Monday, February 17, 2003

Lima Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

STBM yakni pendekatan untuk merubah sikap higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Program nasional STBM dikhususkan untuk skala rumah tangga, sehingga kegiatan ini yakni kegiatan yang berbasis masyarakat.

STBM terdiri dari 5 pilar yaitu Stop buang air besar sembarangan; Cuci tangan pakai sabun; Pengelolaan air minum/makanan rumah tangga; Pengelolaan sampah rumah tangga; Pengelolaan limbah cair rumah tangga.

1. Stop BABs
Buang air besar sudah selayaknya di jamban, baik itu jamban umum maupun jamban mandiri. Buang air besar sembarangan akan menimbulkan pencemaran air, darat maupun udara dari tinja. Pencemaran tersebut diantaranya busuk tidak sedap, sanggup menjadi tempat bersarangnya vektor (pembawa penyakit) dan menimbulkan penyakit berbasis air menyerupai diare dan hepatitis A.

Jika masyarakat tidak bisa untuk menciptakan jamban berdikari maka bisa dibentuk jamban umum misalkan tingkat RT dengan dana iuran antar warga. Jamban yang baik harus disertai dengan septik tank sebagai tempat penampungan tinja, biar tinja tidak mencemari lingkungan.

Seseorang bisa Stop BABS tanpa mempunyai jamban, tetapi yang menjadi fokus yakni perubahan perilaku, bukan pembangunan sarana fisik. Prinsip-prinsip BABs antara lain yakni sebagai berikut
  1. Tanpa subsidi kepada masyarakat.
  2. Masyarakat sebagai pemimpin.
  3. Tidak menggurui dan tidak memaksa.
  4. Totalitas; seluruh komponen masyarakat terlibat dalam: Identifikasi masalah; Analisa masalah; Pemilihan teknologi sanitasi; Perencanaan; Pelaksanaan; dPemanfaatan dan pemeliharaan.

Kata kunci jamban sehat yakni AMAN.
  1. Aman ketika tinja tidak mencemari sumber air;
  2. Aman ketika tinja tidak terjamah lalat (tertutup);
  3. Aman ketika orang yang menggunakan jamban itu tidak kejeblok/jatuh/terpeleset (konstruksi kuat);
  4. Aman ketika orang yang menggunakan tidak merasa khawatir diintip orang lain
STBM yakni pendekatan untuk merubah sikap higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan ma Lima Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Ada beberapa opsi jamban yang sanggup digunakan, antara lain sebagai berikut :
Opsi JambanKelebihanKekurangan
Cemplung dan Plengsengan
  1. Pembuatan mudah;
  2. Murah, terutama kalau lubang hanya berupa galian, tanpa batu-bata, semen dan pasir.
  1. Mencemari tanah dan air tanah, terutama di wilayah pemukiman padat;
  2. Dapat mencemari air minum yang bersumber dari air tanah;
  3. Sarang dan tempat kemudian lintas hewan (tikus, kecoa, lalat), terutama kalau tidak menggunakan jamban leher angsa;
  4. Bau, terutama kalau tidak menggunakan jamban leher angsa.
Jamban leher belibis dengan septik buis beton
  1. Sehat;
  2. Limbah telah diolah, tidak mencemari tanah dan air tanah;
  3. Lebih murah dibandingkan dengan tangki septik lainnya.
  1. Lebih mahal dibandingkan cemplung;
  2. Memerlukan lebih banyak air untuk menyiram jamban, dibandingkan cemplung;
  3. Pembuatan memerlukan keahlian;
  4. Harus dikuras kurang lebih setiap 2 tahun
Jamban leher belibis dengan septik watu bata dua ruang
  1. Sehat;
  2. Limbah telah diolah, tidak mencemari tanah dan air tanah;
  3. Volume lebih besar dibandingan tangki septik buis beton:
  4. Bisa digunakan untuk keluarga besar;
  5. Pengurasan tangki septik lebih lama, biasanya sekitar 5 tahun.
  1. Lebih mahal dibandingkan tangki septik buis beton
  2. Pembuatan memerlukan keahlian
  3. Memerlukan lebih banyak air untuk menyiram jamban, dibandingkan cemplung.
Jamban Dian Desa
  1. Pembelian sanggup dilakukan dengan mencicil;
  2. Pengadaan jamban gampang dan cepat:
  3. Tidak perlu mengurusi pembelian material bangunan dan penyewaan tukang;
  4. Perakitan hanya memerlukan beberapa jam;
  5. Sehat;
  6. Limbah telah diolah, tidak mencemari tanah dan air tanah.
  1. Lebih mahal dibandingkan cemplung;
  2. Memerlukan lebih banyak air untuk menyiram kloset, dibandingkan cemplung;
  3. Pembuatan memerlukan keahlian;
  4. Harus dikuras kurang lebih setiap 2 tahun

2. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Cuci tangan sanggup untuk menyingkirkan kuman yang tidak terlihat oleh mata, seseorang harus mecuci tangan mereka selama 15 detik. Cuci tangan harus disertai dengan sabun, hal ini dikarenakan sabun berfungsi sebagai antiseptik yang sanggup membunuh kuman yang melekat di tangan.

Cuci tangan pakai sabun sangat dianjurkan pada 5 waktu berikut yaitu sebelum makan, sehabis buang air besar dan buang air kecil, sebelum menyiapkan makan, sebelum mengurusi bayi dan sehabis menceboki anak. Cuci tangan sanggup mencegah beberapa penyakit menyerupai Diare, Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA). Flu burung. Cacingan. Mata. Hepatitis-A. dan Polio.

Apa saja laba sikap Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)?
  1. Diare dan ISPA dilaporkan telah membunuh 4 juta anak setiap tahun di Negara-Negara berkembang.
  2. Anak-anak yang tumbuh di kawasan miskin berisiko meninggal 10 kali lebih besar dari pada mereka yang tinggal di kawasan kaya.
  3. Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit, dan praktik CTPS sanggup mencegah 1 juta janjkematian tersebut di atas.
  4. Praktik CTPS sehabis ke jamban atau menceboki anak, dan sebelum menjamah masakan sanggup menurunkan hampir separuh masalah diare, dan sekitar seperempat masalah ISPA. Paraktik CTPS juga sanggup mencegah abuh kulit, mata, dan orang dengan HIV/AIDS.

Mengapa tidak cukup hanya dengan mencuci tangan saja?
  1. Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup. Penggunaan sabun selain membantu singkatnya waktu basuh tangan, dengan menggosok jemari dengan sabun menghilangkan kuman yang tidak tampak minyak/ lemak/ kotoran di permukaan kulit, serta meninggalkan busuk wangi.
  2. Perpaduan kebersihan, busuk wangi dan perasaan segar merupakan hal aktual yang di peroleh sehabis menggunakan sabun.

Bagaimana cara CTPS yang benar?
  1. Praktik CTPS yang benar memerlukan sabun dan sedikit air mengalir.
  2. Air mengalir dari kran bukan keharusan yang penting air mengalir dari sebuah wadah bisa berupa botol, kaleng, baskom tinggi, gentong, jerigen atau gayung.
  3. Tangan yang berair disabuni, digosok-gosok pecahan telapak maupun punggungnya, terutama di bawah kuku minimal 20 detik. Bilas dengan air mengalir dan keringkan dengan air higienis atau kain, kibas-kibaskan di udara.
  4. Cara termudah untuk waktu 20 detik yakni mencari lagu favorit anak yang sanggup dinyanyikan dalam 20 detik. Misalnya lagu (Happy Birthday) dinyanyikan 2 kali.

Beberapa pilihan sarana CTPS antara lain sebagi berikut
STBM yakni pendekatan untuk merubah sikap higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan ma Lima Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
3. Pengelolaan air minum dan masakan rumah tangga
Air minum dan masakan merupakan sumber berlangsungnya kehidupan manusia, sehingga harus diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi biar insan sehat dan terhindar dari aneka macam macam penyakit.

Cara sederhana pengolahan air minum yakni dengan mendidihkan air. Cara mengolah air yang lain bisa dengan solar dissel (dijemur dibawah sinar matahari selama minimal 1 jam) dan penyaringan. Selain pengelolaan air minum, pengelolaan masakan tidak kalah penting. Makanan harus dijamin kebersihan dan kemanannya mulai dari pembelian materi makanan, pengolahan, pemasakan hingga masakan dihidangkan.
STBM yakni pendekatan untuk merubah sikap higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan ma Lima Pilar Sanitasi Total Berbasis MasyarakatMerebus
Merebus yakni proses mematikan mikroorganisme penyebab penyakit dengan pemanasan. Air sanggup diminum sehabis dibiarkan mendidih selama 3-5 menit. Kelebihan merebus yakni ffektif membunuh semua mikroorganisme penyebab penyakit serta sederhana dan telah banyak dikenal.

