Tuesday, November 19, 2019

Pintar Pelajaran Klamidia (Chlamydia), Penyakit, Infeksi, Penyebab, Gejala

Klamidia (Chlamydia), Penyakit, Infeksi, Penyebab, Gejala - Chlamydia berasal dari bahasa Yunani, χλαμύδα yang berarti "jubah atau kerudung". Infeksi Chlamydia atau Klamidia yaitu infeksi menular seksual (IMS) umum pada insan yang disebabkan oleh kuman Chlamydia trachomatis. Infeksi Klamidia juga sanggup merujuk kepada infeksi yang disebabkan oleh spesies yang termasuk keluarga kuman Chlamydiaceae. C. trachomatis hanya ditemukan pada manusia.[1] Klamidia merupakan penyebab infeksi utama penyakit mata dan kelamin pada manusia. Infeksi Klamidia yaitu salah satu infeksi menular seksual yang paling umum di seluruh dunia. Diperkirakan bahwa sekitar 1 juta orang di Amerika Serikat terinfeksi klamidia.[2]

C. trachomatis secara alami ditemukan hidup hanya di dalam sel manusia. Klamidia sanggup ditularkan selama hubungan seksual melalui v*gina, anl, atau or*l sks, dan sanggup ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya ketika melahirkan. Antara setengah dan tiga perempat dari semua perempuan yang mempunyai infeksi klamidia serviks (cervicitis) tidak mempunyai tanda-tanda dan tidak tahu bahwa mereka terinfeksi. Pada pria, infeksi pada uretra (uretritis) biasanya bersifat simtomatik, mengakibatkan keluarnya cairan putih dari p*nis dengan atau tanpa rasa sakit pada ketika kencing (disuria). Kadang-kadang, kondisi ini menyebar ke susukan kelamin serpihan atas pada perempuan (menyebabkan penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease) atau epididimis pada laki-laki (menyebabkan epididimitis). Infeksi Klamidia sanggup secara efektif disembuhkan dengan antibiotik. Jika tidak diobati, infeksi klamidia sanggup mengakibatkan problem kesehatan reproduksi dan lainnya yang serius dengan konsekuensi baik jangka pendek maupun jangka panjang.
 Infeksi Chlamydia atau Klamidia yaitu infeksi menular seksual  Pintar Pelajaran Klamidia (Chlamydia), Penyakit, Infeksi, Penyebab, Gejala
Chlamydia trachomatis. (1)
Chlamydia conjunctivitis atau trakoma (trachoma) merupakan penyebab umum kebutaan di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa penyakit ini menyumbang 15% dari masalah kebutaan pada tahun 1995, tetapi berkurang menjadi hanya 3,6% pada tahun 2002.[3][4][5]

1. Tanda-Tanda dan Gejala Klamidia

1.1. Penyakit Kelamin

1.1.2. Klamidia pada Wanita

Infeksi klamidia pada leher rahim (cervicitis) yaitu infeksi menular s*ksual yang asimtomatik pada sekitar 50-70 % perempuan yang terinfeksi dengan penyakit tersebut. Infeksi sanggup ditularkan melalui v*gina, an*l, atau or*l s*ks. Dari mereka yang mengalami infeksi tanpa tanda-tanda yang tidak terdeteksi oleh dokter, sekitar setengahnya akan membuatkan pelvic inflammatory disease (PID) / penyakit radang panggul, istilah umum untuk infeksi rahim, susukan tuba, dan / atau ovarium. PID sanggup mengakibatkan jaringan parut (luka) di dalam organ reproduksi, yang nantinya sanggup mengakibatkan komplikasi serius, termasuk nyeri panggul kronis, kesulitan hamil, kehamilan ektopik, dan komplikasi kehamilan berbahaya lainnya.

Klamidia dikenal sebagai "Epidemi Diam", lantaran pada perempuan hal penyakit ini mungkin tidak menimbulkan tanda-tanda apapun pada 70-80% kasus,[6] dan bisa berbulan-bulan atau bertahun-tahun sebelum ditemukan. Gejala yang mungkin terjadi berupa perdarahan yang tidak biasa pada v*gina, rasa sakit di perut, hubungan seksual yang menyakitkan (dispareunia), demam, nyeri pada ketika buang air kecil atau ingin buang air kecil lebih sering dari biasanya (urgensi kemih).

