Tuesday, November 19, 2019

Pintar Pelajaran Teori Pembangunan Dan Pertumbuhan Ekonomi, Permasalahan, Rumus, Tingkat, Faktor, Pengaruh

Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi, Permasalahan, Rumus, Tingkat, Faktor, Pengaruh - Untuk menjaga kesinambungan pembangunan perekonomian, Bappenas telah mengambil inisiatif dengan membuat RKP (Rencana Kerja Pemerintah) yang dijabarkan kedalam RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) dan RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) sebagai pengganti REPELITA pada masa pemerintahan Orde Baru. Dalam Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 perihal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004–2009, dikatakan bahwa tujuan pembangunan ekonomi Indonesia yaitu terwujudnya perekonomian yang maju, mandiri, dan bisa secara aktual memperluas peningkatan kesejahteraan masyarakat berlandaskan pada prinsip-prinsip ekonomi yang menjunjung persaingan sehat dan keadilan, serta berperan aktif dalam perekonomian global dan regional dengan bertumpu pada kemampuan serta potensi bangsa.

Pembangunan ekonomi yang telah ditempuh pada masa kemudian telah menghasilkan banyak sekali kemajuan yang cukup berarti, namun sekaligus juga mewariskan banyak sekali permasalahan yang mendesak untuk dipecahkan. Titik berat pembangunan masa kemudian hanya pada tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi telah membuat peningkatan pendapatan per kapita, penurunan jumlah kemiskinan dan pengangguran, serta perbaikan kualitas hidup insan secara rata-rata.

Krisis ekonomi yang terparah pada 1998 kurtal 3 telah memperlihatkan pelajaran yang sangat mahal dan berharga bagi bangsa Indonesia. Krisis telah memaksa Indonesia melaksanakan perubahan yang perlu dalam rangka memperbaiki kelemahan dan kesalahan masa lalu. Bidang ekonomi, politik, sosial, dan aturan mengalami transformasi dan reformasi menuju kepada suatu sistem gres yang dibutuhkan akan lebih berkeadilan, andal, serta berkelanjutan.

Pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) yaitu pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Konsep pembangunan berkelanjutan yaitu memperbaiki problem keadilan antar generasi sehingga generasi kini tetap sanggup menikmati kekayaan bumi secara adil, tanpa harus mengorbankan kepentingan generasi mendatang.

Permasalahan pembangunan ekonomi yang dihadapi dikala ini yaitu masih rendahnya pertumbuhan ekonomi yang menimbulkan menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat dan munculnya banyak sekali problem sosial yang mendasar. Lambatnya pemulihan ekonomi dan meningkatnya jumlah pengangguran menimbulkan jumlah penduduk miskin semakin bertambah.


Fenomena pembangunan ekonomi, semenjak awal telah menjadi perhatian para ekonom. Berikut beberapa teori yang mengungkap perihal pembangunan ekonomi.

1. Teori Adam Smith

Adam Smith (1723–1790) memandang pembangunan ekonomi sebagai proses pertumbuhan ekonomi dan perkembangan ekonomi dengan memanfaatkan prosedur pasar. Suatu perekonomian akan tumbuh dan berkembang jikalau prosedur pasar berjalan baik dan sempurna.

Syarat yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yaitu investasi dan spesialisasi yang dikontrol melalui prosedur pasar. Peranan pemerintah hanya mengupayakan semoga prosedur pasar sanggup berjalan baik. Untuk itu, yang harus dilakukan pemerintah yaitu pemeliharaan keamanan, penegakan hukum, dan penyediaan barang publik, mirip pendidikan dan kesehatan.

Adam Smith mengemukakan tiga unsur utama dalam proses pertumbuhan hasil produksi, yaitu sebagai berikut.

a. Sumber daya manusia, yaitu pertambahan jumlah penduduk.
b. Pertambahan dalam persediaan barang modal (akumulasi modal) lantaran tabungan masyarakat diinvestasikan oleh para pemilik modal dengan cita-cita memperoleh keuntungan.
c. Spesialisasi dan pembagian kerja disertai ekspansi pasar dan perkembangan perdagangan dalam negeri maupun internasional.

2. Teori Malthus

Thomas Robert Malthus (1766–1834) menyoroti hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Ekonomi hanya akan tumbuh dalam jangka panjang jikalau pertambahan penduduk lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi. Menurut Malthus, pertambahan penduduk menurut deret ukur, sementara pertumbuhan pangan menurut deret hitung yang akan menimbulkan pada masa tiba cenderung mengalami kekurangan pangan.

3. Teori Karl Marx

Karl Marx (1818–1883) memandang proses kemajuan ekonomi sebagai proses evolusi sosial. Menurutnya, faktor pendorong perkembangan ekonomi yaitu kemajuan teknologi. Barang modal yang ada bukan merupakan milik langsung (pemilik modal), melainkan milik bersama. Manusia bekerja bukan sekadar untuk makan, tetapi sebagai pecahan dari lisan diri.