Cara ini mempunyai kelemahan menyerupai : Memerlukan materi bakar, yang kadang kala sulit didapatkan; Pencemaran udara di rumah, kalau menggunakan kayu bakar dan tungku yang tidak tepat; Mahal dibandingkan dengan opsi lain; Air bisa terkotori lagi, kalau penyimpanan air yang sudah direbus tidak benar.

Diinfeksi Dengan Sinar Matahari (SODIS)
SODIS yakni pengolahan air minum dengan penjemuran. Sinar ultraviolet matahari dan panas melumpuhkan mikroorganisme. Mengolah air dengan cara SODIS antara lain sebagai berikut :
  1. Siapkan botol plastik PET transparan ukuran 1,5 liter atau yang lebih kecil, basuh higienis dengan sabun dan gunakan kain yang halus.
  2. Isi botol dengan air baku (mentah), hingga benarbenar penuh, dan tutup rapat. Pastikan air betul-betul jernih.
  3. Jemur di tempat terbuka, pastikan tempat tersebut tidak akan terkena bayang-bayang pohon ataupun lainnya.
  4. Lama penjemuran: Bila hari cerah jemur dari pagi hingga sore atau minimal 6 jam; Apabila hari cerah kadang berawan atau hujan, jemur 2 hari atau lebih (botol tidak perlu diambil bila hari hujan).
  5. Sinergi dari radiasi UV-A dan panas air akan membunuh mikroorganisme dalam air – air kondusif untuk diminum.

Filter Keramik
Penyaringan dengan keramik khusus yang dilapisi perak nitrat untuk pengolahan air minum – menyaring basil dan melumpuhkan basil secara kimiawi (dengan lapisan perak nitrat); Kapasitas produksi 2 liter per jam.

Kelbihan : Praktis digunakan dan sangat praktis; Harga air minum yang diolah murah, dibandingkan dengan pengolahan dengan cara lain. Sedangkan kelemahannya yakni teknologi mahal (pembelian
awal), dibandingkan teknologi pengolahan air minum lainnya

Saringan keramik ini mempunyai pori-pori dengan ukuran antara 0.6 – 3 mikron. Air yang ditampung saringan ini mengalir lewat pori-pori dengan proteksi gravitasi sehingga partikel padat dalam air dan juga basil dan kuman yang ukurannya besar sanggup tertahan dalam pori-pori saringan ini.

Keramik ini juga dilapisi perak nitrat. Lapisan ini membunuh mikro-organisme yang tertahan
dalam pori-pori keramik. Lapisan ini tidak larut dalam air, sehingga tidak terbawa beserta air yang diolah. (sudah teruji di laboratorium).

Cara menggunakan Keramik Filter
  1. Jika air yang akan digunakan sangat keruh, saring terlebih dahulu dengan kain halus untuk melaksanakan pra penyaringan. Tindakan ini akan menciptakan saringan keramik ini bertahan hingga habis masa pakainya (1,5 tahun);
  2. Tuangkan air ke dalam saringan sesuai dengan kapasitasnya (kira-kira 7.5 L);
  3. Biarkan air menetes melalui pori-pori saringan keramik. Kecepatan air menetes ini antara 1,5 – 2,5 liter per jam;
  4. Untuk saringan keramik yang baru, lakukan proses pengisian saringan hingga penuh dan buang air hasil saringan ini selama 3 (tiga) kali berturut-turut untuk menghilangkan rasa tanah liat;
  5. Setelah itu air sudah sanggup pribadi diminum tanpa perlu dimasak terlebih dahulu.

Klorinasi
Khlorinasi yakni proses pembubuhan zat khlor dalam air untuk membunuh basil dan virus. Khlor yakni materi kimia yang sanggup menembus sel-sel tubuh mikroorganisme dan mematikannya

Klorinasi mempunyai beberapa kelebihan diantaranya yakni : Efektif menghilangkan semua
basil dan sebagian besar virus; Air masih terlindungi ketika disimpan di wadah penyimpanan; Praktis digunakan dan proses pengolahan lebih cepat dibandingkan dengan proses lain.

Namun klorinasi kurang efektif menghilangkan protozoa.