1.1.2. Klamidia pada Pria

Pada pria, klamidia mengatakan tanda-tanda infeksi uretritis (radang uretra) pada sekitar 50% kasus.[6] Gejala yang mungkin terjadi mencakup : sensasi nyeri atau terbakar ketika buang air kecil, keluar cairan yang tidak biasa dari pen*s, testikel jerawat atau lembek, dan demam. Jika tidak diobati, kemungkinan akan menyebar ke testis dan mengakibatkan epididimitis, dalam masalah yang jarang terjadi sanggup mengakibatkan kemndulan bila tidak diobati dalam waktu 6 hingga 8 minggu. Klamidia juga merupakan penyebab potensial prostatitis pada pria, meskipun relevansi yang sempurna untuk prostatitis sulit untuk dipastikan lantaran ada kemungkinan kontaminasi dari uretritis.[7]

1.2. Penyakit Mata (Trakoma)

Chlamydia conjunctivitis atau trakoma pernah menjadi penyebab kebutaan utama di seluruh dunia, tetapi masalah yang terjadi berkurang dari 15% pada tahun 1995 menjadi 3,6% pada tahun 2002.[3][4] Infeksi sanggup menyebar dari mata ke mata melalui jari, handuk atau kain yang dipakai bersama, batuk dan bersin dan lalat yang melekat pada mata.[8] Bayi yang gres lahir juga sanggup membuatkan infeksi mata klamidia melalui persalinan. Dengan memakai taktik SAFE (singkatan untuk Surgery for in-growing or in-turned lashes, Antibiotics, Facial cleanliness, and Environmental improvements), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berupaya untuk menghilangkan epidemi trakoma global pada tahun 2020 (GET 2020 inisiatif). [9] [10]

1.3. Kondisi Reumatologis

Klamidia juga sanggup mengakibatkan artritis reaktif (sindrom Reiter), yaitu tiga serangkai dsindrom yang mencakup artritis, konjungtivitis dan uretritis (radang uretra), terutama pada laki-laki muda. Sekitar 15.000 orang membuatkan artritis reaktif lantaran infeksi klamidia setiap tahunnya di Amerika Serikat, dan sekitar 5.000 orang secara permanen terpengaruh olehnya. Hal ini sanggup terjadi baik pada laki-laki maupun wanita, meskipun lebih sering terjadi pada pria.

1.4. Infeksi Perinatal

Sebanyak separuh dari semua bayi yang lahir dari ibu dengan klamidia akan lahir dengan penyakit ini. Klamidia sanggup mempengaruhi bayi dengan mengakibatkan pengguguran spontan, kelahiran prematur, konjungtivitis yang sanggup mengakibatkan kebutaan, dan pneumonia. Konjungtivitis lantaran klamidia biasanya terjadi satu ahad sesudah kelahiran (dibandingkan dengan penyebab kimia (dalam jam) atau gonorea (2-5 hari)).

1.5. Kondisi Klamidia Lainnya

Chlamydia trachomatis juga merupakan penyebab limfogranuloma venereum (infeksi pada kelenjar getah bening dan limfatik). Hal ini biasanya terjadi disertai dengan ulserasi genital dan pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan, tetapi juga sanggup bermanifestasi sebagai proktitis (radang rektum), demam atau pembengkakan kelenjar getah bening pada kawasan lain di tubuh.[11]

2. Penularan Klamidia

Klaimidia sanggup ditularkan melalui v*gina. Klamidia juga sanggup ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya ketika melahirkan melalui v*gina.[12]

3. Patofisiologi Klamidia

Klamidia mempunyai kemampuan untuk membangun asosiasi jangka panjang dengan sel inang. Ketika sel inang yang terinfeksi kekurangan banyak sekali nutrisi ibarat asam amino (misalnya, triptofan),[13] zat besi, atau vitamin, maka hal ini sanggup mengakibatkan konsekuensi negatif bagi Klamidia lantaran organisme penyebab klamidia tergantung pada sel inang untuk nutrisi tersebut. Penelitian kohort yang dilakukan pada rentang waktu yang cukup panjang, mengatakan bahwa sekitar 50% dari mereka yang terinfeksi sanggup sembuh total dalam waktu satu tahun, 80% dalam waktu dua tahun, dan 90% dalam waktu tiga tahun.[14]

Klamidia yang “kelaparan” memasuki keadaan pertumbuhan yang tetap, di mana mereka berhenti melaksanakan pembelahan sel dan menyimpang secara morfologi (ukurannya membesar). [15] Organisme yang “tangguh” akan bertahan hidup lantaran mereka bisa kembali ke keadaan normal sesudah kondisi pertumbuhan dalam sel inang membaik.

