ilmiah. Pembahasannya berkisar pada kasus kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan siswa sendiri. Arti bersama-sama dari seminar yaitu sebuah aktivitas pembahasan yang mencari pedoman atau pemecahan-pemecahan kasus tertentu. Oleh alasannya itu, seminar selalu diakhiri dengan kesimpulan dan keputusan yang merupakan hasil kebulatan pendapat semua peserta. Seminar bertolak dari lembaran kerja yang merupakan pembahasan teoretis mengenai kasus pokok, dalam hal ini membahas lembar hasil penelitian siswa.

b. Panel

Panel merupakan bentuk diskusi yang terdiri atas beberapa orang. Perbedaan panel dengan diskusi terletak pada cara mereka berdikusi. Panel biasanya diselenggarakan dalam program diskusi di televisi sehingga pemirsa tidak turut ambil serpihan dalam diskusi. Pokok kasus yang didiskusikan dalam panel dipilih sesuai dengan tema yang diajukan oleh moderator atau terlebih dahulu diberitahukan sebelum panel dilaksanakan. Panel ditujukan pada khalayak yang mendengar atau mengikuti diskusi semoga muncul rangsangan berpikir sesuai dengan sudut pandang masing-masing.

c. Simposium

Simposium mirip panel alasannya terdiri atas beberapa pembicara. Perbedaannya terletak pada pembahasan kasus yang diajukan. Simposium sifatnya lebih formal, yaitu beberapa pembicara terlebih dahulu mempersiapkan pembicaraannya perihal suatu kasus tertentu. Pembahasan terhadap sebuah kasus ditinjau dari banyak sekali sudut pandang dan disoroti dari titik tolak yang berbeda. Simposium sanggup pula diatur dengan cara lain, contohnya sebuah aspek dari suatu kasus ditentukan untuk disoroti secara khusus, kemudian dibicarakan secara khusus.

Para penyaji atau pembicara dalam simposium berasal dari banyak sekali pihak yang mengikuti simposium, mirip hebat atau peserta. Mereka sanggup bertanya perihal isi kasus yang dijadikan tema simposium atau menyanggah materi (pokok persoalan) yang dijadikan materi simposium. Pendengar atau akseptor simposium diberi kesempatan berbicara perihal pandangannya mengenai materi simposium dan menggantikan beberapa pertanyaan atau sanggahan sesudah penyajian dan penyanggah utama selesai berbicara.

Moderator dalam simposium tidak seaktif pada panel. Moderator hanya mengkoordinasikan sanggahan dan pertanyaan yang ditujuan kepada penyaji.

Contoh Soal (UN Sekolah Menengan Atas IPS, 2002)

Laporan hasil penelitian siswa sebaiknya didiskusikan di kelas semoga membawa manfaat bagi siswa mirip hal-hal berikut, kecuali....

a. melatih siswa untuk berilmu berbicara
b. memupuk siswa untuk berani berpendapat
c. membina siswa semoga bisa berpikir kreatif
d. memupuk rasa toleransi di antara siswa
e. menentukan siswa untuk memakai pengetahuan

Jawaban: a

Laporan hasil penelitian siswa sebaiknya didiskusikan di kelas semoga membawa manfaat bagi siswa untuk:
a. memupuk siswa semoga berani berpendapat;
b. membina siswa semoga bisa berpikir kreatif;
c. memupuk rasa toleransi di antara siswa;
d. melatih siswa untuk berilmu berbicara;

Rangkuman :

Laporan penelitian sebelum diajukan sebagai hasil penelitian perlu dibentuk kerangka laporan yang berfungsi sebagai arah dari setiap isi dan serpihan laporan. Untuk menulis laporan penelitian dibutuhkan beberapa tahapan, mirip laporan sementara, penyusunan kerangka laporan, pokok-pokok pikiran dalam kerangka laporan, dan penggunaan waktu. Laporan penelitian merupakan hasil simpulan dari proses penelitian yang diwujudkan dalam bentuk karya tulis ilmiah. Untuk menyusun laporan penelitian, perlu memperhatikan pula isi laporan, rumusan kesimpulan dan saran, serta penyajian laporan.

Pembagian isi laporan terdiri atas judul, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, badan laporan, ikhtisar (abstrak), lampiran, dan kepustakaan (daftar bacaan). Menyajikan laporan melalui diskusi sanggup dilakukan dalam bentuk seminar, panel, dan simposium melalui diskusi dalam kelas. Banyak laba yang didapatkan dari diskusi, antara lain mempertinggi kiprah perorangan dalam kelompok, baik yang menyajikan maupun yang membahas hasil laporan, sehingga setiap orang mempunyai tanggung jawab masing-masing; mempertinggi kiprah serta kelas secara keseluruhan; dan memupuk perilaku saling menghargai pendapat orang lain.

Anda kini sudah mengetahui Teknik Menulis Laporan Penelitian. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Waluya, B. 2009. Sosiologi 3 : Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 146.

No comments:

Post a Comment