4. Teori Lewis

Teori Arthur Lewis menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara sanggup dilakukan dengan meningkatkan pertumbuhan sektor industri. Menurut Lewis, syarat yang dibutuhkan untuk menjadikan sektor industri sebagai mesin pertumbuhan yaitu investasi (barang modal) di sektor industri harus ditingkatkan. Pada dikala yang bersamaan, upah kerja di sektor industri harus ditetapkan lebih tinggi dari tingkat upah di sektor pertanian. Perbedaan tingkat upah tersebut akan menarik pekerja di sektor pertanian pindah ke sektor industri.


Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Angka yang dipakai untuk menaksir perubahan output yaitu nilai moneter (uang) yang tercermin dalam nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, nilai PDB yang dipakai yaitu PDB menurut harga konstan (PDB riil) sehingga angka pertumbuhan yang dihasilkan merupakan pertumbuhan riil yang terjadi lantaran adanya komplemen produksi dan bukan lantaran imbas dari perubahan harga. Jika selang waktu hanya satu periode, tingkat pertumbuhan ekonomi dihitung dengan memakai rumus sebagai berikut:
 Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Pintar Pelajaran Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi, Permasalahan, Rumus, Tingkat, Faktor, Pengaruh

Keterangan:

PEt = Pertumbuhan ekonomi periode t (triwulanan atau tahunan)
PDB riilt = Produk Domestik Bruto riil periode t (berdasarkan harga konstan)
PDB riilt–1 = PDB riil satu periode sebelumnya.

Jika interval waktunya lebih dari satu periode, penghitungan tingkat pertumbuhan ekonomi sanggup memakai persamaan sebagai berikut:
 Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Pintar Pelajaran Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi, Permasalahan, Rumus, Tingkat, Faktor, Pengaruh

Keterangan:

PDB riilt = Produk Domestik Bruto riil periode t (berdasarkan harga konstan)
PDB riil0 = PDB riil satu periode awal atau sebelumnya
r = tingkat pertumbuhan
t = jarak periode

Berikut teladan perhitungan pertumbuhan ekonomi dengan memakai data PDB Indonesia periode 2003–2005.

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 2003–2005

Tahun
Tahun PDB riil
(konstan 2000)
(triliun Rupiah)
Tingkat
Pertumbuhan
(%/tahun)
Tk. Pertumbuhan
Rata-Rata
2003–2005
(%/tahun)
2003
1.579,6
-

2004
1.656,8
4,9
5,25
2005
1.749,5
5,6


Jika ingin mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi pada 2004, sanggup diperoleh dengan cara sebagai berikut.
 Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Pintar Pelajaran Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi, Permasalahan, Rumus, Tingkat, Faktor, Pengaruh

Angka pertumbuhan rata-rata periode 2003–2005 diperoleh dengan cara sebagai berikut:

PDB riil2005 = PDB riil2003 (1 + r)2

Persamaan tersebut diubah dalam bentuk logaritma, menjadi:

log (PDB riil2005) = log(PDB riil2003) + 2log (1 + r)
2log (1+r) = log(PDB riil2005) - log(PDB riil2003)
= log(1.749,5) - log(1.579,6)
= 3,2429 - 3,1985 = 0,0444
log(1+r) = 0,0444/2 = 0,0222

Dengan mengganti logaritma angka 0,0222 diperoleh:

1 + r = 1,0525
r = 0,0525 = 5,25%

Jadi, tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata yaitu 5,25%.

Tujuan utama dari penghitungan pertumbuhan ekonomi yaitu ingin melihat apakah kondisi perekonomian makin membaik. Ukuran baik atau jelek sanggup dilihat dari struktur produksi maupun dari sisi pengeluaran. Dengan melihat struktur produksi, sanggup diketahui apakah ada sektor yang terlalu tinggi atau terlalu lambat pertumbuhannya.

1. Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi lebih luas pengertiannya daripada pertumbuhan ekonomi. Jika konsep pertumbuhan ekonomi lebih menekankan pada perubahan-perubahan kuantitatif, pembangunan ekonomi menekankan pada unsur kualitatif. Pertumbuhan ekonomi hanya merupakan salah satu unsur pembangunan ekonomi.

Pembangunan Ekonomi = Pertumbuhan Ekonomi + Perubahan Struktural

Pertumbuhan memperlihatkan perubahan secara kuantitatif. Artinya, jikalau output perekonomian dari waktu ke waktu makin bertambah, dikatakan telah terjadi pertumbuhan. Perubahan memperlihatkan perubahan ke arah kematangan. Kematangan dalam hal ini berarti terjadinya perubahan-perubahan yang kualitatif mirip sikap, kelembagaan, dan perubahan struktural. Ketiga perubahan tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi.