Ada banyak perdebatan mengenai apakah klamidi yang besar lengan berkuasa tesebut mempunyai relevansi secara in vivo. Banyak yang percaya bahwa klamidia persisten yaitu penyebab penyakit klamidia kronis. Beberapa antibiotik ibarat β-laktam juga sanggup menginduksi keadaan pertumbuhan yang persisten, hal ini sanggup berkontribusi pada kronisitas penyakit klamidia.

Anda kini sudah mengetahui Klamidia. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Artikel ini merupakan terjemahan dari materi yang disediakan oleh Wikipedia (10 Maret 2014).

Sumber Gambar :


Referensi :

[1] "www.chlamydiae.com (professional) - Taxonomy diagram". Retrieved 2007-10-27.
[2] Chlamydia fact sheet from the Centers for Disease Control and Prevention
[3] Thylefors B, Négrel AD, Pararajasegaram R, Dadzie KY (1995). "Global data on blindness". Bull World Health Organ 73 (1): 115–21. PMC 2486591. PMID 7704921.
[4] Resnikoff S, Pascolini D, Etya'ale D et al. (2004). "Global data on visual impairment in the year 2002". Bull World Health Organ 82 (11): 844–851. doi:10.1590/S0042-96862004001100009. PMC 2623053. PMID 15640920.
[5] Belland R, Ojcius D, Byrne G (2004). "Chlamydia". Nat Rev Microbiol 2 (7): 530–1. doi:10.1038/nrmicro931. PMID 15248311.
[6] NHS Chlamydia page
[7] Wagenlehner FM, Naber KG, Weidner W (2006). "Chlamydial infections and prostatitis in men". BJU Int. 97 (4): 687–90. doi:10.1111/j.1464-410X.2006.06007.x. PMID 16536754.
[8] Mabey DC, Solomon AW, Foster A (2003). "Trachoma". Lancet 362 (9379): 223–9. doi:10.1016/S0140-6736(03)13914-1. PMID 12885486.
[9] World Health Organisation. Trachoma. Accessed March 17, 2008.
[10] Ngondi J, Onsarigo A, Matthews F, et al. (2006). "Effect of 3 years of SAFE (surgery, antibiotics, facial cleanliness, and environmental change) strategy for trachoma control in southern Sudan: a cross-sectional study". Lancet 368 (9535): 589–95. doi:10.1016/S0140-6736(06)69202-7. PMID 16905023.
[11] Williams D, Churchill D (2006). "Ulcerative proctitis in men who have s*x with men: an emerging outbreak". BMJ 332 (7533): 99–100. doi:10.1136/bmj.332.7533.99. PMC 1326936. PMID 16410585.
[12] http://www.cdc.gov/std/chlamydia/stdfact-chlamydia.htm
[13] Leonhardt RM, Lee SJ, Kavathas PB, Cresswell P (2007). "Severe Tryptophan Starvation Blocks Onset of Conventional Persistence and Reduces Reactivation of Chlamydia trachomatis". Infect. Immun. 75 (11): 5105–17. doi:10.1128/IAI.00668-07. PMC 2168275. PMID 17724071.
[14] Fairley et al., CK; Gurrin, L; Walker, J; Hocking, JS (2007). ""Doctor, How Long Has My Chlamydia Been There?" Answer:"... Years"". S*xually Transmitted Diseases 34 (9): 727–8. doi:10.1097/OLQ.0b013e31812dfb6e. PMID 17717486.
[15] Mpiga P, Ravaoarinoro M (2006). "Chlamydia trachomatis persistence: an update". Microbiol. Res. 161 (1): 9–19. doi:10.1016/j.micres.2005.04.004. PMID 16338585.

No comments:

Post a Comment