Wadah Penyimpanan Air Minum
  1. Wadah yang kondusif yakni yang bertutup, berleher sempit, bermulut sempit dan lebih baik kalau dilengkapi dengan keran;
  2. Air minum sebaiknya disimpan di wadah pengolahannya (air yang sudah diolah tidak perlu dipindahkan lagi untuk disimpan, menyerupai pada filter keramik dan SODIS);
  3. Air yang sudah diolah disimpan dalam wadah yang higienis dan selalu tertutup;
  4. Jangan minum air pribadi dari wadah/ keran, gunakan gelas yang higienis dan kering;
  5. Letakkan wadah penyimpanan air minum di tempat yang higienis dan sulit terjangkau oleh binatang;
  6. Wadah air minum sebaiknya dicuci setiap 3 hari atau ketika air habis. Gunakan air yang sudah diolah untuk bilasan terakhir.

4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Sampah yakni sisa kegiatan insan yang sudah tidak berguna. Tujuan pengelolaan sampah yakni biar sampah yang dihasilkan tidak menambah duduk kasus atau bahkan memberi hasil guna pada masyarakat. Sampah terdiri dari 2 jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik bisa diolah kembali menjadi kompos sedangkan sampah anorganik bisa didaur ulang atau diolah menjadi kerajinan.

Prinsip utama pengelolaan sampah rumah tangga yakni meminimalkan resiko kesehatan dan sampah tidak sanggup dijangkau oleh hewan menyerupai lalat, babi, anjing, dll. Sampah yang dibiarkan menjadi tempat mencari makan, dan berkembang biak hewan penyebab penyakit:
  1. Lalat berkembang biak di tempat sampah dan pembawa utama kuman basil penyebab diare alasannya yakni gampang hinggap di masakan atau peralatan makan;
  2. Tikus sanggup menimbulkan penyakit disentri dan diare;
  3. Kecoa, lipas, kutu, dan lain-lain;
  4. Nyamuk berkembang biak dalam genangan air di sekitar sampah yang tercecer, dan sanggup menimbulkan malaria bahkan demam berdarah;
  5. Binatang yang besar akan bahagia membuang kotoran di tempat sampah, menyumbang pada jalur transmisi kuman penyebab penyakit;

Sampah yang dibuang sembarangan menghambat jalan masuk air senjadi genangan tempat berkembang biak bagi nyamuk penyebab malaria. Selain itu juga menimbulkan banjir. Air kotor yang mengandung kuman, kotoran dan bibit penyakit akan masuk ke dalam rumah ketika terjadi banjir;

Tumpukan sampah sering menjadi tempat bermain anak sehingga anak gampang terkena penyakit yang dibawa oleh sampah. Anak juga sanggup terkena tetanus yang sanggup mematikan hanya alasannya yakni tergores oleh logam bekas di tempat sampah.

Beberapa opsi pengolahan sampah antara lain : dibentuk kompos, menggunakan layanan jasa pengangkutan sampah, dikubur dalam lubang, dibakar, dan dijual.

5. Pengelolaan limbah cair rumah tangga
Pengolahan limbah cair diharapkan biar limbah rumah tangga tidak mencemari tubuh air di lingkungan. Setiap rumah setidaknya mempunyai jalan masuk tersendiri yang disalurkan ke dalam tanah dan mempunyai penutup. Salah satu teladan tempat pembuangan limbah rumah tangga yakni dengan septik tank.

Beberpa prinsip pengolahan limbah cair rumah tangga antara lain sebagai berikut :
  1. Tidak mencemari sumber air minum (air permukaan maupun air tanah);
  2. Tidak menjadi media berkembang biaknya hewan pembawa penyakit;
  3. Tidak mengotori permukaan tanah, menimbulkan bau;
  4. Konstruksi sederhana dengan materi yang murah dan gampang didapat;
  5. Pelestarian sumber saya air (misalnya, pemanfaatan kembali air limbah rumah tangga).

Beberapa sarana pengolahan limbah cair rumah tangga antara lain sebagai berikut
  1. Sumur resapan: Sumur resapan sanggup berupa lubang galian yang bisa diberi dinding dari batu/batu-bata/buis beton yang tidak diplester, untuk menguatkan struktur. Sumur diisi dengan pengisi sumur berupa watu kali, pasir atau ijuk. Sumur resapan juga mengembalikan air ke dalam tanah, sehabis air limbah disaring pori-pori tanah.
  2. Parit/pasangan pipa PVC. Parit yakni galian dangkal, bisa diplester dengan semen supaya lebih awet. Parit ini digunakan untuk mengalirkan air limbah dari sumber ke sumur resapan. Diantara parit dan sumur resapan dibentuk kolam kontrol untuk menghindari penyumbatan pada pemikiran air limbah dari sumber ke sumur resapan akhir benda padat yang terkandung dalam air limbah.

No comments:

Post a Comment