Monday, November 18, 2019

Pintar Pelajaran Antibiotik Kanamisin (Kanamycin), Prosedur Aksi, Dampak Samping, Resistensi, Penelitian

Antibiotik Kanamisin (Kanamycin), Mekanisme Aksi, Efek Samping, Resistensi, Penelitian - Kanamisin (juga dikenal sebagai kanamisin A) yakni antibiotik bakteriosidal aminoglikosida. Pemberian antibiotik ini tersedia secara oral, intravena, dan intramuskular. Kanamisindigunakan untuk mengobati banyak sekali macam infeksi. Kanamisin diisolasi dari kuman Streptomyces kanamyceticus [1] dan bentuk yang paling umum dipakai yakni kanamisin sulfat. (Baca juga : Pengelompokan Antibiotik)
 Pemberian antibiotik ini tersedia secara oral Pintar Pelajaran Antibiotik Kanamisin (Kanamycin), Mekanisme Aksi, Efek Samping, Resistensi, Penelitian
Kanamycin A. (Image: NEUROtiker via Wikimedia Commons)
1. Mekanisme Aksi

Kanamisin berinteraksi dengan subunit 30S dari ribosom prokariotik. Hal ini menimbulkan sejumlah besar kesalahan penerjemahan dan secara tidak eksklusif menghambat translokasi selama sintesis protein [2] [3].

2. Efek Samping

Efek samping serius termasuk tinnitus atau kehilangan pendengaran, toksisitas pada ginjal, dan reaksi alergi terhadap obat [4].

3. Penggunaan Dalam Penelitian: Resistensi Kanamycin

Kanamisin dipakai dalam biologi molekuler sebagai distributor selektif paling umum untuk mengisolasi kuman (misalnya, E. coli) dengan mengambil gen (misalnya, dari plasmid) digabungkan dengan gen penyandi resistensi kanamisin (terutama Neomycin phosphotransferase II [NPT II/Neo]). Bakteri yang telah ditransformasi dengan mempunyai plasmid yang mengandung gen resistensi kanamisin, ditumbuhkan di media yang mengandung kanamisin (50-100 ug/ml). Bakteri yang berhasil tumbuh (resisten) pada kondisi tersebut hanyalah kuman yang telah berhasil diambil gen resistensi kanamisin.

Selain gen di atas, setidaknya ada satu gen lain yang bisa memperlihatkan resistensi kuman terhadap kanamisin. Gen tersebut yakni Atwbc19 [5], dimana merupakan gen orisinil dari spesies tanaman. Namun, ukurannya relatif besar dan dikode oleh protein yang bisa bertindak untuk mengurangi kemungkinan transfer gen horizontal dari flora ke bakteri. Meskipun seandainya terjadi transfer gen tersebut dari flora ke bakteri, namun kuman tidak akan mempunyai resistensi terhadap kanamisin.

Pada bentuk bubuk, kanamisin berwarna putih dan larut dalam air (50 mg/ml).

4. Penanda KanMX

Marker seleksi kanMX yakni gen bibit unggul yang terdiri dari bacterial aminoglycoside phosphotransferase (kanr dari transposon Tn903) di bawah kendali promotor TEF yang berpengaruh dari Ashbya gossypii. [6] [7].

Sel mamalia, ragi, dan eukariota lain mendapat kemampuan resistensi terhadap genetisin (= G418, antibiotik aminoglikosida seakan-akan dengan kanamisin) saat ditransformasi memakai penanda kanMX. Pada ragi, penanda kanMX menghindari kebutuhan terhadap penanda auksotrofik. Selain itu, penanda kanMX menciptakan E. coli resisten terhadap kanamisin. Dalam shuttle vektor (vektor (biasanya plasmid) yang didesain sanggup berkembang biak dalam dua spesies inang yang berbeda), KanMX cassette dipakai dengan promotor kuman tambahan. Saat ini, beberapa versi KanMX cassette sedang digunakan, contohnya kanMX1-kanMX6. Utamanya, Casette tersebut mempunyai perbedaan pada site restriksi perhiasan dan perubahan kecil lainnya di sekitar open reading frame[6][8].

Referensi :
  1. Garrod, L.P., et al.: "Antibiotic and Chemotherapy", page 131. Churchill Livingstone, 1981
  2. Pestka, S.: "The Use of Inhibitors in Studies on Protein Synthesis", Methods in Enzymology 30, pp.261-282, 1975
  3. Misumi, M. & Tanaka, N.: "Mechanism of Inhibition of Translocation by Kanamycin and Viomycin: A Comparative Study with Fusidic Acid, Biochem.Biophys.Res.Commun. 92, pp.647-654, 1980
  4. Consumer Drug Information: Kanamycin, 2 April 2008, retrieved 2008-05-04
  5. "Horizontal Gene Transfer: Plant vs. Bacterial Genes for Antibiotic Resistance Scenario's—What's the Difference?". Isb.vt.edu. Retrieved 2013-06-24.
  6. Wach, A.; Brachat, A.; Pöhlmann, R.; Philippsen, P. (1994). "New heterologous modules for classical or PCR-based gene disruptions in Saccharomyces cerevisiae". Yeast (Chichester, England) 10 (13): 1793–1808. doi:10.1002/yea.320101310. PMID 7747518.
  7. Steiner, S.; Philippsen, P. (1994). "Sequence and promoter analysis of the highly expressed TEF gene of the filamentous fungus Ashbya gossypii". Molecular & general genetics : MGG 242 (3): 263–271. doi:10.1007/BF00280415. PMID 8107673.
  8. Wach, A. (1996). "PCR-synthesis of marker cassettes with long flanking homology regions for gene disruptions in S. Cerevisiae". Yeast 12 (3): 259–265. doi:http://dx.doi.org/10.1002%2F%28SICI%291097-0061%2819960315%2912%3A3%3C259%3A%3AAID-YEA901%3E3.0.CO%3B2-C. PMID 8904338.
  9. http://en.wikipedia.org/wiki/Kanamycin.
Semoga artikel mengenai Kanamisin menambah wawasan kita. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

No comments:

Post a Comment