Perbedaan antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi terlihat pada Tabel 2. berikut.

Tabel 2. Perbedaan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan Ekonomi
1. Ditandai dengan kenaikan
GNP = Gross National
Product, tidak disertai dengan
perubahan struktur ekonomi.
1. Kenaikan GNP disertai
perubahan struktur ekonomi.

2. Tidak memperhatikan tingkat
pemerataan dan kesejahteraan
masyarakat.
2. Memperhatikan pemerataan
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

2. Faktor-Faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai berikut.

a. Barang Modal

Agar ekonomi mengalami pertumbuhan, stok barang modal harus ditambah melalui investasi. Pertumbuhan ekonomi gres dimungkinkan jikalau investasi neto lebih besar dari nol. Sebab jikalau sama dengan nol, perekonomian hanya sanggup berproduksi pada tingkat sebelumnya.

b. Tenaga Kerja

Sampai dikala ini, khususnya di negara sedang berkembang, tenaga kerja masih merupakan faktor produksi yang sangat dominan. Penambahan tenaga kerja umumnya sangat besar lengan berkuasa terhadap peningkatan output. Namun, jumlah tenaga kerja yang sanggup dilibatkan dalam proses produksi akan semakin sedikit jikalau teknologi yang dipakai semakin tinggi.

c. Teknologi

Penggunaan teknologi yang semakin tinggi sangat memacu pertumbuhan ekonomi, jikalau hanya dilihat dari peningkatan output. Melalui penggunaan teknologi yang tepat guna, insan sanggup memanfaatkan secara optimal potensi yang ada dalam diri dan lingkungannya.

d. Uang

Dalam perekonomian modern, uang memegang peranan dan fungsi sentral. Uang bagi perekonomian menyerupai darah dalam badan manusia. Makin banyak uang yang dipakai dalam proses produksi, makin besar output yang dihasilkan. Tetapi dengan jumlah uang yang sama, sanggup dihasilkan output yang lebih besar jikalau penggunaannya efisien.

e. Manajemen

Manajemen yaitu peralatan yang sangat dibutuhkan untuk mengelola perekonomian modern, terutama bagi perekonomian yang sangat mengandalkan prosedur pasar. Sistem administrasi yang baik terkadang jauh lebih mempunyai kegunaan dibanding barang modal yang banyak, uang yang berlimpah, dan teknologi tinggi. Suatu perekonomian yang tidak terlalu mengandalkan teknologi tinggi, namun dengan administrasi yang baik, bisa mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

f. Kewirausahaan (Entrepreneurship)

Para pengusaha mempunyai asumsi yang matang bahwa input yang dikombinasikannya akan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat atau menjadi barang dan jasa yang akan dibutuhkan masyarakat. Kemampuan mengkombinasikan input sanggup disebut sebagai kemampuan inovasi. Sejarah mencatat bahwa kemampuan penemuan tidak selalu dikaitkan dengan teknologi tinggi.

Contohnya, produk Coca Cola, salah satu minuman ringan terlaris di dunia, dihasilkan oleh wirausaha Amerika Serikat.

g. Informasi

Syarat semoga pasar berfungsi alat alokasi sumber daya ekonomi yang efisien yaitu adanya infomasi yang tepat dan seimbang. Semakin banyak, semakin benar, dan semakin seimbang arus informasi, para pelaku ekonomi sanggup mengambil keputusan dengan lebih cepat dan lebih baik.

3. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Perbedaan antara teori yang satu dan yang lain terletak pada perbedaan fokus pembahasan dan atau asumsi-asumsi yang digunakan.

a. Teori Jumlah Penduduk Optimal

Teori ini dikembangkan oleh kaum klasik. Menurut teori tersebut, berlakunya the law of diminishing returns menimbulkan tidak semua penduduk sanggup dilibatkan dalam proses produksi. Jika dipaksakan, akan menurunkan tingkat output perekonomian. Agar penambahan tenaga kerja sanggup meningkatkan output, yang harus dilakukan yaitu investasi barang modal dan sumber daya insan yang menunda terjadinya tanda-tanda the law of diminishing returns.

b. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik

Teori ini dikembangkan oleh Solow (1956) yang merupakan penyempurnaan dari teori-teori klasik sebelumnya. Fokus pembahasan teori pertumbuhan neo-klasik yaitu akumulasi stok barang modal dan keterkaitannya dengan keputusan masyarakat untuk menabung atau melaksanakan investasi. Asumsi-asumsi dari teori ini antara lain:

1) tingkat teknologi dianggap konstan (tidak ada kemajuan teknologi);
2) tingkat depresiasi dianggap konstan;
3) tidak ada perdagangan luar negeri atau aliran keluar masuk barang modal;
4) tidak ada sektor pemerintah;
5) tingkat pertambahan penduduk (tenaga kerja) juga dianggap konstan.

c. Teori Schumpeter

Schumpeter menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh penemuan dan pengusaha. Dalam membahas perkembangan ekonomi, Schumpeter membedakan pengertian pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi walaupun keduanya merupakan sumber peningkatan output masyarakat. Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi yaitu peningkatan output masyarakat yang disebabkan semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang dipakai dalam proses produksi tanpa perubahan teknologi produksi itu sendiri. Adapun pembangunan ekonomi yaitu kenaikan output yang disebabkan oleh penemuan yang dilakukan oleh pengusaha. Inovasi di sini berarti perbaikan teknologi dalam arti luas, contohnya penemuan produk gres dan pembukaan pasar baru. Inovasi tersebut menyangkut perbaikan kuantitatif dari sistem ekonomi itu sendiri bersumber dari kreativitas para wirausahanya.

d. Teori Harrod-Domar

Teori Harrod-Domar dikembangkan secara terpisah dalam periode yang bersamaan oleh E. S. Domar dan R. F. Harrod. Keduanya melihat pentingnya investasi terhadap pertumbuhan ekonomi, lantaran investasi akan meningkatkan stok barang modal, yang memungkinkan peningkatan output. Sumber dana domestik untuk keperluan investasi berasal dari pecahan produksi (pendapatan nasional) yang ditabung.

Asumsi yang dipakai dalam teori ini antara lain:

1) semua barang modal yang terdapat dalam perekonomian sudah sepenuhnya digunakan;
2) perekonomian hanya terdiri atas dua sektor, yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan;
3) tabungan rumah tangga sebanding dengan pendapatan nasional. Artinya fungsi tabungan dimulai dari titik nol;
4) rasio modal produksi (Capital Output Ratio = COR), yaitu perbandingan antara pertambahan modal dan pertambahan produksi yaitu tetap.

e. Teori Rostow

Teori ini melihat pembangunan ekonomi sebagai proses perubahan yang bersifat garis lurus dan bertahap. Menurut Rostow, suatu perekonomian akan berubah menjadi perekonomian maju dalam lima tahap, yaitu sebagai berikut.

1) Tahap Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)

Masyarakat tradisional masih terikat oleh keadaan adat-istiadat dan sistem masyarakatnya masih primitif serta masih dipengaruhi oleh nilai-nilai tidak rasional.

2) Tahap Pra-Lepas Landas (Precondition for Take Off )

Tahap pra-lepas landas yaitu tahap perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dengan kekuatan mandiri. Pada tahap ini, dalam masyarakat lahir kelas menengah yang menguasai perdagangan. Selain itu, muncul acara sosial di bidang transportasi dan modernisasi pertanian. Dalam keadaan mirip ini, tahap tinggal landas mulai dipersiapkan.

3) Tahap Tinggal Landas (Take Off )

Keadaan masyarakat pada tahap tinggal landas ditandai oleh meningkatnya investasi dan pendapatan riil masyarakat. Bidang-bidang industri mengalami perubahan yang mendasar, antara lain meluasnya peranan sektor industri unggul.

4) Tahap Kematangan (The Drive Maturity)

Pada tahap ini keadaan masyarakat telah mengenal penggunaan teknologi tinggi. Sektor-sektor industri mempengaruhi sektor-sektor lainnya. Manajemen profesional telah mulai berkembang dengan cepat.

5) Tahap Konsumsi Tinggi (The Age of High Mass Consumption)

Keadaan masyarakat pada tahap ini telah berkembang secara mandiri. Keadaan teknologi dalam masyarakat konsumsi tinggi sanggup dikatakan sudah matang.

Beberapa tokoh dari aliran historis juga memandang pertumbuhan ekonomi sebagai proses perubahan secara bertahap, di antaranya:

1) Werner Sombart membagi menjadi empat tingkatan, yaitu:

a) Volkapitalismus/prakapitalis/kapitalis purba;
b) Fruhkapitalismus/kapitalis madya;
c) Hochkapitalismus/kapitalis raya;
d) Spatkapitalismus/kapitalis akhir.

2) Friedrich List membagi menjadi lima tingkatan, yaitu masa:

a) berburu dan mengembara;
b) berternak dan bertani;
c) bertani dan kerajinan;
d) kerajinan industri;
e) industri dan perniagaan.

3) Karl Bucher, membagi menjadi empat tingkatan, yaitu rumah tangga:

a) tertutup;
c) bangsa;
b) kota;
d) dunia.

Anda kini sudah mengetahui Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Widjajanta, B., A. Widyaningsih, dan H. Tanuatmojo. 2009. Mengasah Kemampuan Ekonomi 2 : Untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Mandrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 146.

No comments:

Post a Comment